Telegram Tegaskan Komitmen Kebebasan Berbicara


Memiliki fitur-fitur menarik di dalamnya. (Foto: Unsplash/Dima Solomin)
TELEGRAM menegaskan kembali komitmennya terhadap kebebasan berbicara dan keamanan pengguna di negara berkembang. Hal tersebut dituang dalam pertemuan antara Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Wakil Presiden Telegram Ilya Perekopsky, dan perwakilan hukum aplikasi perpesanan di Brasil Alan Thomaz, pada Selasa (7/6).
Setelah pertemuan tersebut, Perekopsky mengatakan bahwa dirinya telah berdiskusi dengan baik bersama Bolsonaro. Mereka membahas kebebasan berekspresi yang merupakan prinsip terpenting dan telah menjadi dasar Telegram.
Di Brasil, topik mengenai media sosial dan dampaknya pada keadilan menjadi topik pembicaraan dalam beberapa bulan terakhir. Batasan antara regulasi yang dibutuhkan untuk mencegah berita palsu dan hak warga negara atas kebebasan berbicara juga telah diperdebatkan. Baru-baru ini, Telegram telah meresmikan perjanjian dengan pemerintahan Brasil untuk mencegah penyebaran informasi palsu tersebut.
Baca juga:
[Hoaks atau Fakta]: Aplikasi Telegram Gaet Pengguna Dengan Hadiah Rp 500 Ribu

Di Eropa Timur, Telegram digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengoordinasi bantuan bagi warga Ukraina, menghubungkan keluarga-keluarga yang terpisah, dan berbagi video atau informasi ke seluruh dunia.
Hal ini selaras dengan salah satu isu utama yang dibahas dalam G20, khususnya pembahasan mengenai Ekonomi Digital (Digital Economy).
Pada Pertemuan Tingkat Menteri Ekonomi Digital G20, dikomunikasikan bahwa data akan menjadi komoditas penting untuk informasi dan keputusan, maka tata kelola data harus terstruktur agar aman dan bermanfaat.
Penguasaan data harus berpegang pada prinsip yang kuat untuk kehidupan yang lebih baik bagi semua, bukan untuk mendominasi yang lemah.
Di Indonesia, Telegram merupakan salah satu aplikasi chat yang paling banyak digunakan untuk berkomunikasi tanpa batasan. Enkripsi end-to-end pada fitur Secret Chats memberikan keamanan maksimal bagi pengguna dari aplikasi. Grup chat Telegram juga dapat menampung hingga 200 ribu pengguna dan channel, memungkinkan pengguna untuk melakukan broadcast kepada audiens dalam jumlah tak terbatas.
Baca juga:

Dengan fitur Secret Chats, pengguna dapat mengekspresikan pendapat mereka secara bebas dan aman. Percakapan pengguna juga aman dari kebocoran data, karena fitur ini dapat mencegah pihak ketiga untuk mengetahui isi percakapan. Hanya pengirim dan penerima yang dapat mengakses pesan.
Selain itu, Telegram memiliki sejumlah fitur lain seperti Lock Chat dan Self-Destruct Chat. Dengan Lock Chat, pengguna dapat mengunci pesannya secara otomatis setelah tidak digunakan selama beberapa menit.
Fitur Self-Destruct memungkinkan pengguna untuk menghapus pesan secara otomatis setelah jangka waktu tertentu. Fitur lainnya adalah pengguna dapat membatasi undangan untuk bergabung dengan grup, serta membuat konten menjadi terlindungi dalam grup dan channel. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis

AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi

RIP Foto! Instagram Ganti Total Tampilan, Reels dan DM Jadi 'Anak Emas'

Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial

Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos

Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur

Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
