Skema Kenaikan Tarif KRL Bisa Merepotkan Calon Penumpang


Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter line menuruni anak tangga setibanya di Stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (9/12/2022). ANTARA FOTO/Darryl Ramadhan/nz.
MerahPutih.com - Wacana mengubah sistem tarif KRL commuterline pada 2023 menuai reaksi.
Nantinya harga tiket akan dinaikkan berdasarkan kemampuan finansial. Skema tersebut saat ini masih dikaji oleh Kemenhub.
Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan menilai, kenaikan tarif KRL commuterline saat ini belum diperlukan. Menurut Tigor, justru pemerintah harus tetap memberikan subsidi.
Baca Juga:
KAI Commuter Bantah Ada Kenaikan Tarif KRL
"Sehingga masyarakat yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan kereta api, sehingga kemacetan bisa berkurang," jelas Tigor di Jakarta, Senin (2/1).
Menurut dia, pemerintah sebaiknya juga fokus pada upaya memperbaiki pelayanan transportasi publik, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang menggunakannya.
Apalagi, ada semangat mengajak masyarakat menggunakan transportasi publik seperti KRL commuterline, utamanya orang-orang yang selama ini menggunakan mobil.
"Jadi menurut saya yang harus difokuskan saat ini adalah meningkatkan pelayanan angkutan umum massal dan juga aksesnya dengan tarif yang terjangkau,” kata Tigor.
Dia mengatakan, untuk mengajak masyarakat beralih menggunakan transportasi publik, layanan atau kenyamanan yang didapatkan minimal sama seperti ketika menggunakan kendaraan pribadi.
Dengan perbedaan kartu untuk kelompok yang dianggap memiliki kemampuan finansial, dikhawatirkan kelompok masyarakat tersebut akan kembali menggunakan kendaraan pribadi lantaran menganggap pelayanannya merepotkan.
“Fokus pemerintah saat ini memperbaiki pelayanannya dan integrasinya yang menurut saya saat ini masih banyak yang harus dibenahi,” ujarnya.
Baca Juga:
Wapres Ma'ruf Tanggapi Polemik Tarif KRL untuk Orang Kaya dan Miskin
Tigor mencontohkan sistem yang dijalankan di Malaysia.
Di negara tersebut, seluruh warganya mendapatkan subsidi untuk menggunakan transportasi publik, termasuk juga wisatawan asing.
“Jadi tidak usah repot-repot mengatur perbedaan tarif, fokus saja di perbaikan layanan,” tegas Tigor.
Sekadar informasi, pemerintah berencana mengubah sistem tarif KRL commuterline tahun 2023.
Harga tiket KRL akan dinaikkan khusus untuk masyarakat yang ekonominya tergolong mampu agar pemberian subsidi untuk tarif KRL bisa tepat sasaran.
Tarif KRL nantinya akan diterapkan lewat skema subsidi terbatas.
Golongan mampu dan tidak mampu masih dibahas apakah akan diambil dari data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Sebelumnya ramai diberitakan terkait rencana kenaikan tarif KRL tahun 2023 dari Rp 3 ribu menjadi Rp 5 ribu per 25 km.
Namun, kenaikan tersebut diganti dengan skenario subsidi tarif KRL 2023 yang membebankan orang mampu membayar lebih tinggi untuk mensubsidi golongan tak mampu. (Knu)
Baca Juga:
Seorang Anak Tewas Tertabrak KRL Parung Panjang-Tigaraksa
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Layanan KRL Jabodetabek Dipastikan Normal dan Aman Pasca Terganggu Unjuk Rasa Rusuh di Jakarta

Demo ‘Revolusi Rakyat’ di Gedung DPR, KRL dari Arah Serpong Hanya Bisa sampai Stasiun Kebayoran, Penumpang Menumpuk di Stasiun

Pagar Stasiun Cikini Ditinggikan, Penumpang KRL Justru Bikin Pramono Anung Pusing

KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Pagi ini, Penumpang Dipastikan Tak Ada yang Jadi Korban

Ada Gangguan, KRL Bogor-Jakarta Kota Cuma Sampai di Stasiun Manggarai

Terlibat Pelecehan Seksual, Puluhan Orang Masuk 'Blackist' dan Dilarang Naik KRL

Tembus 166 Juta Penumpang dalam 6 Bulan, Berikut 5 Stasiun KRL Terpadat di Jabodetabek

Viral KRL Jakarta-Bogor Jadi Sasaran Pelemparan, Pelaku Langsung Diciduk Polisi!

KAI Commuter Resmi Operasikan Peron Jalur 2 Stasiun Tanah Abang Baru

Long Weekend Tahun Baru Islam Penumpang Naik 29,7 Persen, KRL Jogja-Palur Nambah Jadwal Gila-gilaan Buat Liburan Panjangmu!
