Kesehatan

Tantangan Vaksinasi di Indonesia Masih Seputar Mitos Efek Samping Vaksin

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 01 Mei 2024
Tantangan Vaksinasi di Indonesia Masih Seputar Mitos Efek Samping Vaksin

Mitos vaksin beredar luas dan cepat melalui media sosial dan mulut-ke-mulut. (Foto: Pexels/FRANK MERIÑO)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Mitos efek samping vaksin masih jadi tantangan vaksinasi di Indonesia. Mitos itu beredar luas dan cepat melalui media sosial dan mulut-ke-mulut.

Demikian diungkap oleh Alfi Auliya, dokter yang kerap membagikan konten edukasi di media sosial dalam diskusi kesehatan bersama Halodoc di Jakarta (30/4).

Alfi menyampaikan bahwa masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian.

"Sebenarnya tidak ada penelitian valid bahwa vaksinasi bisa menyebabkan kematian," kata Alfi seperti dikutip Antara.

Baca juga:

Kemenkes Rencanakan Pemberian Vaksin Kanker Serviks Gratis

Alfi mengatakan bahwa kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) berupa demam atau nyeri di sekitar area yang disuntik wajar terjadi setelah vaksinasi.

Jika gejala-gejala itu muncul setelah menjalani vaksinasi, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter agar bisa diberi obat pereda demam maupun nyeri.

Alfi menekankan pentingnya penyuntikan vaksin oleh dokter agar sebelum menjalani vaksinasi pasien bisa diperiksa keadaan fisiknya, termasuk suhu badan serta riwayat penyakit dan alerginya.

"Itu adalah salah satu rangkaian untuk menandakan tubuh siap untuk divaksin, karena vaksin adalah komponen virus yang dilemahkan masuk ke tubuh. Jadi, kalau lagi enggak fit, demam, diare, batuk pilek, itu enggak boleh divaksinasi," ujar Alfi.

Baca juga:

Pentingnya Vaksinasi Meningitis untuk Jemaah Calon Haji dan Umrah

Alfi menambahkan, jika masyarakat ingin vaksin apa pun, pastikan tidak sedang sakit atau habis jajan sembarangan.

Dia juga menyampaikan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam menyampaikan penyuluhan mengenai manfaat vaksinasi.

Peran mereka berguna untuk meluruskan pemahaman yang keliru perihal vaksinasi dan efeknya di kalangan masyarakat. (*)

#Kesehatan #Vaksinasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan