Tantangan Vaksinasi di Indonesia Masih Seputar Mitos Efek Samping Vaksin


Mitos vaksin beredar luas dan cepat melalui media sosial dan mulut-ke-mulut. (Foto: Pexels/FRANK MERIÑO)
MerahPutih.com - Mitos efek samping vaksin masih jadi tantangan vaksinasi di Indonesia. Mitos itu beredar luas dan cepat melalui media sosial dan mulut-ke-mulut.
Demikian diungkap oleh Alfi Auliya, dokter yang kerap membagikan konten edukasi di media sosial dalam diskusi kesehatan bersama Halodoc di Jakarta (30/4).
Alfi menyampaikan bahwa masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian.
"Sebenarnya tidak ada penelitian valid bahwa vaksinasi bisa menyebabkan kematian," kata Alfi seperti dikutip Antara.
Baca juga:
Alfi mengatakan bahwa kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) berupa demam atau nyeri di sekitar area yang disuntik wajar terjadi setelah vaksinasi.
Jika gejala-gejala itu muncul setelah menjalani vaksinasi, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter agar bisa diberi obat pereda demam maupun nyeri.
Alfi menekankan pentingnya penyuntikan vaksin oleh dokter agar sebelum menjalani vaksinasi pasien bisa diperiksa keadaan fisiknya, termasuk suhu badan serta riwayat penyakit dan alerginya.
"Itu adalah salah satu rangkaian untuk menandakan tubuh siap untuk divaksin, karena vaksin adalah komponen virus yang dilemahkan masuk ke tubuh. Jadi, kalau lagi enggak fit, demam, diare, batuk pilek, itu enggak boleh divaksinasi," ujar Alfi.
Baca juga:
Pentingnya Vaksinasi Meningitis untuk Jemaah Calon Haji dan Umrah
Alfi menambahkan, jika masyarakat ingin vaksin apa pun, pastikan tidak sedang sakit atau habis jajan sembarangan.
Dia juga menyampaikan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam menyampaikan penyuluhan mengenai manfaat vaksinasi.
Peran mereka berguna untuk meluruskan pemahaman yang keliru perihal vaksinasi dan efeknya di kalangan masyarakat. (*)
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
