Solo Batik Carnival Gambarkan Kejayaan Kerajaan Mataram Lewat Kostum
Peserta Solo Batik Carnival (SBC) menampilkan kostum batiknya di sepanjang Jalan Selamet Riyadi, Solo, Sabtu (13/7). Foto: MerahPutih.com/Ismail
MerahPutih.com - Solo Batik Carnival (SBC) merupakan salah satu event pertunjukan andalan Pemkot Solo. Program yang masuk kalender event tahunan ini, kembali digelar di Jalan Slamet Riyadi hingga Jalan Gatsu Plaza Balai Kota Solo, Sabtu (13/7).
SBC ke-15 yang menampilkan kostum batik dengan berbagai warna tersebut, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang sedang menikmati liburan sekolah.
Tak sedikit para pengunjung yang terpukau melihat busana para peserta karnaval yang melakukan peragaan kostum baju batik di sepanjang jalan Kota Solo. Kirab sendiri dimulai setelah dibuka oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, dengan memukul kentungan bambu.
Salah satu kostum batik SBC yang jadi perhatian adalah tema Taman Pracima Tuin Pura Mangkunegaran. Dengan penuh warna hijau menyala, kostum itu menarik perhatian warga yang menonton.
Baca juga:
Pemkot Tangsel Gelar Sayembara Desain Batik 2024, Ajak Warga Berkolaborasi
Sementara itu, salah satu peserta Kirab, Didi Subekti menyebutkan, ini kali ketiga dirinya ikut pada gelaran SBC. Pertama, mereka ikut SBC pada 2019.
“Saya butuh waktu tiga bulan untuk menyelesaikan desain busana. Dalam devile tema kostum SBC Pracimatuin dengan nuansa warna hijau khas Mangkunegaran,” kata Didi.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Aryo Widyandoko mengatakan, setiap tahun selalu menampilkan sajian yang berbeda agar event SBC selalu menarik untuk ditonton. Adapun tema tahun ini adalah Amerta: The Legacy of Mataram Kingdom. Tema tersebut bermakna abadi atau keabadian.
“Dengan harapan untuk menunjukkan keagungan warisan kerajaan mataram yang senantiasa abadi di Kota Solo,” kata Aryo.
Baca juga:
Nama Aplikasi SIMONTOK Menjurus ke Pornografi, Pemkot Solo Bakal Koreksi
Ia menjelaskan, motif batik yang digunakan pada kostum SBC adalah motif Pisak Bali, karena memiliki filosofi yang sangat bermakna. Kata Pisak Bali sendiri berasal dari bahasa Jawa pisan (lagi) dan bali (Kembali), yang jika disatukan berarti Selalu kembali atau berulang.
“Diharapkan dengan filosofi ini Solo Batik Carnival dapat berkesan dan selalu exist di hati masyarakat Kota Solo serta peninggalan bersejarah kerajaan Mataram semakin lestari dan abadi sampai kapanpun,” katanya.
Sedangkan untuk urutan defile, batik bertema Sekaten yang berarti memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Pracimatuin sebagai perwujudan taman kebanggaan Solo yang terbaru.
Kemudian, 1 Suro merupakan salah satu malam yang Sakral bagi masyarakat Jawa dan Rojomolo, yaitu hiasan pada perahu rajamala yang dibuat oleh Putra Mahkuta PB IV dan KGPAA Mangkunegara III. (Ismail/Jawa Tengah).
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Libur Panjang Nataru, KAI Commuter Tambah 4 Perjalanan Commuter Line Yogyakarta
Walkot Solo Keluhkan Bansos Salah Sasaran, DPRD Desak Pemkot Pasang Stiker Gakin di Rumah
Aksi Basral saat Pulang Bawa Medali Emas SEA Games 2025, Tunjukkan Trik Skateboard Loncati Motor
FX Rudy Mundur Plt Ketua DPD PDIP Jateng, PDIP Solo Duga Ada Kaitannya dengan Konferda
Kisah Basral, Atlet Skateboard Peraih Emas SEA Games, Pernah Beli Papan Rp 5.000 buat Latihan
Kantor Persewaan Truk di Sukoharjo Terbakar, 2 Mobil Hangus
Penumpang Pesawat Adi Soemarmo Solo Diprediksi Naik 4 Persen selama Nataru
2 Mahasiswa Gugat Larangan Rangkap Jabatan Menteri ke MK
Fadli Zon Dijadwalkan Resmikan Songgobuwono Keraton Solo, 2 Kubu Keraton Bertemu
PB XIV Purbaya Tertibkan Aset Keraton Solo, Ganti 10 Gembok Pintu