Temperamen Sering Jadi Cara Terbaik Hadapi Stres, Ketahui Jenis-Jenisnya
Temperamen merupakan sifat alami manusia. (Foto: unsplash/julien)
MerahPutih.com - Temperamen adalah pola perilaku dasar yang terbentuk sejak lahir dan mempengaruhi cara seseorang merespons lingkungan dan berinteraksi dengan orang lain.
Setiap orang memiliki temperamen yang berbeda-beda, yang dapat memengaruhi cara mereka menghadapi stres, hubungan interpersonal, serta pengambilan keputusan.
Dikutip dari Alodokter, dalam ilmu psikologi temperamen sering kali dikategorikan ke dalam beberapa jenis dasar. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis temperamen yang paling umum dikenal:
Baca juga:
Sanguinis
Temperamen sanguinis dikenal dengan sifatnya yang ceria, optimis, dan mudah bergaul. Orang dengan temperamen sanguinis cenderung menyukai perhatian dan bersosialisasi.
Mereka sangat ekspresif, spontan, dan penuh energi. Sifat-sifat ini membuat mereka sering menjadi pusat perhatian dalam pertemuan sosial dan memiliki kemampuan untuk meredakan ketegangan di sekitarnya
Koleris
Individu dengan temperamen koleris cenderung menjadi pemimpin alami. Mereka memiliki tujuan yang jelas, ambisius, dan berorientasi pada hasil. Koleris dikenal dengan kepribadian yang kuat, penuh semangat, dan sangat percaya diri. Mereka juga cenderung cepat mengambil keputusan dan tidak takut menghadapi tantangan.
Baca juga:
Melankolis
Temperamen melankolis sering dihubungkan dengan kepribadian yang lebih introspektif, analitis, dan perfeksionis. Mereka sangat detail-oriented dan cenderung sangat memikirkan segala sesuatu dengan hati-hati.
Melankolis sering kali lebih suka berada dalam lingkungan yang tenang dan terorganisir, dan mereka menghargai kedalaman dalam hubungan sosial.
Plegmatis
Orang dengan temperamen plegmatis dikenal dengan sifat mereka yang tenang, sabar, dan mudah beradaptasi. Mereka lebih suka menjaga keharmonisan dalam hubungan dan menghindari konflik.
Plegmatis cenderung pendiam dan tidak suka menjadi pusat perhatian, tetapi mereka sangat dapat diandalkan dan memiliki empati tinggi terhadap orang lain. (Far)
Bagikan
Berita Terkait
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja