Selamat dari Tragedi Penembakan, Donald Trump: Saya Seharusnya Sudah Mati
Trump sebut ia seharusnya sudah mati. (Foto: Partai Republik AS)
MerahPutih.com - Donald Trump memberikan wawancara pertamanya setelah menjadi sasaran percobaan pembunuhan di rapat umum di Pennsylvania, pada Sabtu (14/7) waktu setempat.
Melalui wawancaranya bersama The New York Post dan The Washington Examiner pada Minggu (15/7), saat di pesawat pribadinya menuju Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Trump berkata: "Saya tidak seharusnya berada di sini, saya seharusnya sudah mati."
Calon presiden AS itu segera dilarikan dari panggung di rapat umum di Butler, Pennsylvania. Akibat insiden tersebut, telinganya terkena peluru, menurut Dinas Rahasia AS, Sabtu (14/7).
Satu orang di kerumunan tewas dan dua lainnya luka parah akibat tembakan tersebut. Kemudian, pelaku penembakan dibunuh oleh personel Dinas Rahasia, menurut laporan pihak berwenang.
Baca juga:
Pada wawancara tersebut, Trump, yang menurut Post mengenakan perban di telinganya, menyebut penembakan itu sebagai pengalaman yang sangat surealis.
“Dokter di rumah sakit mengatakan ia belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya, dia menyebutnya sebuah keajaiban,” katanya.
Trump memuji Secret Service dan mengatakan, mereka menembaknya dengan satu tembakan tepat di antara kedua matanya. Pelaku penembakan pun akhirnya berhasil teridentifikasi, yaitu Thomas Matthew Crooks, seorang pria berusia 20 tahun dari Bethel Park, Pennsylvania.
Foto-foto Trump yang terluka akibat insiden itu pun masih beredar luas hingga saat ini.
Baca juga:
Trump Kembali Muncul di Publik Setelah Penembakan, Sapa Pendukung Sambil Tersenyum
"Banyak orang mengatakan itu adalah foto paling ikonik yang pernah mereka lihat," kata Trump kepada Post.
"Mereka benar, dan saya tidak meninggal. Biasanya Anda harus meninggal untuk mendapatkan foto yang ikonik."
Meski berada di tengah persaingan panas, Presiden AS, Joe Biden, menyerukan persatuan di pemilihan presiden tahun ini. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya, Minggu(15/7) waktu setempat.
"Kita tidak bisa, kita tidak boleh menempuh jalan ini di Amerika. Retorika politik di negara ini telah menjadi sangat panas," kata Biden. "Sudah waktunya untuk mendinginkannya." (waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Rush Hour 4 Resmi Digarap: Jackie Chan dan Chris Tucker Comeback
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Donald Trump Unggah Video AI Cristiano Ronaldo, Main Bola Bareng di Gedung Putih!
Heboh Cristiano Ronaldo Makan Malam Bareng Donald Trump, Ternyata Temani Mohammed bin Salman
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Sidang Pembunuh Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimulai, Motifnya Dendam kepada Gereja Unifikasi