Semana Santa, Tradisi Ratusan Tahun Warisan Portugis di Larantuka


Prosesi Semana Santa di Larantuka (Ist)
Jika pada hari-hari ini anda ke Larantuka, sahabat Meraputih pasti terkejut melihat suasana kota paling timur di pulau Flores itu. Ribuan peziarah dari pelosok Nusantara dan luar negeri menyemut di Larantuka. Di kota yang kerap disebut sebagai kota seribu gereja ini, para peziarah mengikuti ritual Semana Santa.
Apa sih Semana Santa itu sehingga begitu menarik perhatian umat Kristiani Indonesia, khususnya pulau Flores? Berdasarkan sejumah catatan resmi gereja, tradisi Semana Santa berasal dari Portugis dan Spanyol. Tradisi ini kemudian dibawa para misionaris Katolik ke Flores sekitar 500-an tahun lalu. Semana Santa dalam bahasa Indonesia berarti pekan suci.
Tradisi Semana Santa dirayakan secara khidmat oleh para peziarah dan warga Kota Larantuka di Flores Timur. Puncak prosesi Semana Santa terjadi pada hari Jumat Agung atau Sesta Vera.
Prosesi Jumat Agung atau Sesta Vera merupakan puncak dari rangkaian perayaan Semana Santa (pekan suci) Paskah. Pagi sebelum puncak acara, arak-arakan Tuan Menino (bayi Yesus) dilakukan lewat laut. Menggunakan perahu dayung kecil, diikuti perahu-perahu lain. Peziarah turut serta mengantar menggunakan perahu motor. Siang harinya dilanjutkan arak-arakan Tuan Ma dan Tuan Anna menuju Katedral Larantuka. Dari titik inilah prosesi Sesta Vera dengan jutaan lilin dimulai. Selama malam Jumat Agung, lilin dinyalakan sepanjang 2 km di jalan dan di depan rumah penduduk yang dilalui prosesi.

Pusat perayaan difokuskan pada dua patung suci, yaitu patung Yesus Kristus (Tuan Ana) dan patung Perawan Maria (Tuan Ma). Kedua patung tersebut dibawa oleh misionaris Portugis Gaspar do Espírito Santo dan Agostinho de Madalena pada abad 16. Patung-patung ini hanya ditampilkan kepada publik setiap hari Paskah.
Pada puncak Semana Santa pintu kapel Tuan Ma dan Tuan Ana (Yesus dan Perawan Maria) akan dibuka pukul 10 pagi. Prosesi Jumat Agung diisi dengan ritual pengusungan tubuh Yesus Kristus, prosesi ini menempatkan Yesus sebagai pusat ritual dan menempatkan Bunda Maria sebagai pusat perhatian sebagai ibu yang berkabung (Mater Dolorosa). Sabtu Santo (Sabtu Suci) dan Minggu Paskah akan diadakan pada hari berikutnya, menandai akhir prosesi seluruh minggu Paskah.
Bila sahabat Merahputih penasaran, kenapa tradisi Semana Santa bisa berakar dan terus dipertahankan sampai sekarang, hal ini tidak terlepas dari pengaruh Portugis. Bangsa Portugis tercatat sebagai penyebar agama Katolik pertama di Indonesia, khususnya Flores dan Timor. Raja Larantuka, misionaris, persaudaraan para rasul dari rakyat biasa (Confreria), suku Semana, dan suku Kakang, serta suku Pou (Suku Lema) telah memainkan peran penting dalam pengembangan Katolik di wilayah Larantuka.
Sumber: Travel Indonesia
Baca juga artikel Menikmati Indahnya Telaga Rambut Monte Di Blitar.
Bagikan
Berita Terkait
Israel Hancurkan Gereja Katolik di Gaza, Paus Leo XIV Tegur Netanyahu

Kemenlu Kecam Serangan Israel ke Gereja Katolik Palestina, Merusak Nilai Kemanusiaan dan Kesucian

Paus Leo XIV dan Zelenskyy Bahas Perdamaian Ukraina-Rusia setelah Misa Perdana, Berharap Gereja Bisa Jadi Simbol Persatuan

Ketua KWI Prediksi Arah Gereja Katolik di Bawah Kepemimpinan Paus Leo XIV, Lebih Pro ke Rakyat Miskin dan Menderita

Sudah Tidak Asing dengan Indonesia, Paus Leo XIV Diharapkan Datang Lagi

Ketua KWI Sebut Paus Leo XIV Manusia Biasa, Ajak Indonesia Atasi Kemiskinan Spiritual Bersama-sama

Direktur Pers Takhta Suci Beberkan Alasan Pemilihan Nama Leo XIV dan Agenda Kerja Paus Baru, Dunia yang Damai dan Penuh Dialog

Paus Baru Ambil Nama Leo XIV, Pengamat Menduga Akan Teruskan Warisan Paus Leo XIII yang Pro-Buruh

Hari Pertama Konklaf Belum Ada Paus Terpilih, Asap Hitam Keluar Dari Kapel Sistina

Konklaf Pemilihan Paus Dimulai 7 Mei, Vatikan Pasang Penghambat Informasi dan Pemblokiran Frekuensi untuk Cegah Kebocoran
