Singgung Perang Ukraina dan Pandemi Belum Berakhir, Jokowi Minta Masyarakat Waspada
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Pasar Petisah, Medan, Sumatera Utara, Kamis (7-7-2022). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman
MerahPutih.com - Tanda-tanda bakal peralihan ke dari pandemi ke endemi COVID-19 sepertinya belum terlihat.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia sampai saat ini belum rampung.
"Sekarang ini semua negara tidak berada pada posisi yang aman-aman saja. Hati-hati mengenai ini," kata Jokowi di acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2022 di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara pada Kamis (7/7).
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Bendera NKRI Dibentangkan di Konser Scorpions Berkat Jokowi
Ia tak ingin gegabah menyebut pandemi sudah berakhir.
"Kita telah dua setengah tahun menghadapi tantangan berat yang namanya COVID-19. Dan sampai saat ini belum rampung. Belum selesai," kata tambah Jokowi.
Ia mengatakan, kasus positif COVID-19 di negara-negara lain masih tinggi.
"Kita alhamdulillah meskipun masih berada pada posisi yang rendah tugas kita semuanya untuk mengendalikan. Tetap harus waspada," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga:
Hari ke-2 di Sumut, Jokowi Tinjau Pasar dan Hadiri Puncak Harganas
Jokowi meminta seluruh elemen masyarakat mewaspadai hal ini. Ia menegaskan, apabila pandemi COVID-19 bisa dikendalikan, maka percepatan pemulihan ekonomi nasional bisa digencarkan.
Namun, situasi yang terjadi malah tambah rumit.
"Sekarang tambah sulit karena ditambah satu masalah besar, yaitu perang di Ukraina. Hati-hati mengenai perang di Ukraina karena hal ini menyangkut pangan dan energi. Pangan, minyak, dan gas," kata Jokowi.
Ia mengatakan, kondisi memprihatinkan ini akan memengaruhi semua negara di dunia.
Disebutkan, sebelum pandemi harga minyak adalah USD 60 per barel. Sekarang, lanjutnya, harganya berada di kisaran USD 110 sampai USD 120 per barel.
"Sudah dua kali lipat. Hati-hati. Negara kita ini masih tahan untuk tidak menaikkan harga yang namanya Pertalite," kata mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI ini.
Menurut Presiden Jokowi, negara-negara lain harga bahan bakar minyak (BBM) telah berada di angka Rp 31 ribu per liter.
"Di Indonesia harganya Rp 7.650 per liter. Mengapa? Karena kita disubsidi APBN," kata Jokowi. (Knu)
Baca Juga:
Jokowi Bagikan Bansos dan Tinjau Infrastruktur Jalan Nasional di Nias
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
5 Dampak Mengerikan Jika Terjadi Perang Dunia III, Trauma Psikologis hingga Meningkatnya Kemiskinan
Korut Tepis Isu 6.000 Tentaranya Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Hanya Ratusan
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis