Senator Fahira Idris Puji Peningkatan Tes COVID-19 di Jakarta


Test massa COVID 19 oleh Mabes Polri. (Foto: Kanugrahana)
MerahPutih.com - Pemprov DKI memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi selama dua pekan ke depan. Perpanjangan PSBB Transisi diklaim berpengaruh pengendalikan transmisi penyebaran virus.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, masa dua pekan kedepan menjadi fase yang sangat penting bagi warga Jakarta untuk bahu membahu dan berkolaborasi mengendalikan pandemi. Peningkatakan kapasitas tes di Jakarta yang sudah hampir 4 kali lipat standar yang dianjurkan WHO adalah modal utama mengendalikan pandemi ini.
"Modal itu akan semakin kuat jika ditambah dengan peningkatan disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan terutama pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak. Alhamdulilah keinginan Jakarta mengendalikan pandemi ini dilakukan dengan cara yang tepat yaitu terus meningkatkan kapasitas tes,” ujar Fahira kepada wartawan di Jakarta (1/8).
Baca Juga:
Gubernur Kepri Dikarantina, Istana Yakin Pelantikan Sesuai Protokol
Dalam situasi wabah seperti ini, paradigma yang harus dibangun terutama bagi para pengambil kebijakan baik di Pusat maupun daerah adalah siapa saja bisa tertular dan menularkan. Terlebih dalam perkembangannya virus corona ini ternyata tidak menimbulkan gejala di banyak orang.
"Jika orang-orang tanpa gejala ini tidak ditemukan dan tidak dilakukan tindakan medis maka akan sangat berbahaya karena bisa melahirkan ledakan kasus. Jika sudah begini sampai kapan pun pandemi ini tidak akan bisa dikendalikan," katanya.
Ia menyebut, bila ada kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan semakin meningkat ditambah kapasitas tes PCR yang juga semakin meningkat maka upaya mengendalikan pandemi di ibu kota bukan sekadar angan-angan.
Menurut Fahira, metode active case finding yang dijadikan strategi utama Pemprov DKI Jakarta adalah cara yang paling ilmiah dan efektif untuk mencegah dan mengunci penyebaran virus corona. Sehingga pandemi ini dapat dikendalikan.

Terlebih dalam perkembangannya virus corona ini ternyata tidak menimbulkan gejala di banyak orang. Bila orang-orang tanpa gejala ini tidak ditemukan dan tidak dilakukan tindakan medis, maka akan sangat berbahaya karena bisa melahirkan ledakan kasus. Jika sudah begini sampai kapan pun pandemi ini tidak akan bisa dikendalikan.
“Ingin mengendalikan pandemi dengan jumlah tes yang minim hanya akan menjadi angan-angan karena tidak akan pernah terjadi. Alhamdulilah, Jakarta terus berupaya meningkatkan kapasitas tes dengan proaktif melakukan tes COVID-19 ke komunitas atau orang yang kemungkinan besar punya potensi tertular," tutupnya.
Hingga kini, Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah tes corona terbanyak. Jumlah tes di Jakarta sudah lebih dari 40 ribu seminggu, atau 4 kali lipat dari standar WHO.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali memperpanjang penerapan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Perpanjangan tersebut diputuskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis (30/7), berlaku selama 14 hari ke depan terhitung mulai Jumat (31/7). (Knu)
Baca Juga:
KPK Ikut Terlibat Terlusuri Dugaan Suap Djoko Tjandra
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
