Siaga Corona

Soal Antisipasi Serangan Virus, SBY Dipuji Lebih Matang Ketimbang Jokowi

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 05 Maret 2020
 Soal Antisipasi Serangan Virus, SBY Dipuji Lebih Matang Ketimbang Jokowi

Pengamat politik Ujang Komarudin (Foto: unialazhar.ac.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pengamat politik Ujang Komarudin menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar lebih fokus menghadapi ancaman virus Corona daripada sibuk mementingkan keuntungan pariwisata.

Menurutnya, Jokowi bisa meniru apa yang dilakukan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menangani mewabahnya flu burung pada 2006 lalu.

Baca Juga:

2 Warganya Kena Corona, Jokowi Siapkan 100 RS dengan Ruang Isolasi

Saat itu SBY menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun Tahun 2006 tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (avian influenza) dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemik Influenza.

Presiden Jokowi bersama Menkes Terawan Agus Putranto saat umumkan pasien terpapar virus corona
Presiden Jokowi bersama Menkes Terawan Agus Putranto saat mengumumkan masuknya virus corona di Indonesia beberapa waktu lalu di Istana Negara (Foto: antaranews)

"Zaman SBY ketika ada wabah penyakit yang mematikan, pemerintah fokus pada penyelamatan jiwa masyarakat. Soal pariwisata tak begitu rame (Era SBY)," kata Ujang di kepada wartawan, Rabu (4/3).

Menurut Ujang, jika Presiden Jokowi hanya mementingkan keuntungan pariwisata, maka akan menimbulkan dampak yang berbahaya keselamatan rakyat Indonesia.

"Zaman Jokowi juga urus keselamatan masyarakat. Tapi rame juga urus keuntungan pariwisata. Bahkan aneh bin ajaib. Butuh Rp72 Milyar tuk membayar influencer agar bisa mempromosikan pariwisata di tengah-tengah wabah Corona," tuturnya.

Ujang mengingatkan agar pemerintah betul-betul memperhatikan dan berupaya mencegah penyebaran virus ke masyarakat.

Baca Juga:

Pusingnya Jokowi Ketika Ekonomi Indonesia Dihajar Corona dan Perang Dagang

Pemerintah, lanjutnya juga harus memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk menangani persoalan wabah virus Corona dengan standar internasional.

"Berbuat terbaik untuk rakyat. Agar rakyat tak panik. Dan agar rakyat merasa aman," pungkas Ujang Komarudin.(Knu)

Baca Juga:

Virus Corona Sudah Masuk Indonesia, Jokowi: 2 Orang Positif

#Susilo Bambang Yudhoyono #Presiden Jokowi #Virus Corona #Pengamat Politik
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Publik figur kini diminta untuk tidak menyebarkan narasi menyesatkan soal bencana Sumatra. Pengamat menilai, hal itu hanya memperpanjang penderitaan.
Soffi Amira - Senin, 08 Desember 2025
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Indonesia
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Pemerintah harus membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun. Pengamat pun mengatakan, bahwa ini bisa menjadi bom waktu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Indonesia
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Presiden RI, Prabowo Subianto, ikut turun tangan saat memusnahkan barang bukti narkoba di Mabes Polri, Rabu (29/10).
Soffi Amira - Kamis, 30 Oktober 2025
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Ray mencontohkan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Narasi yang beredar menyebut seolah-olah hubungan antara pendiri Partai Demokrat dan Kapolri tidak akrab.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Indonesia
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengadakan pertemuan tertutup, Sabtu (4/10)
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Bagikan