Yuk Berani Stop Katakan: "Gue Mulai Diet Besok"
Berhenti mengatakan diet mulai besok (Sumber: Pexels/cottonbro)
"GUE mulai diet besok!" kalimat sakti tersebut kerap kali diucapkan oleh mereka yang berencana diet. Meski terdengar begitu memotivasi, kalimat tersebut ternyata justru toxic.
Karenanya yuk mulai berani stop katakan "Gue mulai diet besok". Sebab, kalimat ini bakal bikin kamu gagal diet terus. Menurut Psychology Today, berikut alasan kenapa hari esok tidak pernah ada untuk mereka yang berniat diet:
Baca juga:
1. Besok tidak pernah datang
Apa sebenarnya arti "besok" dalam diet kamu adalah "suatu hari nanti". Suatu hari nanti aku akan mulai makan sehat, tapi tidak hari ini, bukan? "Mulai besok" adalah versi makanan dari tagihan kartu kreditmu.
Bunga terus menumpuk dan kamu tidak pernah membayar saldo. "Suatu hari nanti" bukanlah nama hari dalam seminggu. Besok tidak akan pernah ada, hanya ada hari ini. Itu karena besok akan menjadi hari ini lagi.
2. Setiap gigitan berarti
"Mulai besok" hanyalah cara membodohi diri sendiri agar percaya hari ini tidak dihitung. Tetapi tidak ada yang namanya "hari libur" untuk tubuhmu. Segala sesuatu yang kamu telan menjadi bagian dari dirimu. Telah bersatu dalam darah dan menjadi daging. Kamu adalah apa yang kamu makan!
Baca juga:
3. Konsep yang salah
Orang yang rakus saat makan juga merupakan pelaku diet yang sangat baik. Layaknya salah satu sajak Henry Wadsworth Longfellow "Ketika dia baik dia menjadi sangat sangat baik tetapi ketika dia buruk dia mengerikan!".
Makan dengan pola berantakan ternyata dapat membunuh metabolisme kita dan menciptakan jebakan pasir hisap yang semakin dalam sehingga semakin sulit untuk membebaskan diri. Berkonsultasilah dengan dokter dan/atau ahli diet berlisensi untuk menentukan jumlah kalori yang tepat.
4. Makan sehat hari ini versus besok adalah kunci untuk mengatasi makan emosional dan impulsif
"Saya mengajari klien saya untuk membuat daftar aturan yang mengatur perilaku kesehatan mereka yang paling sulit. Misalnya: 'Saya hanya akan makan cokelat di akhir pekan,' 'Saya selalu berolahraga sebelum sarapan lima kali perminggu,' dan lainnya," urai Psikolog, Dr. Gleen Livingston.
Menurut Livingston, idenya adalah belajar membuat keputusan intelektual tentang perilaku sulit, sehingga Anda tidak terus berubah pikiran karena dorongan hati atau emosi.
Selanjutnya, kita perlu membuat penyesuaian pada aturan itu sendiri untuk menyeimbangkan kepuasan, kenikmatan, dan tujuan kesehatan. Kecanduan utama bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi untuk bertindak berdasarkan dorongan hati yang didasarkan pada keadaan emosi dan keinginan langsung seseorang. Kalahkan itu dan kamu telah mengatasi masalahnya. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas