Sikat Pakaian Tak Laku Disulap Jadi Kerajinan dan Lukisan


Salah satu contoh kerajinan tangan yang dari sikat karya CreaBrush (Foto: Facebook/CreaBrush Indonesia)
TEKANAN sering kali membuat orang lebih kreatif. Mereka harus memutar otak mencari jalan agar tetap dapat bertahan. Seperti yang dialami Susanto, pemilik CreaBrush di Medan. Impitan ekonomi justru membuat usahanya semakin berkembang.
Pria 46 tahun itu bercerita, awalnya usaha pembuatan sikat ijuk miliknya mengalami penurunan. Hal itu disebabkan masyarakat telah beralih menggunakan sikat berbahan dasar plastik. Sepinya pesanan, sementara para karyawannya harus terus digaji, memaksa Susanto memikirkan jalan lain. Bagaimana pun caranya, persediaan sikat ijuknya harus tetap habis terjual.
Akhirnya Susanto mendapatkan ide membuat kerajinan dari produk sikatnya. "Pesanan sikat mulai turun, sementara karyawan butuh gaji. Jadi, saya cari ide untuk membuat sikat pakaian tetap eksis. Saya ubah jadi kerajinan," ujarnya, Selasa (1/8), seperti dilansir dari ANTARA. Kerajinannya pun kini menjadi salah satu oleh-oleh khas Medan.

Sikat ijuk ia olah menjadi beragam jenis bentuk, seperti hewan, mobil, sepeda, motor, bahkan lukisan. Dari satu sikat dengan modal lima ribu rupiah, Susanto bisa menjual produknya kembali seharga Rp 50 ribu.
Menurut Susanto, ide membuat kerajinan hias dari sikat pakaian tersebut adalah yang pertama di Indonesia. Untuk itulah ia aktif mengikuti berbagai pameran agar karyanya dapat diperkenalkan lebih jauh. Beberapa bulan lalu, ia berpartisipasi dalam pameran kerajinan, INACRAFT, di Jakarta Convention Center tanggal 26-30 April 2017.
Baru-baru ini, tepatnya 12-15 Juli 2017, ia bertandang ke Makassar sebagai peserta Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) Expo 2017 di Lapangan Karebosi. Pada momen itu, ia sempat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menyerahkan lukisan sikatnya kepada beliau.

Siapa sangka sikat bisa jadi lukisan? Gradasi warna sepia didapat dari warna asli sabut kelapa itu sendiri. Kuning dari sabut kelapa muda, cokelat dari sabut kelapa sedang, cokelat tua dari sabut kelapa tua, dan hitam dari ijuk (pohon aren, biasa digunakan untuk sapu).
Pengerjaan lukisan memakan waktu seminggu, untuk satu sketsa wajah. Harganya sekitar dua sampai lima juta rupiah, dengan ukuran minimal 70 cm x 45 cm.
Selain menjual barang secara langsung di berbagai pameran, kerajinan sikat Susanto juga dapat dipesan secara daring melalui Facebook page CreaBrush Indonesia. Seringnya mengikuti berbagai pameran membuka kesempatan bagi hasil karya Susanto dijual di toko-toko suvenir luar kota Medan. Orang asing pun juga berminat membelinya, baik satuan maupun grosir.
"Pernah ada kerja sama dengan pengusaha dari Italia dalam jumlah besar untuk dijual kembali di sana. Sekarang sedang dalam proses negosiasi dengan pengusaha Brasil yang mau menjual produk kami juga," tutupnya. (*)
Baca juga artikel lainnya seputar kerajinan tangan dalam negeri di sini: Berburu Oleh-Oleh Kerajinan Perak Di Kotagede Yogyakarta.
Bagikan
Berita Terkait
Warga Kota Medan Diingatkan untuk Mewaspadai Banjir Pesisir 21-27 September

Indonesia Ekspor Perdana Produk Kerajinan Serat Alam Enceng Gondok ke Amerika

PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Hati-Hati Kalau Anak Main di Tepi Sungai, Gabriel Bocah 6 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa

Pasar Baru Bakal Jadi Pusat Oleh-oleh Betawi, Wagub Rano: Kita Undang Mandra Biar Rame
KPK Sita 1 Rumah Mewah di Kota Medan, Punya Siapa?

Menilik Kerajinan Tradisional Anyaman Tikar Daun Pandan

Seraung Dipilih Jadi Ikon Pameran Kriyanusa 2024

Jakarta di Urutan Ketiga sebagai Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia
