Benarkah Penyakit Autoimun Tak Bisa Sembuh? Bagaimana Tanda-tandanya

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 26 September 2024
Benarkah Penyakit Autoimun Tak Bisa Sembuh? Bagaimana Tanda-tandanya

Ada banyak jenis penyakit autoimun. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Ketakutan akan menghantui seseorang yang didiagnosis autoimun. Pasalnya penyakit ini dianggap tidak bisa sembuh. Benarkah hal tersebut?

Pandangan penyakit autoimun tidak bisa sembuh bukan hal yang salah. Pasalnya salah satu faktanya, belum ada obat yang diperuntukkan menyembuhkan penyakit ini.

Dilansir laman sbpdiscovery.org, Profesor dan Direktur Pusat Penyakit Menular dan Peradangan Carl Ware orang dengan penyakit autoimun seperti artritis reumatoid memiliki serangkaian gejala yang sama, misalnya, sendi yang sakit dan kaku, tetapi akar penyebab penyakit tersebut bervariasi di antara orang yang berbeda.

"Penyembuhan penyakit autoimun jauh lebih menantang. Tidak seperti kanker atau infeksi, yang tujuannya adalah menyingkirkan sel-sel jahat dalam tubuh, kita harus menjaga sistem kekebalan tubuh," kata dia, dikutip Rabu,(25/9).

Baca juga:

Alopecia Totalis, Autoimun Penyebab Kerontokan Rambut

Kuncinya, kata Ware, adalah mengurangi peradangan dengan mengatur ulang kontrol dan membantu jaringan dan organ beregenerasi dari kerusakan yang disebabkan oleh peradangan.

"Saya optimis bahwa penelitian mendasar tentang penyakit autoimun pada akhirnya akan membawa kita menuju tujuan ini," kata dia.

Baca juga:

Waspada Penyakit Autoimun Bisa Menghantui Gen Z

Dilansir laman hopkinsmedicime.org, berikut ini ada beberapa gejala yang muncul dari kondisi autoimun:

1. Kelelahan

2. Nyeri sendi dan pembengkakan

3. Masalah kulit

4. Sakit perut atau masalah pencernaan

5. Demam berulang

6. Kelenjar bengkak

Baca juga:

Ketahui Gejala Peradangan Mata akibat Autoimun

Masalahnya, kondisi autoimune ini pun tidak mudah dideteksi kemunculan. Untuk mengatahui masalah penyakit ini penderita mesti melalui berbagai serangkaian tes. Bukan sekadar tes tunggal.

Seseorang bisa disebut mengidap autoimun jika memiliki gejala-gejala tertentu yang dikombinasikan dengan penanda darah tertentu dan dalam beberapa kasus, bahkan biopsi jaringan. (Tka)

#Kesehatan #Autoimun #Penyakit Autoimun
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan