Sembilan Tewas akibat Ledakan di Terowongan Kereta Bawah Tanah Rusia


Seorang korban ledakan di Stasiun Metro Sennaya Ploshchad, St Petersburg. (ANTARA FOTO/REUTERS/Anton Vaganov)
Setidaknya sembilan orang tewas akibat sebuah ledakan di terowongan kereta bawah tanah, Saint Petersburg, Rusia, Senin (3/4), pukul 14.40 waktu setempat. Ledakan dari dalam kereta itu juga melukai 20 orang.
Kantor berita Interfax menyampaikan, ledakan itu dicurigai berasal dari bahan peledak yang disembunyikan di dalam koper.
Menurut seorang narasumber yang disembunyikan jatidirinya, kamera pengawas menangkap gambar yang disebut otak peledakan saat Presiden Vladimir Putin mengunjungi kota tersebut.
Putin yang berada di bagian lain kota itu untuk bertemu dengan pemimpin Belarusia, menyatakan melihat atas segala kemungkinan, termasuk terorisme.
Ambulans dan mobil pemadam kebakaran bergerak menuju Stasiun Sennaya Ploshchad. Helikopter terbang di atas kerumunan yang menonton proses penyelamatan.
"Saya meminta warga St Petersburg dan pengunjung agar tetap waspada, penuh perhatian dan berhati-hati serta berperilaku bertanggung jawab saat peristiwa," kata Gubernur St Petersburg Georgy Poltavchenko.
Serangan terhadap ibu kota kerajaan tua Rusia itu menjadi lambang kekuatan bagi kelompok keras mana pun, terutama pemberontak Chechen dan ISIS yang bertempur melawan pasukan Rusia di Suriah.
Serangan pemberontak Chechen selama ini berpusat di kota Moskow, termasuk serangan di bandar udara, teater, dan kereta bawah tanah pada 2010.
Rekaman gambar menunjukkan sejumlah warga yang terluka di peron stasiun, beberapa di antaranya dirawat oleh petugas medis darurat dan penumpang lain. Sedangkan penumpang lain melarikan diri dari peron di tengah-tengah asap, beberapa di antaranya terlihat berteriak atau memegangi tangan dan wajah mereka.
Lubang besar terbentuk di sisi gerbong kereta dengan serpihan logam berserakan di sepanjang peron. Penumpang terlihat memecahkan jendela pada salah satu gerbong tertutup.
Saluran TV Rusia menyiarkan banyak korban yang menderita luka sobek akibat pecahan kaca dan metal, kekuatan ledakan pun termaksimalkan akibat perbatasan antara gerbong dan terowongan.
"Saya melihat asap putih mengepul, kerumunan orang berlarian menuju eskalator, orang-orang terluka dan banyak yang berlumuran darah. Banyak juga yang menangis," ujar warga St Petersburg Leonid Chaika yang mengaku berada di lokasi kejadian saat ledakan terjadi.
Layanan darurat St Petersburg pada mulanya mengatakan terdapat dua ledakan. Namun seorang narasumber dari badan layanan tersebut kemudian mengatakan bahwa hanya terjadi satu ledakan namun lokasinya berada di dalam terowongan antarstasiun.
Ledakan terjadi pada pukul 14.40 waktu setempat yang merupakan jam sibuk.
Pihak berwenang menutup semua stasiun kereta bawah tanah St Petersburg, sementara jaringan Metro Moskow mengatakan meningkatkan keamanan untuk menghadapi peristiwa serupa.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi

Gempa Bumi Magnitude 7,9 Guncang Kamchatka di Rusia Timur Jauh, Jepang Keluarkan Peringatan Waspada Tsunami
