Threads vs Twitter, Ini Perbedaannya
Threads tawarkan fitur Twitter dengan beberapa kelebihan. (Foto: Apple)
APLIKASI saingan Twitter yang hari ini baru rilis Threads telah mencapai 10 juta pengguna dalam kurun waktu 7 jam setelah dirilis. Aplikasi buatan Mark Zuckerberg oleh Meta itu digadang-gadang akan menjegal dominasi Twitter sebagai media sosial berbasis teks.
Ide pembuatan Meta ini menurut TechCrunch sejatinya muncul setelah banyaknya protes terhadap kebijakan kontroversial Twitter, terutama setelah diakuisisi oleh taipan AS Elon Musk. Secara kasat mata, Threads punya konsep layanan jejaring sosial yang sangat mirip dengan Twitter.
Namun, ada beberapa perbedaan yang dapat membuat Threads memiliki identitasnya sendiri.
Meta telah mengonfirmasi bahwa Threads akan memberi pengguna batas unggahan teks hingga 500 karakter. Saat ini, Twitter membatasi pengguna yang belum diverifikasi untuk mencicit maksimal 280 karakter. Selain itu, akun Instagram yang terverifikasi dapat menyimpan centang biru mereka di Threads.
Baca juga:
Threads Dirilis Hari Ini, Begini Cara Unduhnya
Berbeda dari Threads, Twitter 'menjual' fitur centang biru kepada pengguna mereka dengan harga langganan sebesar USD 8 (Rp 120 ribu) per bulan. Pembayaran itu sekaligus akan membantu pengguna meningkatkan batas karakter dalam cicitan mereka hingga 25.000. Sejauh ini, Threads belum menyediakan opsi itu.
Threads begitu terintegrasi dengan Instagram. Bahkan, pengguna yang ingin memiliki akun Threads harus memiliki akun Instagram. Saat membuka akun Threads, pengguna akan diberi opsi untuk mengimpor informasi bio dan pengikut mereka dari Instagram.
Strategi itu secara bisnis baik untuk Meta, karena dengan demikian mereka akan memilki basis pengguna yang besar dengan cepat, dan pengguna juga dimudahkan karena tidak harus mengikuti teman dan keluarga mereka satu per satu.
Bagi pengguna Twitter yang belum diverifikasi (centang biru, emas, dsb.), hanya dapat mengunggah video berdurasi maksimal 2 menit 20 detik. Sementara di Threads, pengguna yang belum diverifikasi bisa mengunggah video dengan durasi maksimal hingga lima menit.
Baca juga:
Threads Saingan Twitter Buatan Meta Muncul Sekejap di Google Play
Threads baru seumur jagung, masih banyak yang bisa dikembangkan. Sejatinya, Twitter masih lebih unggul soal fitur, dan itu tidak mengherankan karena aplikasi mereka sudah dikembangkan selama bertahun-tahun agar disukai dan menjadi rumah bagi pikiran, keresahan, dan curhatan pengguna mereka.
Salah satu fitur andalan Twitter yang sangat disayangkan bila Threads tidak memilikinya adalah fitur 'Trending'. Threads belum memiliki itu. Beranda Twitter memungkinkan pengguna melihat topik dan tren apa yang sedang hangat. Saat ini, satu-satunya cara menjelajahi Threads hanya dengan menggulir laman beranda saja.
Namun, Meta sebagai induk Threads memiliki salah satu protokol jejaring sosial terbaik di muka bumi ini. Setidaknya dibandingkan Twitter. Artinya, Threads bisa jadi opsi yang lebih aman bagi pengguna belia. Bonus bagi pengguna Threads, Meta yang baik hati meluncurkan aplikasi itu tanpa iklan.
Hal itu dilakukan untuk membuat sebanyak mungkin orang tertarik dan mau mendaftar menjadi pengguna Threads. (waf)
Baca juga:
Aplikasi Threads Buatan Meta untuk Saingi Twitter Rilis Pekan Ini
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Kasih Duit Rp 7 Juta Buat Netizen yang Unggah Citra Baik di Media Sosial
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi
RIP Foto! Instagram Ganti Total Tampilan, Reels dan DM Jadi 'Anak Emas'
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos