Studi Terbaru: Ada 2 Infeksi "Breakthrough" dari Ratusan Penerima Vaksin Penuh


Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah temuan serupa terkait dengan infeksi breakthrough. (Foto: 123RF/Supak Katedee)
BAGI orang yang telah mendapatkan vaksinasi penuh, risiko masih tertular COVID-19, yang disebut sebagai infeksi breakthrough, tetap sangat rendah. Demikian sebuah studi terbaru di New York, AS menunjukkan.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada Rabu (21/4) di New England Journal of Medicine, di antara 417 karyawan di Rockefeller University yang telah divaksinasi penuh baik dengan suntikan Pfizer atau Moderna, dua di antaranya atau sekitar 0,5%, kemudian mengalami infeksi breakthrough.
"Kami telah menandai contoh nyata breakthrough vaksin yang bermanifestasi sebagai gejala klinis," tulis para peneliti dalam studi mereka seperti diberitakan cnn.com (22/4).
Baca juga:
3 Hal yang Bisa Dilakukan Kalau Kamu Sudah Dapat Vaksin Penuh
"Pengamatan ini sama sekali tidak mengurangi pentingnya upaya mendesak yang dilakukan di tingkat federal dan negara bagian untuk memvaksinasi penduduk AS. Mereka juga memberikan dukungan untuk upaya memajukan penguat vaksin baru (serta vaksin pan-coronavirus) untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap varian virus," para peneliti menjelaskan.
Para peneliti dari Rockefeller University menemukan, varian virus Corona dengan beberapa perbedaan dari virus aslinya menyebabkan infeksi breakthrough.

Varian yang menginfeksi salah satu pasien memiliki mutasi E484K atau yang dikenal dengan varian Eek, yang pertama kali ditemukan pada varian B.1.351 yang awalnya diidentifikasi di Afrika Selatan.
Varian E484K ini disebut sebagai escape mutant karena telah terbukti mampu melepaskan diri dari beberapa antibodi yang diproduksi oleh vaksin virus Corona. Salah satu mutasi yang ditemukan pada infeksi kedua peserta penelitian termasuk D614G, yang muncul di awal pandemi.
Terinfeksi dan Positif COVID-19 dengan Gejala
Salah satu infeksi breakthrough terjadi pada perempuan sehat berusia 51 tahun yang menerima dosis kedua vaksin Moderna pada 19 Februari. Sembilan belas hari kemudian, ia dinyatakan positif COVID-19 pada 10 Maret setelah mengalami gejala.
Baca juga:
17 Kriteria Orang Yang Dilarang Dapat Vaksin COVID-19 Sinovac
Infeksi breakthrough lainnya terjadi pada seorang perempuan sehat berusia 65 tahun yang menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada 9 Februari. Ia kemudian mengetahui bahwa pasangannya, yang tidak divaksinasi, dites positif COVID-19 pada 3 Maret. Hari-hari berikutnya, perempuan itu mengalami gejala sendiri. Ia dinyatakan positif COVID-19 pada 17 Maret.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah temuan serupa terkait dengan infeksi atau varian breakthrough akan muncul di antara kelompok peserta yang lebih besar dari berbagai bagian Amerika Serikat.
Para ahli mengatakan, beberapa kasus breakthrough COVID-19 pada orang yang telah divaksinasi penuh memang telah diantisipasi, karena tidak ada vaksin yang 100% efektif.
Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC mengatakan kepada CNN, lembaga tersebut sejauh ini telah menerima kurang dari 6.000 laporan infeksi virus Corona breakthrough di antara lebih dari 84 juta orang yang divaksinasi penuh secara nasional.

CDC mengatakan, kasus breakthrough terjadi pada orang-orang dari segala usia yang telah divaksinasi, tetapi sedikit lebih dari 40% terjadi pada orang-orang berusia 60 atau lebih. Mereka juga lebih umum pada perempuan dan 29% tidak menunjukkan gejala.
Lembaga itu juga mengatakan, telah mengembangkan database nasional breakthrough COVID-19 sehingga departemen kesehatan negara bagian dapat melaporkannya.
"Infeksi breakthrough vaksin merupakan persentase kecil dari orang yang divaksinasi penuh. CDC merekomendasikan bahwa semua orang yang memenuhi syarat mendapatkan vaksin COVID-19 segera setelah tersedia untuk mereka," demikian CDC dalam sebuah pernyataan kepada CNN. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
