Ternyata Konsumsi Susu Cokelat Belum Tentu Baik untuk Kesehatan


Susu cokelat lebih digemari oleh anak-anak daripada susu putih. Foto: Unsplash/Mae Mu
MerahPutih.com - Banyak orang menganggap susu cokelat sebagai kenangan manis dari masa kecil. Secara historis, susu cokelat diakui sebagai yang paling lezat dan bergizi. Namun, ada kontroversi terkait memberikan susu cokelat kepada anak-anak karena kandungan gula dan kalorinya yang tinggi.
Tidak hanya itu, kandungan susu cokelat juga menjadi perdebatan apakah benar-benar baik untuk kesehatan kita. Sementara susu tanpa rasa memiliki berbagai manfaat kesehatan karena kaya akan nutrisi seperti kalsium.
Melansir Usa Today, Dr. Travis Nemkov, asisten profesor penelitian dalam biokimia dan genetika molekuler di University of Colorado Anschutz Medical Campus, menjelaskan bahwa kalsium mendukung beberapa fungsi tubuh yang sangat penting, antara lain:
- Pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi
- Fungsi otot
- Sinyal saraf
- Fungsi pembuluh darah
- Pembekuan darah
- Produksi hormon
- Fungsi enzim
Susu merupakan sumber vitamin D yang sangat baik, membantu tubuh menyerap kalsium, serta mendukung sistem kekebalan dan saraf.

Namun, kontroversi muncul ketika membahas manfaat nutrisi dari susu cokelat atau susu beraroma lainnya. Meskipun minum susu cokelat tidak mengurangi nutrisi dalam susu, susu cokelat mengandung jumlah gula dan kalori tambahan yang cukup signifikan.
Beberapa orang mungkin bisa mengatasi kelebihan gula dan kalori tersebut jika mereka aktif atau memiliki diet sehat dan seimbang. Namun, bagi yang lain, terutama yang berjuang dengan obesitas atau diabetes, hal ini mungkin menjadi masalah.
Beberapa kota di Amerika Serikat bahkan telah melarang penjualan susu cokelat atau beraroma di sekolah. Meskipun terjadi penurunan konsumsi susu secara keseluruhan, hasil studi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa ini tidak signifikan mengurangi asupan nutrisi penting.
Menurut ahli diet Amanda McCarthy dari Children's Hospital Colorado, protein dalam susu cokelat membantu membangun otot, dan kandungan kalsiumnya dapat memperkuat tulang.
Baca Juga: Berbagai Olahan Susu Tradisional Indonesia, Tak Kalah dari Eropa
Bagi atlet, kandungan gula tidak terlalu menjadi perhatian karena mereka membakar jumlah karbohidrat yang signifikan, dan mereka mungkin membutuhkan lebih banyak energi jika berpartisipasi dalam kegiatan fisik intens.
Dalam satu porsi susu cokelat 250 ml dengan kadar lemak 1%, terdapat 180 kalori, 33 gram karbohidrat (gula), 9 gram protein, serta nutrisi penting seperti kalsium dan Vitamin A.
Di sisi lain, satu porsi kaleng atau botol soda non-diet 350 ml mengandung 155 kalori dan 38 gram gula tanpa protein, vitamin, atau mineral.
Meskipun soda mungkin memiliki lebih sedikit kalori, tidak ada manfaat gizi dan mengandung lebih banyak gula. Jadi, untuk menjaga keseimbangan, penting untuk menyesuaikan konsumsi susu cokelat dengan makanan lain dan tingkat aktivitas yang dilakukan.
Baca Juga: Susu Grass-Fed, Pilihan untuk Gizi Harian Orang Dewasa
Bagikan
Pradia Eggi
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
