Serangan Brutal Israel Tewaskan 5 Jurnalis Al-Jazeera di Gaza, Komisi I DPR: Biadab dan Pelanggaran Berat
Arsip - Foto udara menunjukkan bangunan dan mobil yang hancur pasca serangan Israel yang berlanjut di Rafah, Gaza, Palestina. ANTARA/Anadolu Agency
MerahPutih.com - Anggota Komisi I DPR RI Syamsu Rizal, mengecam keras serangan brutal Israel yang menewaskan lima jurnalis Al Jazeera di Gaza. Dia meminta PBB untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel di Gaza. Komunitas internasional diminta tidak boleh diam.
Pembunuhan lima jurnalis Al-Jazeera menambah panjang daftar korban jiwa dari kalangan pekerja media yang meliput konflik di wilayah tersebut. Hingga kini, tercatat sekitar 200 jurnalis tewas akibat serangan Israel di Gaza.
“Pembunuhan terhadap jurnalis adalah bentuk kebiadaban dan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional. Jurnalis adalah mata dunia, mereka berada di garis depan untuk menyampaikan kebenaran. Menghilangkan nyawa mereka adalah upaya membungkam kebenaran,” tegas Syamsu Rizal yang akrab disapa Deng Ical, Senin (11/8).
Menurut Deng Ical, serangan terhadap jurnalis bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga terhadap kebebasan pers dan hak publik untuk mendapatkan informasi. Ia menegaskan bahwa komunitas internasional harus bersatu mengecam dan menindak tegas pelaku kejahatan perang tersebut.
Ia juga mendesak segera dilakukan gencatan senjata demi menghentikan pertumpahan darah yang terus berlangsung, serta membuka akses pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan bagi warga sipil di Gaza.
Baca juga:
DPR Desak Komunitas Internasional Menolak Rencana Israel Caplok Gaza
“Sudah saatnya semua pihak menghentikan kekerasan. Jalur kemanusiaan harus dibuka selebar-lebarnya agar bantuan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya dapat segera sampai ke warga Gaza yang kini hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Deng Ical menyerukan solidaritas dan doa bagi para korban, termasuk para jurnalis yang gugur dalam tugas mulia mereka. Para jurnalis sangat berjasa dalam membuka mata dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di Gaza. Mereka rela mengorbankan nyawa demi memberikan informasi yang benar terhadap dunia.
"Mereka tetap berada di Gaza, melakukan reportase di Gaza, walaupun taruhannya adalah nyawa. Mereka selalu menjadi target tentara Israel," tegas politisi asal Dapil Sulawesi Selatan I itu.
Seperti diberitakan, lima jurnalis Al Jazeera tewas setelah tenda tempat mereka berlindung di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa, Gaza, menjadi target serangan udara Israel, pada Minggu (10/8). Para korban adalah koresponden ternama Anas al-Sharif, Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa.
Komite Perlindungan Jurnalis menyampaikan keprihatinan atas keselamatan pekerja media di Gaza. Sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 200 jurnalis dan pekerja media tewas akibat serangan Israel. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
DPR Kecam Aksi Ormas terhadap Mie Gacoan, Minta Polisi Tindak Tegas Premanisme
KPK SP3 Kasus Timah, Legislator: Sudah Prosedural, tetapi Publik Perlu Penjelasan
Anggota Komisi IX DPR Nilai Ekonomi RI Tetap Resilien meski Tekanan Global Tinggi
Diusulkan Jadi Presiden Dewan HAM PBB, DPR: Kepercayaan Dunia terhadap Indonesia akan Meningkat
Nilai TKA Matematika dan Bahasa Inggris Rendah, DPR Minta Evaluasi Total
Minta Program MBG Disetop Selama Libur Sekolah, Fokus ke Ibu Hamil Saja
Dukung Langkah KBRI Laporkan Bonnie Blue, DPR: Melecehkan Simbol Negara Khususnya Merah Putih Tidak Bisa Ditoleransi
Tragedi Berdarah Tol Krapyak: 16 Nyawa Melayang, DPR Semprot Kemenhub Agar Bus 'Zombie' Tak Gentayangan Saat Nataru
Sesalkan OTT Jaksa, Komisi III DPR Minta Akar Masalah Penegakan Hukum Diusut
DPR Desak Pengumuman UMP 2026 Transparan Agar Tak Ada Dusta