Kesehatan Mental

Sulit Senang? Hati-hati Sindrom Anhedonia

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 15 Juli 2022
Sulit Senang? Hati-hati Sindrom Anhedonia

Penderita anhedonia akan kehilangan minat terhadap semua hal atau aktivitas menyenangkan. (Foto: freepik/rawpixels)

Ukuran:
14
Audio:

APAKAH kamu merasa sulit merasa senang atau bahagia saat melakukan hal-hal yang biasanya kamu sukai? Jika iya, mungkin saja kamu mengalami anhedonia. Gejala dan penyebabnya sangat beragam. Namun, tak perlu risau. Ada cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya kok.

Anhedonia adalah kondisi ketika seseorang kesulitan menikmati hidup dan merasakan kesenangan. Penderita anhedonia akan kehilangan minat terhadap semua hal atau aktivitas yang sebelumnya dianggap menarik.

Baca Juga:

Atasi Overthinking Sebelum Ganggu Kesehatan Mental

Saat mengalami anhedonia, seseorang akan merasa hidupnya membosankan, bahkan sampai membuatnya merasa tertekan. Anhedonia berbeda dengan rasa bosan biasa. Kebosanan biasanya akan hilang dengan sendirinya, terutama bila melakukan hal yang baru atau menyenangkan, sedangkan anhedonia umumnya terjadi berlarut-larut dan tidak akan hilang jika tidak ditangani.

Beberapa Jenis Anhedonia dan Gejalanya

Anhedonia dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu secara sosial dan fisik. Penderita anhedonia sosial biasanya tidak bisa mendapatkan kesenangan dari situasi sosial. Mereka cenderung akan merasa kurang nyaman untuk menghabiskan waktu atau bergaul dengan orang lain dan kesulitan menyesuaikan diri dengan situasi sosial.

Sementara itu, anhedonia fisik ditandai dengan tidak adanya sensasi fisik yang umumnya dirasakan sebelumnya ketika melakukan aktivitas favorit atau hobi. Sebagai contoh, orang yang hobi makan akan merasa bahwa makanan favoritnya terasa hambar. Penderita anhedonia juga bisa merasa kurang puas dan nyaman saat berhubungan intim, padahal sebelumnya tidak bermasalah untuk mencapai orgasme.

Di samping itu, penderita anhedonia cenderung memiliki pandangan negatif dan kurang peka atau bahkan mati rasa terhadap hal apa pun, merasa putus asa, menjadi enggan untuk tersenyum, dan menunjukkan emosi palsu.

Penderita anhedonia juga bisa mengalami beberapa gejala fisik, seperti sakit kepala, susah tidur, dan tidak nafsu makan.

Anhedonia umumnya terjadi berlarut-larut dan tidak akan hilang jika tidak ditangani. (Foto: Freepik/creativeart)

Penyebab Anhedonia

Penyebab terjadinya anhedonia belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai riset menunjukkan bahwa munculnya gejala anhedonia berkaitan dengan perubahan aktivitas sel-sel saraf di otak dan gangguan pada produksi zat kimia di otak, yang berfungsi untuk menghasilkan rasa senang, seperti dopamin dan serotonin.

Anhedonia juga sering kali merupakan gejala dari beberapa gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, PTSD, dan gangguan kepribadian. Meski begitu, tidak semua penderita anhedonia memiliki gangguan kesehatan mental.

Selain karena masalah kejiwaan, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko untuk mengalami anhedonia, di antaranya:

- Pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti pelecehan seksual atau emosional.

- Penyakit tertentu, seperti diabetes, demensia, atau penyakit Parkinson.

- Efek samping obat-obatan, misalnya penggunaan obat-obatan terlarang.

- Konsumsi alkohol berlebihan

Cara Mengatasi Anhedonia

Dengan psikoterapi pasien akan dibimbing untuk dapat berpikir positif dan mencari cara yang aman dan tepat guna mengatasi gejala. (Foto: Freepik/Freepik)

Anhedonia yang dibiarkan dalam jangka waktu lama dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Kondisi ini juga dapat merusak hubungan atau intimasi antar teman, keluarga, pasangan, atau rekan kerja.

Anhedonia yang tidak ditangani dengan baik juga bisa meningkatkan risiko penderitanya untuk mengalami rasa cemas berlebihan dan bahkan ide atau percobaan bunuh diri.

Baca Juga:

Begini Mengatasi Teman yang Sukanya Iri

Agar terhindar dari bahaya tersebut, anhedonia tentu harus segera diatasi. Langkah pertama adalah dengan memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter guna menentukan penyebab yang mendasari terjadinya kondisi ini. Setelah penyebabnya diketahui, barulah langkah pengobatan bisa dilakuan.

Biasanya anhedonia bisa ditangani dengan beberapa langkah berikut:

- Pemberian obat-obatan

Untuk menangani anhedonia yang disebabkan oleh depresi, dokter dapat memberikan obat antidepresan. Sementara itu, untuk mengatasi anhedonia yang disebabkan oleh gangguan cemas, dokter dapat memberikan obat penenang atau pereda kecemasan.

Obat-obatan tersebut juga bisa digunakan untuk mengatasi gejala lain, seperti susah tidur atau tidur kurang nyenyak, yang biasanya muncul bersama anhedonia.

- Psikoterapi

Selain dengan obat-obatan, anhedonia juga bisa ditangani dengan psikoterapi dan konseling. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan beserta psikoterapi untuk mengatasi gejala anhedonia.

Dengan psikoterapi, pasien akan dibimbing untuk dapat berpikir positif dan mencari cara yang aman dan tepat guna mengatasi gejala yang dirasakannya. Melalui psikoterapi, dokter juga bisa menyarankan pasien untuk mencari support system.

Untuk mencegah terjadinya anhedonia, kamu perlu menerapkan gaya hidup sehat agar kesehatan mental senantiasa terjaga. Pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, mengelola stres, mencukupi waktu istirahat, dan tetap berpikir positif, tapi hindari toxic positivity.

Kehilangan kesenangan akan suatu hal yang sebelumnya digemari memang bisa dialami oleh siapa pun dan tergolong wajar. Hal ini mungkin bisa saja terjadi ketika kamu merasa bosan.

Namun, jika anhedonia yang kamu alami sudah mengganggu kehidupanmu, terlebih bila disertai gejala lainnya, seperti sering cemas, sulit berkonsentrasi, susah tidur, atau bahkan muncul ide untuk bunuh diri, sebaiknya jangan tunda lagi untuk berkonsultasi dengan dokter, ya. (dgs)

Baca Juga:

Tidak Sulit untuk Sampaikan Rasa Sayang ke Orang Tua

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan