Setiap Orang Berpotensi Jadi Senjata Biologis Lho

Reisa Broto Asmoro. (Foto: IG @reisabrotoasmoro)
Merahputih.com - Tim komunikasi publik Gugus Tugas COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, menyebut, setiap orang berpotensi menjadi seperti senjata biologis. Hal ini terkat dengan penyebaran COVID-19 yang didominasi orang tanpa gejala.
Ia mencontohkan seorang ahli penyakit menular berkata, ketika manusia mengulurkan tangan, maka ia sama saja mengulurkan senjata biologis.
"Maka jinakkan senjata ini dengan mencuci tangan dan jadikan kebajikan tangan menjadi alat penolong, melindungi orang lain dari COVID-19," kata Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (12/6).
Baca Juga:
"Reisa juga mengingatkan pentingnya menjaga jarak untuk mencegah COVID-19. Bahkan Reisa menjamin physical distancing sudah terbukti ampuh melalui penelitian.
Menerapkan physical distancing, terutama di tempat umum. Penularan COVID adalah melalui droplets dari seseorang terinfeksi ketika dia batuk atau bersin bahkan berbicara.
"Saat kita komunikasi dengan orang lain bisa jadi ada percikan dari mulut lawan bicara, dan kalau tak jaga jarak minimal 1 sampai 2 meter, kita bisa saja terkena," papar Reisa.
Ia mengatakan bahwa mempraktikkan jaga jarak aman 1 hingga 1,5 meter dapat menurunkan risiko tertular Covid-19 hingga lebih dari 50 persen.
"Penelitian menunjukkan, jaga jarak adalah cara yang ampuh mencegah penularan Covid-19. Dalam masa pandemi sebaiknya kita perhatikan hal ini, menjaga jarak aman dari orang lain," jelas dia.
Reisa mengingatkan bahwa penularan virus Corona adalah melalui droplet atau percikan air liur dari seseorang yang terinfeksi tatkala ia batuk atau bersin. Bahkan saat ia berbicara seperti biasa.
Tanpa disadari, tatkala kita berbicara dengan orang lain ada percikan droplet yang keluar dari mulut lawan bicara. Maka kala kita tak menjaga jarak sebagaimana yang disarankan, maka bisa jadi akan tertular virus ini.
"Apalagi orang yang kita temui tidak kita ketahui pasti status kesehatannya. Maka sebaiknya dalam masa pandemi ini physical distancing ini harus kita terapkan secara baik," imbau Reisa yang mengenakam kemeja putih ini.
Jaga jarak ini juga demi mencegah penyebaran virus ini secara masif di masyarakat. Jaga jarak ini amat penting diterapkan kala kita menjenguk orang-orang yang sakit ataupun mengunjungi orang dengan kesehatan yang rentan.
"Mari kita biasakan untuk menjaga diri, tidak memegang anak-anak kecil apalagi bayi kalau kita bukan orang tuannya," ucap Reisa.

Reisa mencontohkan Jepang yang menganggap penanganan Covid-19 cukup baik tanpa harus karantina wilayah, yakni dengan melakukan deteksi dini dan social conformity.
Social conformity sendiri merupakan permintaan Pemerintah Jepang kepada warganya agar menghindari keramaian atau kontak dekat secara fisik dengan orang lain.
"Jadi menghindari bersalaman dengan banyak orang, kemudian menghindari agar tidak bertemu dengan banyak orang di ruang tertutup dan sempit. Anjuran ini sangat dipatuhi oleh banyak orang di sana," kata Reisa.
Pemerintah kembali mengumumkan data terbaru kasus virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini, tercatat total kasus positif sebanyak 36.406 orang, kemudian 13.213 orang sembuh, dan 2.048 pasien COVID-19 meninggal dunia.
"Dari data yang kita dapatkan pada pemeriksaan spesimen hari ini. Kita dapatkan bahwa akumulasi kasus konfirmasi COVID-19 yang positif adalah sebanyak 1.111 orang, sehingga total menjadi 36.406 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri).
Yuri mengatakan penambahan pasien sembuh hari ini sebanyak 577, sehingga total pasien sembuh mencapai 13.213 orang. Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 48, sehingga jumlah kematian mencapai 2.048 kasus.
Baca Juga:
Selain itu, Yuri menuturkan persentase kesembuhan pasien hari ini sebesar 35,8 persen. Persentase kesembuhan pasien lebih tinggi dibandingkan persentase kematian yang berkisar 5,607 persen.
"Kalau kita perhatikan, data akumulasi sampai kondisi saat ini 35,8 persen sembuh, sedangkan kematian berada di kisaran 5,607 persen. Saudara-saudara, kasus sembuh total untuk hari ini sebanyak 577, sehingga kemudian total bisa menjadi 13.213. Meninggal 48 total menjadi 2.048," ucap Yuri. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
