Studi: Perempuan Berisiko Alami Depresi saat Perimenopause

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 05 Mei 2024
Studi: Perempuan Berisiko Alami Depresi saat Perimenopause

Depresi perlu segera ditangani dengan optimal sampai tercapai kondisi yang dapat stabil dan tidak kambuh kembali. (Foto: Unsplash/Anthony Tran)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Sebuah studi baru menemukan fakta bahwa perempuan berisiko mengalami depresi sebesar 40 persen saat memasuki tahap perimenopaue.

Laman Medical Daily melansir, Kamis (2/5), perimenopause adalah periode sebelum seorang perempuan mengalami menopause yang ditandai dengan penurunan fungsi ovarium secara bertahap. Biasanya tahap ini terjadi sekitar tiga sampai lima tahun sebelum menopause.

Pada tahap itu, kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, terjadi peningkatan risiko depresi pada wanita yang mengalami tahap perimenopause sebesar 40 persen, dibandingkan dengan tahap pramenopause.

Baca juga:

Asupan Gula Berlebih Bisa Sebabkan Depresi dan Kecemasan

Temuan ini didasarkan pada meta-analisis dari tujuh penelitian yang melibatkan 9.141 perempuan dari seluruh dunia yang mengevaluasi bagaimana berbagai tahapan menopause dikaitkan dengan depresi.

Seorang peneliti, Dr. Roopal Desai, menjelaskan studi tersebut menekankan pentingnya mengakui bahwa perempuan dalam tahap kehidupan ini lebih rentan mengalami depresi.

Penelitian itu juga menggarisbawahi perlunya untuk memberikan dukungan dan pemeriksaan bagi perempuan, guna membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.

Baca juga:

Haid Dini Bisa jadi Pertanda Menopause Lebih Cepat

“Perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Temuan kami menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan perimenopause selama masa ini,” kata peneliti lain, Profesor Aimee Spector.

Spector menilai diperlukan kesadaran dan dukungan yang lebih besar untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, memastikan perempuan menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah.

Baca juga:

Tanda Gejala Menopause Dimulai di Umur 40 Tahun

Walaupun demikian, penelitian tersebut tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan perempuan pramenopause.

Ada keterbatasan tertentu dalam penelitian itu, yaitu kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil.

Selain itu, hanya ada penelitian terbatas yang membandingkan tahap perimenopause dan pascamenopause. (*)

#Kesehatan Mental #Perempuan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Indonesia
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Menurutnya, perempuan berhak memegang jabatan publik dan negara di semua tingkatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Daycare adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas dan loyalitas pekerja perempuan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 Juli 2025
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Berita Foto
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Ketua Umum Pita putih Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo (kanan) menerima penghargaan RA Kartini Award 2025 Kategori Inspiring Women in Empowering Women dari CEO Transmedia, Atiek Nur Wahyuni dalam malam anugerah RA Kartini Award 2025 di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 26 Juni 2025
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Berita Foto
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Anak-anak bermain di RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 25 Juni 2025
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Bagikan