Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
AS serang fasilitas nuklir milik Iran. Foto: Dok/media sosial
MerahPutih.com - Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir milik Iran beberapa waktu lalu. Hal itu pun bisa berdampak panjang.
Serangan ini dikhawatirkan memicu terjadinya perang dunia. Kemudian, mengancam masa depan perdamaian dunia serta menanti radikalisme berbasis agama.
Guru Besar Ilmu Politik Islam UIN Jakarta, Khamami Zada mengatakan, bahwa serangan AS ke Iran berpotensi membangkitkan jaringan radikalisme dan terorisme.
"Sel-sel yang sedang tidur dan menunggu waktu yang tepat, akan terbangun dan tersadar bahwa Islam sedang diserang Barat", kata Khamami Zada di Jakarta, Jumat (27/6).
Baca juga:
Legislator Peringatkan Ancaman Ekstremisme Akibat Perang Iran-Israel, Waspada di Ruang Digital
Pakar di kajian radikalisme ini menyebutkan kendati Iran berideologi Syiah, yang selama ini dilawan kelompok radikal.
Melalui situasi ini, sentimen keislaman akan mudah digunakan untuk memproduksi radikalisme karena Islam sedang diserang Amerika Serikat dan Israel.
Bangkitnya radikalisme dan terorisme akan sangat berbahaya bagi keamanan dunia. Para pejuang yang melawan Israel dan Amerika Serikat akan semakin banyak.
“Bukan hanya di kalangan Syiah, tapi juga kelompok Sunni. Mereka bersatu melawan Israel dan Amerika Serikat," tutur Khamami.
Baca juga:
Perang Iran-Israel Berlanjut, Pakar Sarankan Pemerintah Realokasi Anggaran Tutupi Subsidi BBM
Ia juga menyebutkan, saat ini yang perlu diwaspadai adalah pola-pola radikalisme dan terorisme di sejumlah negara.
Mereka akan menargetkan orang-orang asing dan fasilitas Amerika Serikat, seperti kedutaan, perkantoran, perhotelan, hingga perusahaan yang berafiliasi dengan negara tersebut.
"Banyak negara akan sulit mengendalikan dampak buruk dari serangan Amerika Serikat", ingat Khamami.
Dosen di Prodi HTN Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ini juga mengatakan, Indonesia mesti mencegah sel-sel terorisme, yang bergerak melakukan serangan balik ke fasilitas-fasilitas Barat di Tanah Air.
"Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dengan tetap membangun kohesivitas di tengah masyarakat khususnya umat beragama," tutup Khamami. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Pembahasan Tarif Ekspor ke AS Belum Rampung, Airlangga Ingin Beberapa Komoditas Nol Persen
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat