Kecerdasan Buatan Bisa Lampaui Kemampuan Otak Manusia


Kecerdasan buatan bisa melampaui kemampuan otak manusia. Foto: Unsplash/Igor Omilaev
MerahPutih.com - Kecerdasan buatan kini dirancang untuk melampaui kemampuan otak manusia. Namun, kemajuan tersebut harus dibayar mahal.
Seorang analis teknologi AI, Eitan Michael Azoff mengatakan, kita tinggal selangkah lagi untuk memecahkan “kode saraf” yang memungkinkan mesin belajar secara sadar seperti manusia.
Ia pun meyakini, bahwa kita berada di jalur untuk menciptakan kecerdasan unggul yang memiliki kapasitas dan kecepatan lebih besar. Spesialis AI itu mengungkapkan kasus ini dalam buku barunya, Towards Human-Level Artificial Intelligence: How Neuroscience can Inform the Pursuit of Artificial General Intelligence.
Menurut Azoff, salah satu langkah kunci untuk membuka “AI tingkat manusia” adalah memahami “kode saraf.” Istilah ini menggambarkan cara otak kita menyandikan informasi sensorik, kemudian melakukan tugas kognitif seperti berpikir dan memecahkan masalah.
Baca juga:
Kecerdasan Buatan Prediksi Tanggal Rilis PS6, Siap Meluncur 2027?
Azoff juga menambahkan, bahwa salah satu langkah penting dalam membangun ‘AI tingkat manusia’ adalah dengan meniru kesadaran di komputer, yang kemungkinan besar tanpa kesadaran diri, atau mirip dengan apa yang dialami manusia saat fokus pada suatu tugas.
Saat ini, AI tidak “berpikir” secara visual. Model bahasa besar seperti GPT-4 dapat memproses dan menghasilkan teks mirip manusia.
Dikarenakan pemikiran visual muncul sebelum bahasa manusia, Azoff percaya, bahwa memahami proses ini dan kemudian memodelkan pemrosesan visual akan menjadi langkah penting.
“Setelah kami memecahkan kode saraf, kami akan merekayasa otak yang lebih cepat dan unggul dengan kapasitas, kecepatan, dan teknologi pendukung yang lebih besar yang akan melampaui otak manusia,” jelas Azoff dikutip dari The Sun.
Baca juga:
“Kami akan melakukannya terlebih dahulu dengan memodelkan pemrosesan visual, yang akan memungkinkan kami meniru pemikiran visual.”
Namun, analis tidak percaya bahwa suatu sistem harus hidup untuk memiliki kesadaran. Logikanya mempertanyakan cara kerja kecerdasan buatan.
Model pembelajaran mesin saat ini tidak akan ada tanpa keterlibatan manusia pada tingkat tertentu, karena model tersebut harus terus-menerus diberi data yang segar dan akurat.
Perkawinan sedarah ini semakin banyak ditemui ketika konten buatan AI membanjiri internet dan menemukan jalannya kembali ke dalam kumpulan data. Sementara di luar kendala-kendala ini, Azoff dengan sigap mengakui potensi penyalahgunaan teknologi.
Baca juga:
“Sampai kita lebih yakin pada mesin yang kita buat, kita harus memastikan dua poin berikut selalu diikuti,” kata Azoff.
“Pertama, kita harus memastikan manusia mempunyai kendali tunggal atas tombol mati. Kedua, kita harus membangun sistem AI dengan menerapkan aturan keselamatan perilaku.”
Namun, masih ada satu pertanyaan yang tersisa, apakah ini tantangan yang harus kita hadapi?
Kecerdasan buatan sudah terbukti tidak populer di kalangan konsumen, karena perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Meta, terus memasukkan fungsi AI ke layanannya,
Bahkan, kekhawatiran terus bermunculan. Di tengah tuntutan hukum yang sedang berlangsung, OpenAI mengajukan kasus pencurian materi hak cipta. Mereka beralasan, bahwa modelnya memerlukannya agar dapat berfungsi.
Risiko-risiko ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring berkembangnya AI. Lalu, seiring dengan berkembangnya kecerdasan manusia super, hal ini tidak dapat disangkal akan menimbulkan masalah baru. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
