Stop Kebanyakan Duduk, Daya Pikir Bisa Berkurang!


Bekerja. (Foto: Pixabay)
MUNGKIN Anda termasuk karyawan yang enggan beranjak dari tempat duduk ketika tugas kantor menumpuk. Sampai-sampai, makan siang pun dilakukan di depan komputer. Mulai sekarang pikir ulang jika Anda kerap melakukan kebiasaan ini.
Kebiasaan duduk dalam waktu lama berdampak buruk bagi kesehatan otak. Fakta ini diungkapkan peneilti dari University of California, Los Angeles.
Mereka menemukan orang dengan gaya hidup kurang gerak membatasi peluang kepada otaknya untuk mengingat. Artinya, daya ingat mereka akan berkurang bila kebanyakan duduk.
Hasil penelitian ini menambah daftar efek negatif duduk terlalu lama. Sebelumnya, telah banyak riset yang mengungkap bahaya kurang gerak. Mulai dari penyakit jantung, diabetes, kanker hingga kematian dini dapat dipicu oleh orang-orang yang kurang banyak bergerak.
Ada pula penelitian yang menunjukkan korealasi antara aktivitas fisik dengan volume lebih tinggi pada hippocampus, wilayak otak kecil. Ingatan sehari-hari yang dikenal sebagai memori episodic erat kaitannya dengan hippocampus.
Riset yang dilakukan peneliti di University of California juga megungkap terlalu lama duduk meningkatkan risiko demensia. Demensia adalah penyakit dengan gejala-gejala penunuran cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga cenderung memiliki memori jangka pendek, menurunnya daya pikiran, dan berkurangnya kemampuan motorik.
Penelitian tersebut melibatkan 35 responden berusia 45 hingga 75 tahun. Mereka diminta menjalani scan MRI dan diwawancara tentang aktivitas sehari-hari. Salah satu pertanyaannya adalah apakah mereka memiliki aktivitas fisik tingkat tinggi. Penelitian yang dipimpin ahli biostatic, Dr Prabha Siddarth menemukkan bahwa orang yang tidak aktif bergerak memiliki lobus medial temporal (MTL) yang jauh lebih sedikit.
Wilayah ini berkaitan dengan ingatan termasuk pengenalan wajah, benda dan bahasa. Lobus berada di kedua sisi otak. Bagian luar lobus merupakan tempat untuk menyimpan pengetahuan umum. Lobus di bagian kiri berhubungan dengan fakta, arti kata dan nama benda.
“Lobus di bagian ini penting untuk memahami ucapan dan berbicara,” ucap Siddarth.
Lobus temporal di bagian kanan berhubungan dengan materi visual. Lobus bagian kanan merupakan pusat untuk mengenali benda-benda dan wajah yang dikenal.
Penipisan lobus temporal menjadi tanda awal penurunan kognitif dan demensia. Penurunan wilayah abu-abu di daerah MTL menjadi satu indikasi dan peringatan awal penyakit Alzheimer pada pasien paruh baya atau lanjut usia. (Avia)
Dapatkan berita terbaru lain pada artikel ini.
Bagikan
Berita Terkait
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Jakarta Telah Rampung, Jadi Pusat Layanan Medis dan Pendidikan

Air Kelapa Lebih dari Sekadar Segar! Ini Manfaatnya yang Vital untuk Ibu Hamil dan Pembentukan Air Ketuban

Resolusi Kesehatan Zodiak di 2025: Sagitarius Rutin Olahraga, Capricorn Perlu Banyak Meditasi, dan Aquarius Perbaiki Pola Tidur

Tanda Skin Barrier Kamu Rusak dan Cara Memperbaikinya

Mengapa IShowSpeed Selalu Energik saat Streaming? ini Jawabannya

Kecerdasan Buatan Bisa Lampaui Kemampuan Otak Manusia

Universitas di Swiss Ingin Buat Chip Otak yang Lebih Kecil dari Neuralink

Mencuci Buah tak Selalu Efektif Kurangi Pestisida

Peneliti Austria Ciptakan Otak Mini Tiruan, Bakal Jadi Alternatif Otak Sungguhan

Sering Terbangun saat Tidur Malam? Atasi dengan Cara Ini
