Kesehatan

Telisik Penyakit Genital Warts Pada Perempuan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 15 Juni 2022
Telisik Penyakit Genital Warts Pada Perempuan

penyakit kutil kelamin cukup membahayakan. (Foto: Freepik/Diana.grytsku)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JARANG diketahui oleh masyarakat luas ternyata penyakit kutil kelamin cukup membahayakan. Kutil kelamin merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual. Pada umumnya kondisi ini terjadi saat area kemaluan serta rektum ditumbuhi oleh kutil.

Kutil kelamin atau genital warts merupakan salah satu bentuk infeksi menular seksual (IMS) di area genital dan dubur (anus) yang disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Sebagian besar kasus (90 persen) genital warts disebabkan oleh jenis HPV risiko rendah, seperti HPV tipe 6 dan 11 dan sebagian kecil oleh jenis HPV risiko tinggi seperti HPV 16, 18, 31, 33.

Baca Juga:

Tanpa Penanganan Tepat, Penyakit Autoimun Kulit Munculkan Komplikasi

Tidak hanya pria, penyakit kutil kelamin juga bisa menyerang perempuan. Sebagai salah satu penyakit menular seksual, kutil kelamin mampu menyebarkannya pada orang lain. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab kutil kelamin ini. Akan tetapi, umumnya HPV (Human Papilloma Virus) tertentu menjadi penyebab kutil kelamin.

Kutil kelamin umumnya berbentuk tonjolan dan biasanya berwarna keabu-abuan atau sewarna dengan kulit. Ukuran dan jumlahnya pun beragam, ada yang berukuran kecil atau besar, ditemukan dalam jumlah yang banyak ataupun hanya satu. Pada perempuan, kutil kelamin ini dapat muncul di luar dan dalam vagina (vulva, vagina, leher rahim) maupun dubur (anus).

Disebabkan oleh infeksi HPV. (Foto: Freepik/Vector Juice)

Selain itu, dapat juga muncul pada area mons pubis (daerah yang berbentuk segitiga, berambut, dan terletak di atas tulang kemaluan), bibir, mulut, lidah dan tenggorokan. Pada beberapa kasus, genital warts dapat berkembang menjadi suatu keganasan

dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia memaparkan data terkait insidensi Genital Warts di seluruh dunia dari tahun 2001-2012 pada perempuan adalah 120,5 kasus per 100.000 per tahun, dengan puncak usia pada perempuan adalah pada usia 24 tahun.

Baca Juga:

Sering Dijumpai, 5 Jenis Penyakit Kulit Ini Ternyata Menular

Di Indonesia sendiri, Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang dilaporkan oleh 12 Rumah Sakit Pendidikan mulai tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa angka kejadian Genital Warts ini menduduki peringkat 3 terbesar, dengan distribusi terbanyak ditemukan pada perempuan (62,5 persen) usia 25-45 tahun.

Gejala dan tanda Genital warts

Genital warts seringkali tidak menimbulkan tanda atau gejala yang langsung disadari. Hal ini dikarenakan ukurannya yang sangat kecil atau lokasinya di dalam lubang miss V atau anus sehingga tidak nampak. Namun, beberapa tanda dan gejala yang dapat dikenali diantaranya :

• Benjolan kecil, sewarna kulit, kecoklatan atau merah muda di area genital dan anus (dubur)

• Bentuknya menonjol namun permukaan rata dengan kulit atau seperti kembang kol

• Gatal atau rasa tidak nyaman di area genital

• Pendarahan saat berhubungan badan

Seseorang yang aktif secara seksual memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi HPV genital. (Foto: Unsplash/Molly Blackbird)


Faktor Risiko Genital warts

Seseorang yang aktif secara seksual memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi HPV genital. Selain itu, beberapa kebiasaan tertentu juga dapat meningkatkan risiko mengalami genital warts, di antaranya:

• Berganti-ganti pasangan seksual

• Konsumsi tembakau atau alkohol

• Memiliki riwayat infeksi menular seksual lain

• Stress yang berlebihan

• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi tertentu, seperti diabetes, kehamilan, HIV/AIDS, atau konsumsi obat-obatan tertentu.

"Salah satu yang penting dilakukan adalah deteksi dini Genital Warts. Penegakan diagnosis umumnya dapat melalui pemeriksaan klinis langsung," jelas dr. Amelia pada jumpa pers virtual, Rabu (15/6).

Beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya adalah test asam asetat, pap smear, patologi, pemeriksaan dengan alat pembesaran optik (kolposkop), dan identifikasi genom HPV.

"Yang perlu sering dilakukan secara rutin yakni pemeriksaan klinis, tes asam asetat dan pap smear. Diagnosis yang tepat merupakan langkah awal sebelum pemberian terapi,” pungkas dr. Amelia. (dgs)

Baca Juga:

Ketahui Gejala dan Penyebab Penyakit Kulit Vitiligo

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan