Teror Bom Ancam 3 Sekolah Internasional di Jakarta Utara dan Tangsel, Minta Tebusan Uang hingga Kripto
Gedung Mentari Intercultural School. Foto: Dok. Istimewa
MerahPutih.com - Warga Jakarta dan sekitarnya tengah digegerkan dengan adanya ancaman teror bom di sejumlah sekolah Internasional.
Dalam rentang waktu berdekatan, tiga sekolah internasional di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta Utara diteror bom.
Uniknya, pelaku meminta tebusan uang hingga aset kripto.
Aksi ini pertama kali menimpa dua sekolah internasional di Tangsel pada Selasa (7/10), yang menerima pesan berisikan teror bom.
Baca juga:
Marak Teror Bom, Kapolres Imbau Orangtua Siswa 6 Sekolah Internasional di Jakut Jangan Panik
Kedua sekolah itu adalah Mentari Intercultural School di Pondok Aren dan Nanyang School di Pagedangan.
Sehari kemudian pada Rabu (8/10), giliran sekolah internasional di Kelapa Gading, Jakarta Utara, North Jakarta Intercultural School, yang mendapatkan pesan serupa.
Polisi bersama tim penjinak bom (jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya menyisir tiga sekolah yang mendapatkan pesan teror bom.
Hasilnya, tidak ditemukan bahan peledak di tiga sekolah tersebut.
Baca juga:
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Masih Diburu, Siswa Tetap Belajar Saat Kejadian
Sementara untuk dua sekolah di Tangsel, Pelaku mengirimkan ancaman dan permintaan tebusan 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp 499 juta lewat pesan WhatsApp dan e-mail ke pihak sekolah.
Permintaan tebusan uang itu diketahui berdasarkan pesan yang dikirimkan kepada masing-masing pengelola sekolah internasional.
"Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak setuju untuk membayar kami senilai USD 30.000 ke alamat bitcoin kami," tulisnya dalam pesan singkat ancaman itu.
Peneror bom tersebut menggunakan kode nomor telepon +234 asal Nigeria. Peneror juga menyampaikan ancaman bakal meledakkan bom jika tuntutannya tidak terpenuhi.
Baca juga:
Peneror Bom Sekolah Internasional NJIS Kelapa Gading Minta Tebusan Bitcoin US$ 30 Ribu
"Bila kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Telepon polisi kami akan meledakkan perangkat di tempat itu," tulisnya lagi.
Sama halnya dengan teror di Tangerang Selatan (Tangsel), pelaku meminta NJIS uang tebusan 30 ribu dolar AS yang dikirim melalui kripto.
"Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar USD 30 ribu," kata Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko.
Seto mengatakan, pengirim pesan teror tersebut menggunakan kode ponsel negara Nigeria. Kepolisian sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Cryto untuk melakukan penelusuran dan penyelidikan.
"Mereka minta transfer lewat kripto ke salah satu wallet address. Dari pihak kepolisian berkoordinasi dengan pihak kripto. Sedang dilakukan," ujarnya.
Polisi memastikan situasi di wilayah itu dalam keadaan aman dan terkendali, setelah adanya laporan ancaman bom yang sempat menghebohkan masyarakat.
Selain itu, Direktorat Reserse Kriminal Umum serta Direktorat Siber Polda Metro Jay, akan mendalami asal usul ancaman tersebut.
Demi menjaga situasi tetap kondusif, polisi telah menempatkan personel baik terbuka maupun tertutup di sekitar lokasi.
Polisi juga memastikan aparat kepolisian siaga penuh selama 24 jam untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pemerintah India Nyatakan Ledakan di Delhi Aksi Teror, Tegaskan Pengadilan Secepatnya
Ledakan di Delhi, PM Narendra Modi Tegaskan tak Ada Ampun bagi Pelaku
Polisi Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Bawa 7 Bom Aktif, Ditaruh di Masjid hingga Taman Baca
SMAN 72 Kelapa Gading kembali Belajar Tatap Muka setelah Ledakan
Ledakan SMAN 72, Pelaku Diduga Bawa 7 Bom, masih ada 3 yang Aktif
Pascaledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, Belajar-Mengajar Dilakukan Daring
Tragedi Ledakan di SMAN 72 Mengarah ke Aksi Terorisme, SETARA Institute Soroti Minimnya Program Pencegahan di Era Prabowo Imbas Efisiensi Anggaran
Siswa Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72 Jakarta Dicurigai Terpapar Konten Negatif di Media Sosial
Ledakan di SMAN 72, Mayoritas Korban Alami Gangguan Pendengaran
Polisi Selidiki Dugaan Siswa Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta Utara Terpapar Paham Radikal