Selamat Hari Anak Nasional 2017


Anak-anak berjalan berbaris meninggalkan Masjid Istiqlal menuju Gereja Katedral dalam Festival Suara Anak 2017 (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
MerahPutih - Hari ini seluruh Indonesia memperingati Hari Anak Nasional. Penetapan Hari Anak Nasional dimulai pada masa Orde Baru, tepatnya tahun 1984. Presiden Soeharto kala itu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984, menetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional.
Untuk tahun 2017, Perayaan Hari Nasional dipusatkan di Provinsi Riau. Sebagai salah satu konsideransnya menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Riau dipilih karena termasuk salah wilayah dengan kasus kekerasan anak tertinggi di Indonesia.
"Karena kami melihat masih banyak masalah anak yang menikah di usia muda dan juga kasus trafficking cukup tinggi di sana. Termasuk akta kelahiran bayi masih rendah termasuk juga kekerasan banyak di sana. Jadi kita lakukan itu di Pekanbaru. Nanti tahun depan rencananya di Ambon," terang Menteri PPPA Yohana Yembise sepekan yang lalu sebagaimana dikutip dari Antara.
Lantas, mengapa anak-anak dibuatkan hari khusus? Apakah karena sudah ada Hari Ibu, Hari Ayah dan Hari Keluarga sehingga perlu dibuatkan Hari Anak sehingga lengkap jadi satu keluarga?
Seiring dengan meningkatnya kekerasan terhadap anak di beberapa wilayah tanah air, sejatinya makna hari anak perlu direnungkan kembali secara bersama-sama. Anak-anak tidak saja menerima kekerasan verbal, fisik tapi juga sosial. Anak-anak acap dipandang sebagai beban tak heran dalam kasus-kasus tertentu, banyak anak menjadi korban yang tak berdosa. Tak sedikit anak-anak yang menjadi tumbal kehidupan orang tuanya. Entah karena lahir dari keluarga miskin atau terbebani dengan ambisi-ambisi demi kebanggaan orangtuanya.
Mengapa anak-anak perlu mendapatkan perhatian khusus? Apa karena anak lahir dari buah cinta orangtuanya? Rasanya terlalu naif membenarkan hal ini, jika kita masih melihat sejumlah anak terlantar berkeliaran di sekitar kita.
Jauh sebelum peradaban modern ini mengkampanyekan hak anak, kota layak anak, desa ramah anak dan segala embel-embel yang mengatasnamakan anak, bijaknya kita sejenak mengulang lagi refleksi-refleksi bernas tentang anak sejak dulu kala.
Al Ghazali dalam sebuah risalahnya bertajuk O, Anak mendaraskan anak sebagai tabula rasa, ruang hampa yang perlu diisi kebajikan-kebajikan hidup entah melalui pembelajaran atau didikan orang tua. Sementara itu, Rabindranath Tagore menyebut anak-anak sebagai kaum yang mencintai debu. Memang, anak-anak adalah makhluk paling bahagia. Kesukacitaan mereka sungguh total, tak dihalangi dan dibatasi oleh pikiran-pikiran. Makhluk yang tak peduli kotor, tak peduli bau, tak peduli basah karena hujan, tak peduli panas, tak peduli asap dan debu. Meskipun pendapat ini bisa dengan mudah dikritik apabila menengok anak-anak yang sedari kecil telah dihantui nasib buruk.
Jika dalam kehidupan sehari-hari penguasaan orangtua terlalu berlebihan terhadap anak, sebaiknya selami lagi pesan penyair Lebanon Khalil Gibran seputar anak-anak dan kehidupannya. Anak-anak, dalam permenungan Gibran adalah titipan yang perlu dijaga dengan cinta tapi tak perlu didoktrin dengan pikiran orang tua, jiwa seorang anak itu bebas dan punya rumah masa depannya sendiri.
Seorang pendidik senior pernah menulis bahwa membimbing dan mendidik anak, seperti membiarkan bunga yang tumbuh di taman. Pemilik taman hanya merawat dan menyiram karena pada akhirnya bunga-bunga itu akan mekar dengan indahnya menghiasi taman. Anak-anak adalah tunas serta bunga kehidupan. Jaga dan rawatlah dia dengan penuh kasih sayang.
Selamat Hari Anak Nasional! (*)
Bagikan
Berita Terkait
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta

Tega! Kepala Sekolah di Maluku Cabuli Siswa SD di Kebun Warga Hingga Hamil

Politikus DPR Desak Pemerintah Segera Blokir Roblox, Jerumuskan Masa Depan Anak ke Tindak Kekerasan

Karakter Film 'Jumbo' Hadirkan Warna Baru di Playlist Anak Spotify

4 Anak Diduga Alami Kekerasan di Boyolali, Dikurung dan Dirantai

Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron

Anak Diterlantarkan di Jakarta Dalam Kondisi Memprihatinkan, Pemerintah Desak Polisi Segera Tangkap Orang Tua Korban

Pemprov DKI Desak Korban Kekerasan Perempuan dan Anak Berani Bersuara, Jangan Takut Melapor

Penembakan di Sekolah Austria, 10 Orang Tewas dan Mengejutkan Warga

Polisi Tangkap Satpam Diduga Bakar Seorang Anak di Tangerang
