Membungkus Makanan Panas dengan Plastik, Berbahaya
Bahan kimia yang digunakan dalam plastik dapat menyebabkan sel-sel induk menjadi sel lemak. (Foto: Reader's Digest)
KAMU pasti sering melihat makanan yang dibungkus dengan plastik dan styrofoam. Sebut saja seperti sayur-sayuran, ayam, bakso, telur gulung, atau bahkan nasi. Penggunaan bungkus atau kemasan plastik di masyarakat ternyata semakin meningkat, termasuk sebagai pembungkus makanan. Padahal, ada beberapa jenis makanan yang tidak boleh dibungkus dengan plastik.
Mengutip laman Hellosehat, produk plastik memiliki bahan kimia yang berbahaya. Pasalnya, semua jenis plastik dibuat dari minyak bumi dengan campuran berbagai bahan kimia yang bersifat racun. Misalnya saja seperti Bisphenol A (BPA) yang menyebabkan gangguan tubuh seperti infertilitas atau penurunan kesuburan, serta Polystirena (PS) yang bersifat karsinogenik dan memicu timbulnya kanker.
Baca juga:
Pharrell Williams Produksi Alat Makan Unik dari Plastik Daur Ulang
Jika dikonsumsi, kandungan bahan kimia tersebut akan masuk pada jaringan tubuh. Faktor yang menyebabkan mudahnya perpindahan zat kimia tersebut karena lemahnya ikatan struktur plastik, yaitu hasil sisa monomer plastik.
Perpindahan bahan kimiawi ke dalam makanan juga dipengaruhi oleh lamanya kontak makanan dengan plastik. Jadi, ketika makanan dengan suhu tinggi dibiarkan terlalu lama di dalam plastik, maka kontak sisa monomer plastiknya juga semakin banyak.
Lalu, apa dampak yang muncul dari konsumsi makanan panas dalam plastik?
Semua plastik mengandung bahan kimia beracun yang berdampak bagi kekebalan tubuh dan kesuburan. Jika kamu terbiasa dengan itu, kemungkinan dapat menyebabkan perubahan jaringan yang rentan terkena penyakit kanker, kemandulan, kerusakan genetik, bahkan keguguran.
Baca juga:
Wow, Perempuan ini Punya Koleksi Makanan Plastik Terbanyak di Dunia
Berdasarkan penelitian dari Environmental Health Perspectives, dijelaskan bahwa bahan kimia yang digunakan dalam plastik dapat menyebabkan sel-sel induk menjadi sel lemak. Dengan begitu, metabolismemu terprogram ulang sehingga memungkinkan kamu untuk menyimpan lebih banyak kalori yang menyebabkan risiko obesitas.
Ada beberapa alternatif yang bisa kamu lakukan, seperti menghindari membungkus makanan panas dengan plastik. Sebagai gantinya, gunakan wadah yang berbahan kaca, keramik, atau stainless steel.
Selain itu, jangan menggunakan plastik ketika memanaskan makanan dengan menggunakan oven microwave, terutama plastik yang dibuat dari PVC atau PS. Gunakan jenis kemasan food grade yang khusus digunakan untuk oven microwave. (and)
Baca juga:
Kampanye Piring Bersih di Tiongkok Jadi Upaya Atasi Isu Limbah Makanan
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan