Teleskop James Webb Siap Mengangkasa


Teleskop James Webb siap diberangkatkan ke orbit. (foto: sciencefocus.com)
TELESKOP termutakhir James Webb siap meluncur ke angkasa luar. Proyek teleskop canggih ini telah diinisiasi NASA sejak 30 tahun lalu. Tahun ini, proyek gabungan NASA, Badan Antariksa Eropa, dan Badan Antariksa Kanada itu siap mengarungi lautan menuju Amerika Selatan untuk disiapkan meluncur ke angkasa luar.
Sebagai penerus teleskop Hubble, James Webb disebut sebagai teleskop terbesar yang pernah ditempatkan di orbit Bumi. Teleskop ini ditujukan melihat lebih jauh ke dalam sejarah alam semesta. Program James Webb, seperti dilasir Space.com, menghadapi berbagai macam penundaan. Salah satunya ialah pandemi COVID-19. Beruntung, proyek besar ini kembali ke jalurnya dengan tes final Northrop Grumman di California berjalan mulus. Tes itu dilakukan demi memastikan teleskop itu akan berfungsi baik saat sudah berada di angkasa luar.
BACA JUGA:
"Teleskop James Webb telah mencapai titik balik penting dalam jalur menuju peluncuran. Integrasi dan tes final telah selesai dilakukan," kata Direktur Program Teleskop Webb pada NASA Gregory Robinson di Washington dalam sebuah pernyataan.
Robinson mengatakan timnya telah mencurahkan banyak tenaga dan pikiran untuk membuat proyek itu menjadi kenyataan. "Kami amat bersemangat ketika akhirnya melihat Webb siap untuk meluncur dan memulai perjalanan sainsnya," imbuh Robinson.

Dengan ukuran panjang 13,2 meter dan lebar 4,2 meter, teleskop ini seukuran dengan truk trailer besar. Seperti dilansir CNET, teleskop ini dirancang dengan bentuk layaknya origami yang akan membuka saat telah berada di angkasa luar. Jika dibuka, lipatan origami itu bisa menutup lapangan tenis. Direncancakan, Webb mengorbit di jarak jutaan mil dari Bumi.
Webb diharapkan bisa menjawab pertanyaan mengenai pembentukan bintang awal dan galaksi di kegelapan di masa awal alam semesta. Unutk tugas berat itu, Webb dilengkapi kaca berpelat emas berdiameter 6,5 meter.
"Setelah menyelesaikan tahap tes final untuk teleskop James Webb ini, aku dapat melihat refleksi dedikasi ribuan orang untuk proyek ini. Aku melihatnya pada pantulan cermin teleskop Webb," kata Manajer Proyek Webb untuk NASA Goddard Bill Ochs dalam sebuah pernyataan yang dilansir Space.com.
BACA JUGA:
Teleskop Webb akan mengobservasi alam semesta dari poin Lagrangian Point 2 (L2). Terletak 1,5 juta kilometer dari Bumi, L2 merupakan satu dari lima titik antara matahari dan Bumi dengan gaya gravitasi seimbang pada dua titik.
Pesawat angkasa luar yang ditempatkan di salah satu titik itu akan mengorbit pada matahari dan Bumi sekaligus mampu mempertahankan posisi stabil dengan planet sekitarnya. Sebagai perbandingan, teleskop Hubble yang terkenal mengorbit pada ketinggian 545 km dari Bumi.
Kini setelah semua tes akhir selesai dijalani, James Webb bersiap diangkut ke Kouru, Guyana Prancis. Teleskop seberat 7,2 ton itu akan diangkut melewati terusan Panama menuju pangkalan angkasa luar ESA di Kouru. ESA, selaku partner NASA dalam proyek ini, menyediakan peluncuran menggunakan roket Ariana 5. Roket itu dipertimbangkan sebagai wahana peluncuran tepercaya yang tersedia saat ini. Dijadwalkan, James Webb akan mengangkasa pada 30 Oktober.

Setelah semua persiapan rampung, teleskop yang disebut sebgai 'Next Generation Space Telescope' ini masih menyisakan satu pertanyaan, yakni terkait dengan namanya. Nama teleskop ini diambil dari sosok berjasa di balik eksplorasi Apollo ke bulan pada 1960 silam. Meski NASA ingin menghormati Webb lewat teleskop canggih ini, Webb nyatanya punya warisan lain, yakni pandangan homofobia dan presekusi terhadap para LGBT.
Jurnal Nature baru-baru ini mengabarkan NASA tengah menginvestigasi masa lalu Webb untuk menentukan apakah ada dasar kuat untuk menghapus kehormatan yang diberikan kepadanya lewat nama sebuah teleskop terhebat sepanjang masa.(Bed)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
