Paus Baru Ambil Nama Leo XIV, Pengamat Menduga Akan Teruskan Warisan Paus Leo XIII yang Pro-Buruh
Robert F. Prevost yang menjadi Paus baru dengan nama gelar Paus Leo XIV melambaikan tangan kepada umat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5). (Foto: YouTube/Vaticannews)
MerahPutih.com - Kardinal Robert F. Prevost dari Amerika Serikat secara resmi memilih nama Paus Leo XIV. Pilihan nama seorang Paus bisa memberi petunjuk tentang arah masa kepemimpinannya.
Selain itu, pemilihan nama mengindikasikan keinginan meneruskan warisan Paus sebelumnya yang memegang nama serupa.
Pendahulu Paus Leo XIV adalah Paus Leo XIII yang menjadi Paus pada kurun 1878-1903. Meski pidato Paus Leo XIV tak menyinggung Paus Leo XIII, sejumlah pengamat menduga ia bakal melanjutkan kecenderungan Paus Leo XIII.
“Bagi saya, itu berarti ia akan melanjutkan karya Paus Leo XIII,” kata Natalia Imperatori-Lee, ketua studi keagamaan di Universitas Manhattan, seperti dikutip france24.com (8/5)
Baca juga:
Inspirasi dari Paus Pro-Buruh
Paus Leo XIII dianggap sebagai “bapak” ajaran sosial Katolik modern lewat ensiklik legendarisnya, Rerum Novarum.
"Dikenal juga dengan judul On the Condition of the Working Classes, ensiklik tahun 1891 ini ditulis Paus Leo XIII sebagai respons atas ketimpangan di era industri," tulis Russel Shaw dalam catholicreview.org.
Dalam dokumen tersebut, ia membela hak buruh atas kondisi kerja layak, upah adil, serikat pekerja, hingga hak mogok.
"Elemen konflik yang sekarang sedang berlangsung sangat jelas," tulis Paus Leo kala itu. "Dari perluasan besar industri, penemuan sains, hingga jurang antara segelintir orang kaya dan mayoritas yang miskin."
Sejarawan Eamon Duffy menyebut Rerum Novarum sebagai momen “revolusioner” karena untuk pertama kalinya, seorang Paus berpihak terang-terangan pada kelas buruh.
Baca juga:
Jejak Pengaruh Leo XIII di Amerika
Pengaruh ensiklik ini juga terasa di Amerika kala itu. Kardinal James Gibbons dari Baltimore ikut mendorong Paus agar tidak mengecam kelompok pekerja Knights of Labor.
Dukungan inilah yang memperkuat posisi gereja di sisi rakyat kecil, momen penting dalam sejarah gerakan buruh dunia.
Selain itu, Paus Leo XIII juga mengkritik ide-ide "Americanism", yaitu kecenderungan untuk memilih ajaran agama sesuai selera pribadi atau cafeteria Catholicism.
Meski tampak konservatif dan pro monarki, Paus Leo XIII dikenal berjiwa rekonsiliatif dan terbuka terhadap dialog dengan budaya sekuler abad ke-19. (dru)
Baca juga:
Paus Baru Terpilih, Asap Putih Mengepul dari Kapel Sistina, Vatikan
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Paus Leo Serukan Pembentukan Negara Palestina sebagai Jalan Damai
Bertemu Paus Leo XIV, Presiden Palestina Minta Dukungan Akhiri Konflik dengan Israel
Pertemuan Bersejarah Paus Leo XIV-Presiden Abbas, Makna di Balik 10 Tahun Perjanjian Vatikan-Palestina
Ziarah ke Makam Paus Fransiskus, Presiden Abbas: Beliau Akui Palestina tanpa Harus Diminta
Pertemuan Bersejarah Paus Leo XIV dan Presiden Palestina, Vatikan Tegaskan Dukung Solusi 2 Negara
Menag Nasaruddin Umar Bahas Tindak Lanjut Deklarasi Istiqlal-Vatikan dengan Paus Leo XIV di Roma
Paus Leo Berharap Hamas Terima Rencana Perdamaian Presiden AS Donald Trump
Paus Leo XIV Tahbiskan Carlo Acutis sebagai Santo, ‘Influencer Tuhan’ Panutan Anak Muda Zaman Ini
Madonna Desak Paus Leo Datangi Gaza: Hentikan Perang dan Penderitaan Anak Kecil Tak Berdosa
Israel Hancurkan Gereja Katolik di Gaza, Paus Leo XIV Tegur Netanyahu