Kesehatan

Tanpa Penanganan Tepat, Penyakit Autoimun Kulit Munculkan Komplikasi

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Jumat, 05 November 2021
Tanpa Penanganan Tepat, Penyakit Autoimun Kulit Munculkan Komplikasi

Psoriasis bisa menimbulkan komplikasi (Sumber: Riviera Allergy Medical Center)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

AUTOIMUN bisa menyerang berbagai organ kita. Salah satunya adalah kulit. Autoimun kulit yang cukup banyak dialami adalah psoriasis. Penyakit autoimun yang biasanya berhubungan dengan faktor genetik tersebut bersifat lokal, namun dapat pula menyebar ke area lain. Psoriasis umumnya ditandai dengan bercak kemerahan akibat proses peradangan disertai sisik berwarna keperakan. Sisik tersebut menebal dan dapat disertai oleh rasa gatal hingga panas atau perih.


Pasien psoriasis mengalami peningkatan produksi sel-sel kulit. "Sel-sel kulit biasanya mengalami pergantian setiap 3-4 minggu. Namun pada psoriasis, proses tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 3-7 hari," urai dr Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis kulit dan kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia. Penumpukan sel kulit yang dihasilkan inilah yang akan menciptakan lapisan psoriasis.

BACA JUGA:

Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Mewarnai Rambut di Rumah


Amelia menjelaskan psoriasis merupakan jenis penyakit yang dapat dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang berusia 15-35 tahun. Penyakit kulit ini tidak menular, sehingga kontak langsung dengan ruam di kulit penderita tidak akan menyebabkan seseorang terkena penyakit ini.

Ada sejumlah gejala yang biasa terjadi pada pengidap psoriasis. Gejala tersebut antara lain bercak merah disertai dengan sisik berwarna putih perak, terjadi pada bagian kulit yang banyak mengalami trauma atau tekanan seperti siku atau lutut. "Pada anak-anak lebih sering muncul dalam bentuk bintik-bintik kecil," ucap Amelia.

Psoriasis
Ruam merah pada penderita psoriasis (Sumber: Pixabay/milesz)


Gejala lain yang mudah terdeteksi pada pengidap psoriasis adalah kulit terlihat kering dan pecah-pecah, terkadang mengeluarkan darah terutama apabila sisik dikelupas atau digaruk. Menurut Amelia keluhan subjektif gatal tidak selalu ada, namun dapat pula terasa dan, terkadang disertai sensasi panas atau perih.
"Kelainan kulit akan menebal, bahkan bisa menyerang sendi hingga bengkak dan kaku," tambahnya.


Meskipun terkesan sederhana, penyakit psoriasis dapat membuat seseorang berisiko untuk terkena beberapa penyakit, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, gagal ginjal, penyakit pada mata, seperti konjungtivitis dan uveitis,
penyakit kardiovaskular maupun keganasan. Layaknya penyakit autoimun lain yang sulit dicari pemicunya, ada langkah pencegahan utama psoriasis. "Cara mencegahnya adalah menghindari faktor pemicunya," imbuh Amelia.

Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kejadian psoriasis adalah berhenti merokok, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan mengelola stres. Bentuk manajemen emosi yang dilakukan misalnya dengan melakukan meditasi atau yoga. "Memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan vitamin D, seperti salmon, tuna, udang, kuning telur, dan jamur," tutur Amelia.

psoriasis
Emosi memicu psoriasis muncul (Sumber: Pixabay/Counseling)

Apabila psoriasis terlanjur muncul, penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan segera membersihkan dan menutup area yang mengalami luka untuk mencegah infeksi kulit. Amelia juga menganjurkan pasien sering mencuci tangan untuk menghindari penularan penyakit infeksi. "Gunakan tabir surya ketika akan beraktivitas di luar ruangan untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV dan menggunakan losion pelembap agar kulit tidak kering," tambahnya.

Hindari konsumsi obat-obatan yang dapat memicu psoriasis, seperti lithium, propranolol, quinidine, dan indomethacin.(Avia)

#Psoriasis #Autoimun Kulit #Penyakit Autoimun
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Fun
Benarkah Penyakit Autoimun Tak Bisa Sembuh? Bagaimana Tanda-tandanya
Penyembuhan penyakit autoimun jauh lebih menantang.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 September 2024
Benarkah Penyakit Autoimun Tak Bisa Sembuh? Bagaimana Tanda-tandanya
Bagikan