Setahun Jokowi-JK, Utang Luar Negeri Turun US$2,1 Miliar

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 18 November 2015
Setahun Jokowi-JK, Utang Luar Negeri Turun US$2,1 Miliar
Seorang petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Pusat BNI Jakarta, Senin (12/10). (Foto Antara/Wahyu Putro A)

MerahPutih Keuangan - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir triwulan III-2015 sebesar US$302,4 miliar. Ini berarti turun US$2,1 miliar dibandingkan posisi akhir triwulan II-2015 yang sebesar US$304,5 miliar. Dikutip dari siaran pers BI, Rabu (18/11), penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN baik sektor swasta maupun sektor publik. Posisi ULN sektor swasta turun US$1,7 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Bank. Sementara itu, posisi ULN sektor publik turun US$0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Pemerintah. 

Dengan penurunan tersebut, pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,6 persen (US$168,2 miliar), lebih besar dari pangsa ULN sektor publik sebesar 44,4 persen (US$134,2 miliar). Selain itu, pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan III-2015 juga melambat dibandingkan triwulan II-2015 dari 6,2 persen (yoy) menjadi 2,7 persen (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan III-2015 didominasi oleh ULN berjangka panjang yang mencapai 85,5 persen dari total ULN. ULN berjangka panjang tersebut sebagian besar berasal dari ULN sektor publik (50,8 persen dari total ULN jangka panjang), sementara ULN berjangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta (93,7 persen dari total ULN jangka pendek). Pertumbuhan ULN berjangka panjang pada triwulan III-2015 (4,6 persen yoy) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2015 (8,3 persen yoy). Sementara itu, pertumbuhan ULN berjangka pendek mengalami kontraksi lebih dalam menjadi -7,2 persen (yoy) dari sebelumnya -4,4 persen (yoy).

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir triwulan III-2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen. Dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih mengalami peningkatan, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat semakin melambat. Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada triwulan sebelumnya.

BI memandang perkembangan ULN pada triwulan III-2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

BACA JUGA:

  1. Sore Hari, Rupiah Tembus Rp13.800 per Dollar AS
  2. Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Global Jatuh
  3. Sudah Tiga Hari Harga Emas Stagnan
  4. Rupiah Masih Betah di Level Rp13.700-an per Dollar AS
  5. IHSG Menguat ke 4.474,52

 

#Bank Indonesia #Utang Luar Negeri
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan