Sleep Sex, Gangguan Tidur dengan Aktivitas Seksual


Sleep sex merupakan gangguan tidur yang amat langka. (Foto: Unsplash/Quin Stevenson)
PERILAKU seksual ternyata tak hanya bisa kamu lakukan secara sadar. Dalam keadaan tertidur, kamu juga berpotensi melakukan kegiatan seksual. Tanpa sadar, kamu akan melakukan beberapa perilaku seksual saat mengalami gangguan tidur bernama sleep sex atau seksomnia.
Seperti yang dimuat di laman Alodokter, seksomnia merupakan jenis gangguan tidur yang langka. Sleep sex juga merupakan bentuk gangguan tidur parasomnia non-rapid eye movement (N-REM). Gangguan tidur ini tidak berbahaya walau sangat aneh.
Baca Juga:
Penderita seksomnia akan melakukan perilaku seks pada umumnya saat tertidur. Mereka akan mendesah, bermasturbasi, bercumbu, orgasme, bahkan hingga berhubungan seksual layaknya dengan seseorang.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab seksomnia. Namun, beberapa faktor kemungkinan dapat memicu terjadinya seksomnia pada seseorang. Misalnya gaya hidup yang buruk seperti mengonsumsi minuman beralkohol. Kurang tidur, pola tidur tidak teratur, kelelahan, hingga mengonsumsi obat-obatan tertentu juga menjadi penyebab seksomnia.
Selain gaya hidup yang buruk, kondisi kesehatan tertentu pada seseorang meningkatkan risiko mengalami sleep sex lebih tinggi. Berikut adalah kondisi kesehatan yang dapat memicu seksomnia menurut:
-Gangguan tidur lain, seperti sleep walking dan insomnia kronis
-Kebiasaan menggertakkan atau menggesekkan gigi (bruxism)
-Gastroesophageal reflux disease (GERD)
-Sleep anea
-Kejang saat tidur
-Cedera kepala
-Migrain
-Depresi
-Sindrom kaki gelisah
-Sindrom putri tidur
Tidak ada cara khusus untuk mendiagnosis sleep sex. Namun, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan menggunakan metode polisomnografi atau sleep study. "Tes ini dirancang untuk merekam aktivitas gelombang di otak, kadar oksigen dalam darah, detak jantung, pernapasan, serta gerakan mata dan kaki," demikian keterangan dari Alodokter.
Baca Juga:
Adakah Kolerasi Program Pendidikan Seks dengan Penurunan Kehamilan Remaja?
Tes ini akan dilakukan di ruang gelap. Dalam ruangan tersebut terdapat kamera video dan audio untuk memastikan hasil pemeriksaan akurat. Pengidap sleep sex juga akan dipasang sensor pada beberapa bagian tubuh seperti dada, telinga, jari, pelipis, dan kepala.

Untuk mengatasi penyakit ini, dokter akan fokus untuk menyembuhkan gangguan tidur yang menyebabkan sleep sex. Apabila gangguan tidur pemicu sleep sex tersebut teratasi, maka risiko mengidapnya akan berkurang.
Selain itu, pasien juga akan disarankan menerapkan sleep hygiene pada pola tidur mereka. Sleep hygiene mengharuskan seseorang untuk tidur di kamar gelap, di waktu yang sama tiap harinya, tidak mengonsumsi kafein sebelum tidur, dan menghindari pemakaian gawai satu jam sebelum tidur. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
