Studi Psikologi: Pria dengan Mr.P Kecil Cenderung Ingin Mobil Sport

Andrew FrancoisAndrew Francois - Kamis, 16 Februari 2023
Studi Psikologi: Pria dengan Mr.P Kecil Cenderung Ingin Mobil Sport

Mobil sport biasanya disukai pria yang merasa senjatanya kecil. (Unsplash/charlesdeluvio)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEMAKIN cepat mobilnya, semakin kecil 'tongkat' persnelingnya. Itu kesimpulan yang disampaikan oleh studi psikologi terbaru dari University College London (UCL). Psikolog dari universitas itu mengungkapkan bahwa, pria dengan 'senjata' lebih kecil dari rata-rata lebih cenderung ingin memiliki mobil sport berperforma tinggi.

Seperti diungkapkan laman New York Post, psikolog dari UCL menipu pria berusia 18-74 tahun untuk percaya bahwa mereka tidak sebanding dengan pria lain. Kemudian meminta mereka untuk menilai keinginan mereka akan barang-barang mewah, seperti mobil mencolok.

Baca Juga:

Transplantasi Penis Pertama di Dunia Sukses

Mobil sport cenderung disukai laki-laki dengan Mr.P kecil. (Unsplash/Kevin Bhagat)

Penelitian tersebut diterbitkan bulan lalu, dan dalam penelitian yang dilakukan terhadap 200 pria. Responden dibagi dalam kelompok-kelompok tertentu. Satu kelompok peserta diberi tahu bahwa rata-rata ukuran penis di seluruh dunia adalah tujuh inci atau sekitar 17,7 cm. Sementara, kelompok lain diberi tahu ukurannya 3 inci, padahal rata-rata sebenarnya kira-kira 5,5 inci.

Para psikolog kemudian menemukan, bahwa pria yang percaya kejantanan mereka tidak sebanding dengan rata-rata pria lain di dunia, justru punya 'perangkat' yang lebih kecil. Mungkin, mereka merasa mobil mewah nan kencang bisa menutupi kekurangan pada kejantanan mereka.

"Mungkin ada sesuatu yang spesifik yang menghubungkan mobil dan penis dalam jiwa laki-laki. Itu akan menjelaskan keberadaan kiasan mobil dalam lelucon sehari-hari, iklan, dan wacana akademis," ungkap studi tersebut.

Nafsu untuk mobil sport juga terkait dengan usia, dengan pria di atas 29 tahun menunjukkan keinginan yang lebih kuat untuk mobil-mobil kelas atas, kata para peneliti.

"Kami menemukan bahwa laki-laki, dan khususnya laki-laki di atas 30 tahun, menilai mobil sport lebih diinginkan ketika mereka dibuat merasa bahwa mereka memiliki penis kecil," jelas para ilmuwan.

Baca Juga:

Universitas London Mampu Buat Penis Buatan

Mobil sport diharapkan dapat menutupi rasa ketidakjantanan. (Unsplash/Samuele Errico Piccarini)

Para peneliti berteori bahwa keinginan untuk memiliki tumpangan yang mahal terkait dengan harga diri yang lebih rendah.

"Berdasarkan hipotesis ini, merasa bahwa seseorang memiliki penis kecil adalah salah satu jenis harga diri yang rendah, dan membeli mobil sport hanya akan menjadi salah satu jenis pembelian yang dapat memperbaikinya," tulis penelitian tersebut.

Selama studi rata-rata batas, peneliti juga memanipulasi harga diri peserta dengan cara lain, yakni dengan menyesatkan mereka dengan statistik palsu tentang keuangan dan kesehatan pribadi mereka dibandingkan dengan pria lain.

"Hubungan antara mengendarai mobil sport cepat dan memiliki penis kecil adalah kiasan budaya yang tersebar luas, yang dibahas oleh akademisi dari analis Freudian hingga ahli teori evolusi. Untuk pertama kalinya, kami menunjukkan bahwa itu didasarkan pada kebenaran psikologis," para peneliti menyimpulkan. (waf)

Baca juga:

Taliban Bikin Mobil Sport dari Barang Bekas

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Bagikan