Subsidi BBM Rp 100 Triliun Tidak Tepat Sasaran, Pemerintah Buka Opsi Jadi BLT


Pemerintah berencana mengonversi pertalite ke bioetanol. (Foto: Pertamina)
MerahPutih.com - Presiden Prabowo Subianto telah meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM( membentuk tim untuk mengkaji dan menemukan solusi terkait penyaluran subsidi energi tidak tepat sasaran itu.
Tim tersebut diketuai oleh Menteri ESDM dan tengah mempersiapkan sejumlah langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah memberikan subsidi tersebut melalui bantuan langsung tunai (BLT).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa nilai subsidi energi yang berpotensi tidak tepat sasaran mencapai Rp 100 triliun dari total alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp 435 triliun.
"Jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede angkanya,,” kata Bahlil Lahadalia di Jakarta, Minggu (4/11).
Baca juga:
Subsidi BBM dan Gas Diganti BLT, Pengamat Ingatkan Hati-hati Soal Validasi Data
Ia menegaskan, sudah ada rencana formulasinya, salah satu di antaranya kemungkinan akan memberikan BLT langsung kepada masyarakat. Opsi solusi lainnya adalah melalui kombinasi kebijakan, yakni sebagian tetap melalui skema subsidi seperti saat ini, sementara sebagian yang lain melalui BLT.
"Dua minggu dikasih waktu dari Pak Presiden. Jadi dua minggu ini akan kami selesaikan (formulasi solusinya)," tegasnya.
Pemerintah menyediakan subsidi tersebut dengan tujuan untuk disalurkan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi.
"Tidak mau kan subsidi yang harusnya itu untuk saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus, kemudian malah diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya sudah bagus,” ujarnya.
Bahlil mengatakan, pihaknya menemukan potensi penyaluran subsidi energi yang tidak tepat sasaran tersebut dari berbagai laporan PLN, Pertamina dan BPH Migas.
"Nah, kami menengarai dalam berbagai laporan yang masuk, baik PLN, Pertamina, maupun BPH Migas, dari subsidi BBM dan listrik itu kami melihat ada potensi yang tidak tepat sasaran,” ucapnya.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Penerima Bansos Main Judol Dicoret, DPR Ingatkan Validasi Data

Usulan Pemberian BBM Bersubsidi untuk Pengendara Ojek Online

Pemprov Jateng Larang ASN Pakai Gas LPG Subsidi 3 Kg

Komisi VII DPR Dukung Ojol Tetap Dapat Subsidi BBM

Ojek Daring tak akan Dapat Subsidi BBM, Begini Dampaknya ke Perekonomian

Dharma Pongrekun Sebut BLT Bikin Orang Jadi Malas, Siap Carikan Warga Pekerjaan

Penasehat Ekonomi Prabowo Beri Sinyal Perubahan Subsidi BBM Jadi BLT

Subsidi BBM Rp 100 Triliun Tidak Tepat Sasaran, Pemerintah Buka Opsi Jadi BLT

Kementerian ESDM Kaji Perubahan Jenis BBM dan Kategori Masyarakat Penerima Subsidi

Subsidi BBM dan Gas Diganti BLT, Pengamat Ingatkan Hati-hati Soal Validasi Data
