Sidang Parlemen Dunia di Bali Sepakati Resolusi Damai Rusia - Ukraina
Tank Angkatan Darat Rusia melintas pada latihan militer di wilayah Leningrad, Rusia, dalam gambar selebaran yang disiarkan pada 14 Februari 2022. ANTARA/Kementerian Pertahanan Rusia/HO via Reuters
MerahPutih.com - Sidang Majelis Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) yang digelar di Bali, Indonesia, ribuan delegasi yang mewakili parlemen dari 115 negara menyepakati resolusi damai untuk konflik Rusia dan Ukraina. Resolusi damai itu melalui serangkaian tahapan sidang dan sesi debat yang dipimpin oleh Puan Maharani sebagai pimpinan sidang majelis IPU tahun ini.
"Indonesia telah memainkan peranan penting dalam penyusunan resolusi ini. Kami tergabung dalam komite penyusun. Indonesia sejak awal menekankan pentingnya peran sentral IPU dalam mencari solusi di Ukraina secara berimbang," ujar Ketua DPR Puan Maharani saat jumpa pers usai penutupan Sidang Majelis Ke-144 IPU di BICC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (24/5).
Baca Juga:
Bertemu Dubes Rusia, Pimpinan DPR Dorong Tercipta Damai di Ukraina
Dalam Sidang Majelis Ke-144 IPU pada 20–24 Maret 2022, tiap negara anggota dipersilakan mengusulkan rancangan resolusi yang mendesak (emergency item). Di sidang majelis IPU tahun ini, delegasi Parlemen Ukraina mengusulkan draf resolusi terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Draf resolusi yang disampaikan oleh Parlemen Ukraina meminta IPU secara lugas mengecam Rusia dan Belarusia atas aksi militer mereka di Ukraina. Namun, pandangan itu, menurut delegasi Indonesia berisiko memperkeruh konflik dan menghambat upaya perdamaian.
Pada sesi debat umum yang berlangsung pada 21 Maret, Indonesia turut mengajukan rancangan resolusi, yang diikuti oleh Selandia Baru.Dalam prosesnya, Ukraina mencabut usulan-nya sehingga tersisa draf usulan Indonesia dan Selandia Baru. Meskipun akhirnya rancangan dari Indonesia kurang mendapat dukungan, tetapi isi draf dari Selandia Baru telah memasukkan beberapa poin usulan Indonesia.
Beberapa usulan Indonesia yang ditemukan pada draf Selandia Baru, antara lain mengedepankan peran kolektif parlemen untuk membuka dialog antara Rusia dan Ukraina, dan membentuk satuan tugas (task force) untuk menjalankan peran sebagai penghubung dua pihak yang berkonflik.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mendorong perang antara Rusia dan Ukraina segera dihentikan agar tidak menciptakan ketegangan global.
"Tentu kita berharap segera tercipta suasana damai di Ukraina, kita sangat khawatir bisa menjadi pemicu perang global," Gus Muhaimin usai menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia.
Muhaimin berharap, tidak ada ketegangan antara barat dan timur, dan terpenting Rusia menjadi motor utama lokomotif perdamaian tata dunia baru yang manusiawi, adil, demokratis dan damai.
Di pertemuan tersebut, Cak Imin berharap tata dunia baru itu yang betul-betul fair adil, tidak terjadi perang di timur tengah maupun perang di Asia Selatan, harus tetap damai dan adil.
Muhaimin menekankan sikap Indonesia yang paling pokok menginginkan ketegangan Rusia-Ukraina segera selesai.
"Segera mengakhiri perang dan Rusia mengatasi keadaan dengan cepat," ujarnya. (Pon)
Baca Juga:
Rusia Balas Usir Diplomat Amerika Serikat
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
Konflik Kamboja dan Thailand Bikin Sekolah Tutup, Ratusan Warga Mengungsi
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Mengejutkan! Tes Kebohongan Mudryk Lolos, Masa Depan di Chelsea Terbuka?
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau
Donald Trump Jadi Penengah Ketegangan Kamboja dan Thailand