Tarian Cokek, Tari Penyambutan Tamu Masyarakat Tangerang


Penampilan Tari Cokek Tangerang, Banten (Foto: kabupatentangerangkita.com)
MerahPutih Budaya - Tari Cokek termasuk jenis tari-tarian yang lazim dipertunjukan masyarakat Banten di kawasan Tangerang. Tarian Cokek pertama kali diperkenalkan seorang tuan tanah keturunan Tionghoa, Tan Sio Kek. Menurut kisahnya, Tan Sio Kek kerap menyelenggarakan pesta di kediamannya dan mengundang orang para musisi dari daratan Cina dengan membawa alat musik dari negara asalnya.
Alat musik yang dimainkan musisi dari Cina yakni Rebab Dua Dawai, selain itu ketiga musisi itu memainkan alat tradisional Tangerang seperti Seruling, Gong dan kendang. Untuk meramaikan suasana, Tan Sio Kek menampilkan tiga perempuan menari mengikuti alunan musik dari para musisi. Para tamu yang menghadiri pesta itu menyebut penari-penari sebagai Cokek. Namun, ada meyakini Cokek itu nama dari salah satu anak buah Tan Sio Kek. Sejak saat itu masyarakat Tangerang, Banten mulai kenal Tari Cokek.
Tarian Cokek biasanya dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan tujuh orang laki-laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Tari Cokek merupakan jenis tarian khas yang berasal dari daerah Tangerang yang pada awalnya berkembang di daerah betawi. Di daerah Tangerang, tari Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukkan hiburan saat warga Cina benteng menyelenggarakan acara, khususnya acara pernikahan. Oleh warga Tionghoa di Tangerang, Tari Cokek disebut sebagai tari penyambutan tamu.
Berikut gerakan dan musik Tari Cokek yang diperlombakan di Tangerang:
Keunikan Tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan sehingga mudah untuk diikuti oleh penonton. Gerakan tarian tari Cokek ini kemudian akan dilanjutkan dengan ajakan pada para penonton untuk ikut bergabung menari. Ajakan pada para penonton itu dilakukan dengan cara mengalungkan selendang ke leher sambil menariknya maju ke depan atau ke panggung.
Ajakan itu umumnya ditujukan kepada pemuka masyarakat atau orang kaya yang hadir pada acara itu. Proses menari bersama ini dilakukan berdekatan antara penari dengan penonton, tetapi tidak saling bersentuhan.
Selain gerakannya yang pelan dan mudah diikuti, keunikan lainnya pada tarian ini adalah pada busana penarinya. Biasanya busana yang dipakai para penari adalah kebaya yang terbuat dari kain sutra yang memiliki warna mencolok, yaitu berwarna hijau, merah, kuning, dan ungu dan warna kain ini akan bertambah mencolok ketika terkena pancaran sinar lampu.
Selain keindahan busananya, selendang dan rambut penari yang dikepang dan dipasangi sanggul juga menambah kecantikan para penari itu. Nah, ingin menikmati Tari Cokek? Datanglah ke Tangerang, Banten.
BACA JUGA:
- Anggrek Jadi Motif Khas Batik Tangerang Selatan
- Rekreasi Keluarga di Hutan Kota Jombang Tangerang Selatan
- Berburu Daging Kodok di Pasar Lama Tangerang
- Prilly Sukses Hibur Warga Tangerang
- Wow, Tangerang Pesta Salju untuk Pertama Kalinya
Bagikan
Berita Terkait
Tari Kebalai Tradisi khas NTT, Dukungan Emosional untuk Keluarga yang Kemalangan

Ramah Tamah Khas Masyarakat Bengkulu lewat Tari Persembahan

Tarian Sakral Bedhaya Ketawang Iringi Upacara Kenaikan Tahta PB XIII

Muang Sangkal, Tarian Penolak Bala khas Madura

Cerita Kehidupan Suku Moy Dituangkan dalam Tarian Wutukala

Ekspresi Syukur Doa lewat Tarian Rapai Geleng Aceh Barat Daya

Ada Pengaruh dari Timur Tengah, Tari Zapin Riau Tampilkan Keindahan Gerakan

Tarian Sakral Sarat Mistis di Tari Rentak Bulian dari Riau

Sanghyang Dedari, Tarian Sakral Penolak Bala dari Bali

Mengenal Tari Kegembiraan ‘Gending Sriwijaya’
