Sri Lanka Nyatakan Keadaan Darurat akibat Banjir dan Longsor
Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake (kanan). (ANTARA/Anadolu/py)
MERAHPUTIH.COM — BANJIR dan tanah longsor yang melanda Sri Lanka sejak Sabtu (29/11) telah menelan korban tewas sebanyak 330 orang. Pusat Manajemen Bencana Sri Lanka mengatakan, selain korban tewas, lebih dari 200 orang dilaporkan masih hilang dan sekitar 20.000 rumah hancur, memaksa 108.000 orang mengungsi ke tempat penampungan sementara yang dikelola pemerintah. Mereka kini menghadapi salah satu bencana cuaca terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Pejabat Sri Lanka mengatakan sekitar sepertiga wilayah negara tersebut tidak memiliki listrik atau air bersih setelah keadaan darurat diumumkan akibat terjangan Siklon Ditwah. Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake menyebut situasi ini sebagai bencana alam paling menantang dalam sejarah negara itu. Kerusakan yang begitu parah membuat perkiraan biaya rekonstruksi mencapai angka yang sangat besar.
Perintah evakuasi diberlakukan di beberapa area karena ketinggian air Sungai Kelani terus meningkat dengan cepat. Jumlah korban tertinggi dilaporkan di Kandy dan Badulla, dengan banyak area masih terisolasi. “Kami kehilangan dua orang di desa kami. Lainnya berlindung di sebuah kuil dan satu rumah yang masih berdiri,” kata Saman Kumara dari Desa Maspanna di Badulla, kepada situs News Center, dikutip BBC.
Korban juga termasuk 11 penghuni panti jompo yang terendam banjir di distrik Kurunegala di bagian utara-tengah pada Sabtu sore. Setelah upaya penyelamatan selama 24 jam, seorang penyintas mengatakan kepada AFP bahwa angkatan laut membantu mereka memanjat ke atap bangunan terdekat. “Kami sangat beruntung. Saat kami berada di atap, sebagian atap ambruk. Tiga perempuan terjatuh ke air, tetapi mereka ditarik kembali ke atas,” ujar WM Shantha.
Baca juga:
Korban Tewas Bencana Alam di Sumatra Capai 442 Orang, Setengahnya Berasal dari Wilayah Sumut
Pemerintah telah mengeluarkan seruan bantuan internasional dan mendesak warga Sri Lanka yang tinggal di luar negeri untuk menyumbang bagi komunitas yang terdampak. Siklon Ditwah sempat melintasi pesisir timur pulau itu pada Jumat, tapi kini telah bergerak menjauhi negara tersebut.
Sri Lanka saat ini berada dalam musim monsun, tapi cuaca ekstrem seperti ini jarang terjadi. Banjir terburuk abad ini di Sri Lanka terjadi pada Juni 2003, ketika 254 orang tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Banjir ini terjadi saat Asia Tenggara juga mengalami salah satu musim banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir, dengan jutaan orang terdampak di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.(dwi)
Baca juga:
334 Orang Tewas Banjir di Sri Lanka, Presidennya Langsung Tetapkan Status Bencana Nasional
Bagikan
Berita Terkait
Sri Lanka Nyatakan Keadaan Darurat akibat Banjir dan Longsor
Bencana Alam Marak Terjadi di Indonesia, Cak Imin Ajak Pemerintah Bertobat
MPR: Penetapan Status Bencana Nasional Bergantung Keputusan Presiden Prabowo
Banjir Sumatra, PT KAI Lakukan Percepatan Jalur Terdampak demi Utamakan Keselamatan Penumpang
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Ancam Pulau Jawa - NTT saat Periode Nataru 2026
Sumatra Barat Masih Akan Dilanja Curah Hujan Ektrem Sampai Penghuju Tahun 2025
BMKG Sempat Beri Peringatan Dini Siklon Tropis Senyar Sebelum Bencana Sumatra Terjadi
Presiden Prabowo Perintah 'All Out' Tangani Bencana Alam Sumatra, Kapolri: Semua Harus Serba Cepat dan Terkoordinasi
DPR Minta Kemen PU, Kemenhub, BNPP dan BMKG Percepat Penanganan Banjir Sumatra
334 Orang Tewas Banjir di Sri Lanka, Presidennya Langsung Tetapkan Status Bencana Nasional