Headline

Sokong AS, Inggris Segera Gempur Suriah dengan Rudal Storm Shadow

Eddy FloEddy Flo - Sabtu, 14 April 2018
Sokong AS, Inggris Segera Gempur Suriah dengan Rudal Storm Shadow

Rudal Storm Shadow yang dipakai Inggris di Suriah (Foto: Screenshot youtube.com)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Konflik Suriah selain melibatkan peperangan antarfaksi yang bertikai juga memicu pertempuran antara sekutu seperti AS, Inggris dan Prancis melawan Rusia yang berada di belakang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Serentak dengan itu, pertikaian di Suriah justru menjadi ajang perlombaan senjata antara Sekutu kontra Rusia. Sejumlah persenjataan canggih dipakai dalam menyerang kelompok-kelompok militan yang terlibat perang di Suriah. Puncaknya, sekutu melalui Amerika Serikat menginisiasi serangan ke Suriah. Serangan itu langsung mendapat sokongan dari sekutunya Prancis dan Inggris.

Tak perlu menunggu waktu lama, Perdana Menteri Inggris Theresa May langsung memerintahkan pasukan Inggris untuk menembakkan rudal Strorm Shadow ke kantong-kantong pemberontak di Suriah. Rudal yang terkenal dengan daya jelajah dan presisi tinggi itu ditembakan untuk memusnahkan senjata kimia di sejumlah wilayah konflik.

Pada Sabtu (14/4) Theresa May menyatakan bahwa pihaknya tidak ada pilihan lain selain mengambil opsi serangan militer ke Suriah.

Empat jet "Royal Air Force Tornado" yang menggunakan rudal "Storm Shadow" telah ambil bagian dalam serangan terhadap sebuah fasilitas militer dekat Homs, di mana pihaknya menilai Suriah telah menimbun bahan kimia di sana, menurut Departemen Pertahanan Inggris (MoD).

Perdana Menteri Inggris Theresa May

PM Inggris Theresa May (Foto tmay.co.uk)

Serangan, yang dilakukan dengan Amerika Serikat dan Prancis merupakan serangan "terbatas dan ditargetkan," yang dirancang untuk meminimalkan korban sipil, kata May. MoD mengatakan indikasi awal adalah bahwa senjata presisi dan perencanaan target yang teliti telah "menghasilkan serangan yang sukses." "Ini bukan tentang campur tangan dalam perang saudara. Ini bukan tentang perubahan rezim," demikian May dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Antara dari Reuters.

PM May mengatakan serangan tersebut merupakan tanggapan terhadap bukti signifikan, termasuk bukti intelijen yang menunjukkan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab atas serangan yang menggunakan senjata kimia di Douma, Suriah Sabtu lalu, yang menewaskan hingga 75 orang termasuk anak-anak.

May menambahkan, Inggris dan sekutunya telah berusaha menggunakan setiap sarana diplomatik untuk menghentikan penggunaan senjata kimia, tetapi telah berulang kali digagalkan, menyebut veto Rusia dari penyelidikan independen terhadap serangan Douma di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini.

"Jadi, tidak ada pilihan praktis untuk penggunaan kekuatan demi menurunkan dan menghalangi penggunaan senjata kimia oleh Rezim Suriah," katanya.

Serangan misil Barat menunjukkan langkah puncak mereka dari perang saudara Suriah, yang dimulai pada Maret 2011 sebagai pemberontakan anti-Assad, tetapi sekarang menjadi konflik proksi yang melibatkan sejumlah kekuatan dunia dan regional dan kelompok-kelompok pemberontak yang tak terhitung jumlahnya.

Sementara itu, menanggapi serangan militer yang massif ke Suriah, Rusia yang selama ini berada di belakang Presiden Suriah Bashar al-Assad tindakan sekutu telah melanggar kedaulatan Suriah dan mengacaukan proses perdamaian di wilayah tersebut.

Rusia, yang ikut campur dalam perang pada 2015 untuk mendukung Assad, membantah ada serangan kimia dan menuduh Inggris membantu melancarkan insiden Douma untuk memicu histeria anti-Rusia.

Rudal jelajah dengan presisi tinggi
Rudal yang dipakai Inggris untuk gempur Suriah (Foto: ukdefense.org)

Anggota parlemen Rusia Vladimir Dzhabarov pada Sabtu mengatakan, Rusia kemungkinan akan meminta pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas serangan udara Amerika Serikat, Inggris dan Prancis di Suriah, demikian laporan kantor berita RIA.

"Situasi sedang dianalisis sekarang. Rusia akan meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB, saya pikir, pasti," kata Dzhabarov, wakil kepala komisi urusan luar negeri Rusia, sebagaimana dikutip oleh RIA.

Semalam, pasukan AS, Inggris dan Prancis meluncurkan lebih dari 100 misil dari kapal dan pesawat berawak, menargetkan tiga fasilitas senjata kimia utama Suriah.

Serangan itu merupakan tanggapan terhadap serangan yang diduga menggunakan senjata kimia di Kota Douma, Suriah akhir pekan lalu yang menewaskan puluhan warga sipil.

Suriah dan sekutunya Rusia membantah serangan semacam itu terjadi, dan Moskow menuduh Inggris membantu melancarkan insiden Douma untuk memicu histeria anti-Rusia.

Ketua komite urusan internasional dari majelis tinggi parlemen Rusia, Konstantin Kosachev, mengatakan serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan mungkin dirancang untuk mencegah para penyelidik dari pengawas senjata kimia global melakukan pekerjaan mereka.

"Ini ... kemungkinan besar upaya untuk menciptakan sebuah situasi sulit bagi misi Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang baru memulai pekerjaannya di Douma, Suriah, atau upaya untuk menggagalkannya," kata Kosachev dikutip Interfax.(*)

#Theresa May #Konflik Suriah #Serangan Rudal #Presiden Bashar Al-Assad
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Mengenal Rudal dalam Sistem Pertahanan Iran, Ada Lebih daripada 3.000 Buah
Teheran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan.
Dwi Astarini - Rabu, 18 Juni 2025
Mengenal Rudal dalam Sistem Pertahanan Iran, Ada Lebih daripada 3.000 Buah
Dunia
Lanjut Gempur Kota-Kota di Israel, Jenderal Iran: Kami Masih Menahan Diri, Tapi Bisa Gunakan Senjata Lebih Besar
Mantan Panglima IRGC Mohsen Rezaei menyebut perang Iran-Israel saat ini masih dikelola secara cerdas. Iran meluncurkan rudal dan drone, tapi mengklaim belum kerahkan seluruh kemampuan.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 16 Juni 2025
Lanjut Gempur Kota-Kota di Israel, Jenderal Iran: Kami Masih Menahan Diri, Tapi Bisa Gunakan Senjata Lebih Besar
Dunia
Rudal Hipersonik Iran Hantam Israel, Apa yang Membuatnya Begitu Mematikan?
Iran meluncurkan rudal hipersonik Fattah untuk menyerang Tel Aviv dan Haifa. Rudal berkecepatan Mach 15 ini sulit dideteksi radar dan mampu menembus sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 16 Juni 2025
Rudal Hipersonik Iran Hantam Israel, Apa yang Membuatnya Begitu Mematikan?
Dunia
Menlu Prancis dan Jerman Kunjungi Damaskus, Tegaskan Negaranya Berdiri Bersama Rakyat Suriah
Prancis dan Jerman dukung kemerdekaan Suriah.
Ikhsan Aryo Digdo - Jumat, 03 Januari 2025
Menlu Prancis dan Jerman Kunjungi Damaskus, Tegaskan Negaranya Berdiri Bersama Rakyat Suriah
Dunia
Suriah Cabut Pemberlakuan Aturan Jam Malam di Damaskus
Al-Bashir, mantan pemimpin regional di Suriah barat laut, telah resmi ditunjuk untuk mengepalai pemerintahan transisi hingga Maret 2025.
Wisnu Cipto - Kamis, 12 Desember 2024
Suriah Cabut Pemberlakuan Aturan Jam Malam di Damaskus
Indonesia
37 WNI yang Dievakuasi di Tengah Konflik Suriah Tiba di Indonesia Sore ini
KBRI Damaskus telah menetapkan status siaga 1 di seluruh wilayah Suriah
Angga Yudha Pratama - Kamis, 12 Desember 2024
37 WNI yang Dievakuasi di Tengah Konflik Suriah Tiba di Indonesia Sore ini
Dunia
Rusia Beri Suaka untuk Bashar al-Assad
Kremlin mengonfirmasi pada Senin (9/12) bahwa Al-Assad dan keluarganya diberi suaka oleh Rusia.
Dwi Astarini - Selasa, 10 Desember 2024
Rusia Beri Suaka untuk Bashar al-Assad
Dunia
Serangan ke Israel Merupakan Hak Membela Diri, Iran Minta AS Tidak Ikut Campur
Iran diketahui meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.
Frengky Aruan - Rabu, 02 Oktober 2024
Serangan ke Israel Merupakan Hak Membela Diri, Iran Minta AS Tidak Ikut Campur
Indonesia
Panglima TNI Perintahkan KSAD Lanjutkan Program Kerja Jenderal Dudung
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta Jenderal Agus sebagai KSAD untuk melanjutkan program-program kerja yang telah dicanangkan Jenderal Dudung Abdurachman di periode lalu.
Mula Akmal - Jumat, 27 Oktober 2023
Panglima TNI Perintahkan KSAD Lanjutkan Program Kerja Jenderal Dudung
Indonesia
Kiev Kembali Diserang Rudal Rusia, Korban Berjatuhan
Sejumlah ledakan keras yang diduga akibat serangan roket Rusia terdengar di pusat kota Kiev pada Senin (10/10/2022) pagi, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Ukraina atas ledakan di jembatan utama Krimea.
Mula Akmal - Senin, 10 Oktober 2022
Kiev Kembali Diserang Rudal Rusia, Korban Berjatuhan
Bagikan