Seperti Apa Ciri-Ciri Anak Terkena Varian Delta?


Lindungi anak-anak dari infeksi virus. (Foto: Unsplash/Ben Wicks)
BERBEDA dengan coronavirus sebelumnya yang sebagian besar tidak mengkhawatirkan bagi anak-anak, kini varian Delta malah banyak mengambil banyak korban yang masih anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah 12 tahun dan belum divaksinasi.
Menurut American Academy of Pediatrics, terdapat lebih dari 94.000 kasus varian Delta yang menjangkit anak-anak pada awal Agustus 2021.
"Varian Delta lebih menular. Maka dari itu kamu lebih banyak menyaksikannya (menular) di anak kecil," ungkap direktur Vaccine Education Center dan dokter pada divisi menular di Children’s Hospital of Philadelphia, Dr. Paul Offit kepada Healthline.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun mengatakan bahwa varian Delta terbukti dua kali lebih menular ketimbang varian coronavarius sebelumnya. Ada juga data yang mengatakan bahwa varian Delta mampu memberikan penyakit yang lebih parah kepada mereka yang tidak divaksinasi.
Baca juga:
Karena mayoritas anak-anak bawah 12 tahun belum divaksinasi, maka mereka cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena varian Delta. Lantas, apa ciri-ciri anak yang terkena varian Delta?
Dikutip dari Healthline, Yale Medicine melaporkan bahwa batuk-batuk dan kehilangan penciuman bukan menjadi gejala utama varian Delta. Sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam merupakan beberapa gejala utama varian Delta.

"Gejala yang paling umum pada anak-anak dan remaja tampaknya adalah demam dan batuk, (sedangkan) gejala nasal, gastrointestinal, dan ruam yang terjadi lebih jarang," ungkap kepala petugas medis dan ketua pediatri di Northwell Health’s Huntington Hospital Dr. Michael Grosso, kepada Healthline.
Baca juga:
Protokol Kesehatan Anak-Anak Sesuai Imbauan Ikatan Dokter Anak Indonesia
Sebelumnya, dilaporkan bahwa sebagian besar anak-anak tidak mengalami gejala (OTG) ketika terkena COVID-19. Meski begitu, varian Delta lebih menunjukkan gejala pada anak kecil ketimbang varian coronavirus sebelumnya.
Lalu kapan anak-anak harus segera di tes COVID-19? Dr Offit mengatakan bahwa sebaiknya anak-anak segera di tes coronavirus ketika mereka memiliki gejala saluran pernapasan atas. Jika anak-anak mengalami salah satu dari gejala yang disebutkan di atas, maka mereka harus dites COVID-19 dan diperiksa oleh dokter anak. Apalagi jika anak-anak baru kembali dari sekolah tatap muka atau baru pulang dari perkemahan.

Jika mereka positif coronavirus, mereka harus diisolasi dan dikarantina sampai tidak menunjukkan gejala lagi.
"Jika mereka dites positif tetapi cukup sehat untuk di rawat di rumah, orangtua harus tetap memantau masalah pernapasan, asupan cairan, dan yang paling penting tampilan umum," ungkap Grosso. (SHN)
Baca juga:
Cara Bijak Hindari Anak Kecanduan Gadget di Fase Kenormalan Baru
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
