Selandia Baru Anggarkan Rp 60 Miliar untuk Remaja Putus Cinta

"PUTUS itu menyebalkan." Demikian sebuah iklan kampanye dimulai. Selanjutnya, gambar-gambar hati dalam berbagai ilustrasi menyakitkan. Ya, putus cinta memang punya dampaknya sendiri. Namun, baru Selandia Baru yang mengambil langkah serius untuk masalah ini. 'Negeri Kiwi' bahkan menggelontorkan USD 4 juta (sekira Rp 60 miliar) untuk menangani remaja putus cinta lewat kampanye Love Better. Dana sebesar itu akan mendukung kampanye Love Better selama tiga tahun.

Kampanye yang ditujukan membantu remaja dalam urusan percintaan itu dibuat setalah pemerintah dan para pemuda di sana menyebut putus cinta menjadi salah satu isu utama mereka. "Lebih dari 1.200 remaja Selandia Baru mengatakan mereka membutuhkan dukungan dalam hal pengalaman percintaan. Putus cinta disebut sebagai tantangan terbesar," kata Wakil Menteri Pengembangan Sosial dan Ketenagakerjaan Selandia Baru Priyanca Radhakrishnan dalam sebuah pernyataan yang dilansir CNN, Selasa (23/3).

BACA JUGA:

Berdamai dengan Diri Sendiri Setelah Putus Cinta

Dalam sebuah survei yang melibatkan 1.200 remaja, Kementerian Pengembangan Sosial mendapati 68 persen remaja mengalami putus cinta yang lebih menyakitkan daripada putus cinta pada umumnya. Lewat kampanye Love Better, Kementerian Pengembangan Sosial berharap dapat membantu para remaja di Selandia Baru untuk pulih ketika mengalami putus cinta.

Kampanye yang dimulai dengan motto 'own the feels' itu meliputi jalur dukungan via telepon, pesan tertulis, hingga e-mail bagi remaja melewati putus cinta. Helpline itu dikelola Youthline, sebuah organisasi yang membantu remaja umur 12-24 tahun. Untuk kampanye ini, Youthline akan menerima bagian dari dana sebesar Rp 60 miliar tersebut untuk perluasan layanan dukungan mereka.

"Ini merupakan cara autentik untuk menginspirasi orang lain untuk membangun kekuatan sendiri, harga diri, dan ketahanan," kata Radhakrishnan. Ia menekankan pendekatan kampanye dengan menggunakan pengaruh media sosial dan menciptakan komunitas untuk menangani dampak putus cinta belum pernah dilakukan di masa lalu.

BACA JUGA:

5 Tipe Orang Putus Cinta, Si Dramatis Sampai yang Jadi Motivator

"Kami tahu putus cinta bisa menimbulkan dampak, terlebih yang terjadi dalam kondisi buruk. Dampaknya terasa baik di individu maupun komunitas," kata Pemimpin Eksekutif Youthline Shae Ronald. Ia menyebut isu dalam hubungan menjadi salah satu isu teratas alasan anak muda menghubungi pihaknya.

Kampanye Love Better merupakan perluasan strategi pemerintah Selandia Baru untuk mengeliminasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual. Negara di Benua Oseania ini, menurut Radhakrishnan, memiliki statistik nan memalukan terkait dengan KDRT dan kekerasan seksual. "Oleh karena itu, kami butuh pendekatan inovatif untuk memutus siklusnya," ujarnya.

View this post on Instagram

A post shared by Youthline - Changing lives (@youthlinenz)

Kementerian Hukum Selandia Baru mencatat setidaknya ada 100 ribu kasus KDRT yang ditangani polisi tiap tahunnya. Pada 2020, polisi negeri itu menerima 9.723 pengaduan tindakan kekerasan seksual. Setengah dari pelaku yang dilaporkan merupakan anak di bawah umur 18 tahun.

Lewat kampanye Love Better ini, anak muda 'Negeri Kiwi' diharapankan bisa memiliki pandangan positif dalam cara mereka menjalin hubungan di masa depan. Kampanye ini akan dilakukan di media sosial sebagai tempat paling mudah untuk memberikan semangat membangun karakter diri yang kuat dan ketahanan diri saat mengalami putus cinta.(mro)

BACA JUGA:

Recharge Rasa Percaya Diri Setelah Putus Cinta