Setahun Serangan Israel, Gempuran Tak Berkesudahan, Dukungan Semakin Deras untuk Palestina

Mula AkmalMula Akmal - Minggu, 06 Oktober 2024
Setahun Serangan Israel, Gempuran Tak Berkesudahan, Dukungan Semakin Deras untuk Palestina

Arsip - Sejumlah warga Palestina memeriksa bangunan yang hancur pascaserangan udara Israel di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Jumat (5/1/2024). ANTARA/Xinhua/Khaled Omar/am.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Hanya butuh waktu satu tahun bagi Israel untuk menghilangkan nyawa 41 ribu orang Palestina. Sejak 7 Oktober 2023 hingga setahun kemudian, tak ada yang berubah kecuali jumlah korban meninggal dunia.

Dikutip dari Antara, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengiyakan hal ini. Membandingkan dengan kondisi setahun lalu, ia menyebut situasi rakyat Palestina di Gaza sungguh sulit dibayangkan.

“Mereka berada dalam neraka dunia yang makin hari makin memburuk kondisinya,” kata Guterres dalam Pertemuan Tingkat Menteri dalam Mendukung UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, 26 September.

Di “neraka dunia” inilah hampir 97 ribu warga Gaza mengalami luka-luka. Sementara dua juta orang harus mengungsi dari tempat tinggal mereka ke kamp yang hanya seluas Bandara Internasional Shanghai, menurut Guterres.

Baca juga:

Setahun Sudah Serang Gaza, Israel Hancurkan Hampir 80% Masjid dan Makam

Yang kini jadi soal, bahkan pemimpin PBB pun mengaku tak berdaya melakukan upaya.

“Konon ‘PBB tidak dibentuk untuk membawa kami ke surga, melainkan untuk menyelamatkan kami dari neraka.’ Sayangnya, PBB atau siapapun yang memiliki kuasa untuk melakukannya tidak mampu menyelamatkan warga Gaza dari neraka itu,” ucap Guterres.

Kecaman demi kecaman dilontarkan, seruan demi seruan dilontarkan, bahkan desakan demi desakan tak kurang banyak mengisi ruang-ruang pertemuan tingkat tinggi PBB.

Namun, menandai satu tahun serangan besar-besaran di Gaza, ketegangan malah dieskalasi oleh serangan udara Israel ke Lebanon.

Baca juga:

Israel Mulai Serang Fasilitas Kesehatan Lebanon, Inggris Kutuk Hal Tersebut

Lagi-lagi masyarakat sipil gugur menjadi korban. Serangan intensif dalam sekitar dua pekan menewaskan lebih dari 2.000 nyawa, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Ratusan perempuan dan anak-anak di antara mereka.

Muncul kesan pesimistis bahwa konflik tak mampu diredam segera, terlebih dengan masuknya Iran ke dalam pusaran konflik. Namun setidaknya Indonesia berdiri tegak pada posisinya: tak henti mendukung Palestina sejak hari pertama.

Setiap kali bicara dalam forum PBB, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membawa serta isu Palestina. Bahkan ketika “ngobrol” bilateral dengan rekan dari negara lain, ia menggalang solidaritas dukungan untuk Gaza.

Tawaran solusi Indonesia

Pada sekian banyak pertemuan sepanjang High-Level Week Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, akhir September lalu, Indonesia kian galak menyuarakan gencatan senjata di Gaza, kemerdekaan bagi Palestina.

Baca juga:

PM Israel Disebut Pengaruhi Pilpres AS, Joe Biden Ngaku tak Tahu

Dan sebelum jauh-jauh ke sana, hal utama yang seharusnya dilakukan oleh negara-negara dunia adalah mengakui Negara Palestina. Dari 193 negara anggota PBB, 146 di antaranya telah menyatakan pengakuan resmi.

“Mayoritas anggota PBB mendukung Solusi Dua Negara. Inilah waktu yang tepat untuk mewujudkannya. Mengakui Negara Palestina setidaknya menjadi hal yang bisa kita lakukan sekarang,” kata Menlu.

“Ini untuk memberikan Bangsa Palestina mimbar yang setara di dunia serta menekan Israel agar menghentikan kekejaman mereka. Maka, saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukan sekarang juga!”

Seiring dengan dorongan atas pengakuan itu, bantuan kemanusiaan ke Gaza tidak boleh terputus. Namun, fakta di lapangan justru sebaliknya. Padahal, bantuan akan menyambung hidup warga yang banyak haknya dirampas.

Baca juga:

185 Jurnalis Jadi Korban Israel sepanjang September

Komisioner Jenderal UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini menyebut terjadi bencana kelaparan di Gaza. Dan itu akibat blokade yang digencarkan Israel.

Pada Agustus, lebih dari 1 juta orang di Gaza tidak mendapatkan jatah bantuan makanan. Pada September, angkanya melonjak jadi lebih dari 1,4 juta orang.

“Sedangkan lebih dari 100.000 metrik ton pasokan makanan terlantar di luar Gaza karena adanya pembatasan akses, ketidakamanan, jalanan rusak, plus kekacauan hukum dan ketertiban,” tulis Lazzarini dalam cuitan di X.

Dua bentuk dukungan harus diberikan kepada UNRWA, menurut Menlu Retno.

Baca juga:

Kemenlu Imbau Masyarakat Tunda Perjalanan ke Israel

Dukungan politis memberikan sokongan moral. UNRWA diberikan mandat untuk membantu situasi di Palestina, sehingga tak boleh ada tekanan politik yang mengganggu kerjanya. Karena itulah “ancaman terhadap UNRWA adalah ancaman bagi kemanusiaan.”

Dukungan pendanaan memastikan operasional terus berjalan. Indonesia telah memberi contoh dengan melipatgandakan kontribusi kepada UNRWA di tahun ini. Bukan hanya Pemerintah, masyarakat juga bergerak memberi bantuan melalui Baznas, misalnya.

Langkah struktural juga menjadi sasaran. Indonesia menuntut reformasi di tubuh Dewan Keamanan, karena dianggap tak bertaring untuk menghentikan penjajahan Palestina—dan berbagai masalah global lainnya.

Dengan segala upaya lewat berbagai cara, Indonesia telah mengambil langkah diplomasi maksimal sesuai koridornya. Lalu, sejauh mana Dewan Keamanan berusaha?

“Bola ada di Dewan Keamanan PBB, terutama pemegang hak veto, mereka bisa menghasilkan keputusan yang dapat menghentikan kekejaman Israel,” kata Retno Marsudi.

Tercatat pada April tahun ini, misalnya, hak veto dikeluarkan Amerika Serikat saat Dewan Keamanan menggelar pemungutan suara terkait keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Baca juga:

Israel Serang Jalur Evakuasi Rute Lebanon dan Suriah

Hak veto itu tentu saja menjadi hambatan, bahkan menarik mundur lagi satu langkah Palestina menuju kemerdekaan.

Suara Palestina

“Kami menyesalkan Pemerintah Amerika Serikat memveto tiga resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata kepada Israel,” ujar Presiden Palestina Mahmoud Abbas di hadapan Majelis Umum PBB.

“Dan lebih daripada itu, Amerika memasok Israel dengan senjata mematikan yang membunuh ribuan anak, perempuan, dan lansia tak bersalah,” kata dia, melanjutkan.

Forum sebesar Sidang Umum PBB yang jadi sorotan seluruh dunia digunakan banyak pihak sebagai etalase posisi politiknya. Tentu, tidak terkecuali Palestina.

Pidato Presiden Abbas dalam sesi Debat Umum, 26 September, menekankan soal perjuangan Bangsa Palestina bertahan di tanah yang mereka tinggali sejak dulu, untuk menghentikan Israel melakukan pendudukan ilegal dengan kejahatan perang.

“Seluruh dunia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada rakyat di Gaza, juga di Tepi Barat. Mereka yang menjadi target serangan Israel setiap harinya.”

Sebanyak 12 poin disampaikan Abbas sebagai visi Palestina, juga bentuk permohonan kepada masyarakat dunia.

Satu, gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen di Jalur Gaza, juga penghentian serangan militer di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dua, masuknya bantuan kemanusiaan.

Tiga, penarikan menyeluruh pasukan Israel dari Jalur Gaza. Empat, perlindungan bagi UNRWA dan organisasi kemanusiaan lainnya. Lima, perlindungan internasional bagi masyarakat Palestina.

Enam, Negara Palestina mendapat tanggung jawab pengelolaan di Jalur Gaza. Tujuh, pembangunan kembali Jalur Gaza dan segala infrastruktur di dalamnya.

Delapan, peneguhan otoritas Negara Palestina di seluruh wilayah Palestina dalam persiapan pemilihan umum. Sembilan, dukungan internasional untuk menjadikan Palestina anggota penuh PBB.

Sepuluh, implementasi penuh resolusi Majelis Umum terkait opini hukum Mahkamah Internasional menuju akhir pendudukan dalam 12 bulan.

Sebelas, menggelar konferensi perdamaian internasional untuk menerapkan Solusi Dua Negara.

Dua belas, mengadopsi resolusi Dewan Keamanan mengenai pasukan perdamaian di antara Negara Palestina dan Israel.

Jangan jadi new normal

Perdamaian selalu menjadi kata kunci, bukan hanya dilontarkan oleh Palestina sendiri, tapi juga oleh Indonesia dan banyak negara dunia lain yang mendukungnya.

Memulai perdamaian itu berarti menghentikan genosida. Sebagaimana dinyatakan oleh banyak delegasi Majelis Umum PBB, jangan sampai segala kekerasan dan pembunuhan massal yang terjadi di Gaza menjadi sebuah kenormalan baru, new normal.

Meskipun masa depan masih suram, harapan tetap ada. Konflik di Gaza satu tahun terakhir seharusnya tak lagi terjadi di tahun-tahun berikutnya. Sayang sekali bahwa masyarakat Palestina bertahan hidup dari hari ke hari.

Maka, mengutip Menlu Retno di hadapan Dewan Keamanan, kita tidak perlu jauh-jauh mencari masa depan dunia yang aman dan damai, karena perdamaian harusnya bisa dimulai saat ini juga bagi Bangsa Palestina.(*)

#Israel #Palestina #PBB
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Dunia
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Hampir 81 persen dari seluruh bangunan di Jalur Gaza telah rusak, berdasarkan penilaian satelit terbaru, seiring berlanjutnya upaya kemanusiaan di tengah kehancuran luas akibat serangan Israel selama dua tahun terakhir.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
Kondisi Gaza Kian Parah,  Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Indonesia
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Stasiun TV Israel KAN melaporkan bahwa Tel Aviv tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan operasi militer di Lebanon dengan dalih mencegah kelompok Hizbullah memperkuat kemampuan militernya.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Dunia
OKI Kutuk Serangan Israel Tewaskan 100 Orang di Gaza, Langgar Gencatan Senjata
Organisasi itu juga mengecam eskalasi serangan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, termasuk penutupan Yerusalem
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
OKI Kutuk Serangan Israel Tewaskan 100 Orang di Gaza, Langgar Gencatan Senjata
Indonesia
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Presiden Lebanon Joseph Aoun memerintahkan pihak militer untuk membalas setiap serangan atau upaya pasukan Israel memasuki wilayah selatan yang telah dibebaskan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Dunia
2 Negara Eropa Desak Pembatasan Hak Veto di Dewan Keamanan PBB, Hambat Tindakan Kemanusian
Usulan tersebut kini telah didukung oleh lebih dari 20 negara.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Negara Eropa Desak Pembatasan Hak Veto di Dewan Keamanan PBB, Hambat Tindakan Kemanusian
Dunia
PBB Kutuk Aksi Israel Bantai Anak-Anak Gaza Saat Gencatan Senjata
Serangan militer udara bagian dari perintah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
PBB Kutuk Aksi Israel Bantai Anak-Anak Gaza Saat Gencatan Senjata
Dunia
Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
Serangan ini diyakini sebagai tantangan paling serius terhadap kesepakatan gencatan senjata rapuh di Gaza sejak diberlakukan awal bulan ini.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
 Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
Olahraga
Bahas Polemik Visa Atlet Israel dengan IOC di Lausanne, NOC Indonesia: Nasib Olahraga Indonesia Baik-Baik Saja
NOC Indonesia menegaskan bahwa Indonesia tetap menjadi bagian integral dari Olympic Movement.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Bahas Polemik Visa Atlet Israel dengan IOC di Lausanne, NOC Indonesia: Nasib Olahraga Indonesia Baik-Baik Saja
Dunia
Israel kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata
Otoritas kesehatan lokal mengatakan serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 26 orang.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
 Israel kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata
Indonesia
Kementerian Pertahanan Siapkan Langkah Awal Rencana Kirimkan Pasukan ke Gaza
Kementerian Pertahanan memastikan saat ini TNI sedang merancang langkah-langkah awal terkait rencana pengiriman pasukan perdamaian di wilayah Gaza.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 28 Oktober 2025
Kementerian Pertahanan Siapkan Langkah Awal Rencana Kirimkan Pasukan ke Gaza
Bagikan