Sektor Perikanan Bantalan Resesi Ekonomi Indonesia

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 11 Agustus 2020
Sektor Perikanan Bantalan Resesi Ekonomi Indonesia

Pekerja memilah ikan untuk dipasarkan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta. Antara - Muhammad Adimaja

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Sektor perikanan diyakini menjadi bantalan terhadap potensi resesi ekonomi yang diperkirakan melanda Indonesia. Dari 17 lapangan usaha yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 16,24% pada triwulan II-2020 dibanding triwulan I-2020. Meski demikian, sektor perikanan mengalami kontraksi minus 0,63% dibanding periode sama tahun 2019 lalu yang tumbuh 6,24%.

“Kami mendorong agar potensi perikanan terus ditingkatkan. Salah satunya dengan menjadikan penggunaan produk perikanan sebagai menu utama setiap rumah tangga dan perhotelan,” kata Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Sri Yanti JS, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (11/8)

Baca Juga

Hari ini, Jokowi Saksikan Penyuntikan Uji Klinis Vaksin COVID-19

Menurut Sri Yanti, kontraksi perekonomian Indonesia membuat seluruh stakeholders terkait untuk bersama bersinergi mengatasinya melalui kerja-kerja produktif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan konsumsi produk perikanan nasional, baik ikan, udang, kerang, dan jenis lainnya, yang berimplikasi pada peningkatan produktivitas nelayan dan pembudidaya ikan.

“Artinya, peningkatan produk perikanan sangat berdampak pada peningkatan perekonomian dan daya beli para nelayan dan pembudidaya ikan. Sehingga bisa menjadi bantalan penting bagi potensi terjadinya resesi ekonomi. Apalagi dengan jumlah nelayan Indonesia yang saat ini mencapai 2,01 juta orang, dimana 80% di antaranya merupakan nelayan skala kecil, serta 4,30 juta orang pembudidaya ikan,” papar Sri Yanti.

Proyek Prioritas Strategis atau Major Project yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 mencatat, ada kebutuhan alokasi pendanaan dalam 5 (lima) tahun senilai Rp 25 triliun pada sektor perikanan, yang pengelolaannya diserahkan pada 10 Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda).

Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Sri Yanti JS saat menyampaikan pandangannya terkait sektor perikanan yang dapat menjadi bantalan menghadapi resesi ekonomi nasional, di Jakarta, Senin (10/08/2020).
Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Sri Yanti JS saat menyampaikan pandangannya terkait sektor perikanan yang dapat menjadi bantalan menghadapi resesi ekonomi nasional, di Jakarta, Senin (10/08/2020).

Major Project berupa revitalisasi tambak di kawasan sentra produksi udang untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya (ikan) menjadi 10,32 juta ton pada tahun 2024 atau tumbuh 8,5% per tahun dan meningkatkan pertumbuhan ekspor udang 8% per tahun.

“Salah satu didalamnya adalah udang yang merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan dalam RPJMN 2020-2024,” terang dia.

Major Project ini melibatkan KKP, KemenPUPR, Kemendag, KemenATR/BPN, KemenESDM, Kemenristek/BRIN, KLHK, LIPI, BPPT, Pemda, dan Badan Usaha (BUMN/Swasta). Lokasinya fokuskan di Pantai Utara Jawa, Lampung, Sulawesi Selatan, dan NTB dengan kebutuhan pendanaan sebesar Rp25 triliun, yang terdiri dari APBN sebesar Rp3,3triliun dan KPBU/Swasta sebesar Rp21,7triliun.

Rincian kegiatan Major Project Revitalisasi Tambak ini adalah:

1. Rehabilitasi saluran tambak (KemenPUPR, KKP, Pemda)

2. Peningkatan inovasi, adopsi dan teknologi untuk peningkatan produksi dan produktivitas (KKP, Kemenristek/BRIN, LIPI, BPPT, Swasta)

3. Pengembangan Infrastruktur pendukung: jalan, listrik, air, pasar, IPAL, dan coldstorage (KKP, KemenESDM, Kemendag, KemenPUPR, BUMN PLN)

4. Pengembangan Industri Perbenihan dan Induk Udang Nasional dan Kesehatan Ikan (KKP, Swasta)

5. Pengelolaan dan Pendayagunaan Tata Ruang Pesisir dan harmonisasi Perizinan (KKP, KemenATR/BPN, KemenPUPR, KLHK, KemenESDM, Pemda).

Ia mengungkapkan, pengembangan dan peningkatan produktivitas budidaya udang melalui revitalisasi tambak udang perlu segera dilakukan, mengingat pentingnya peranan komoditas udang dalam pertumbuhan ekonomi, baik sebagai komoditas ekspor perikanan yang dominan, maupun sebagai sumber pendapatan masyarakat perikanan (pembudidaya ikan).

“Hal tersebut utamanya perlu dilakukan melalui: (1) penguatan aspek hulu pertambakan nasional; (2) pengembangan aspek hilir; dan (3) peningkatan dukungan eksternal,” jelas dia.

Ia mengungkapkan, penguatan aspek hulu pertambakan nasional, dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, Updating Peta Tambak Udang di setiap Kabupaten/Kota di lokasi Prioritas, mencakup luasan, jenis tambak, status lahan, sifat lahan (cluster/scatered), jumlah petambak yang terlibat. Kedua, Pengembangan balai benih/hatchery udang dekat dengan lokus pertambakan. Ketiga, Sertifikasi benih dan induk untuk menjamin kualitas dan produktivitas tambak.

Keempat, Pengembangan klaster produksi dan keterkaitan hulu hilir yang efisien. Kelima, Pengembangan industri pakan berbahan baku lokal. Keenam, Penerapan sustainable aquaculture

Sementara itu, Pengembangan Aspek Hilir, dilakukan melalui; Peningkatan lobi diplomatik perdagangan di pasar konvensional: Amerika Serikat, Jepang dan UE untuk keringanan tax atau penurunan/penghapusan hambatan tarif/non-tarif; Perluasan jaringan pasar baru (diversifikasi pasar) ke negara-negara potensial; Pengembangan sistem logistik yang efektif untuk distribusi hasil panen di dalam negeri dan pasar eksport, termasuk trasportasi benih dan sarana produksi; Pengembangan industri pengolahan udang yang berdaya saing di Kawasan Industri tertentu; dan Penguatan konsumsi udang domestik.

Sedangkan Peningkatan Dukungan Eksternal, dilakukan melalui 8 langkah. Pertama, Simplifikasi perizinan dan pengurusan perizinan secara efisien berbasis elektronik. Kedua, Sinkronisasi tata ruang darat dan laut/pesisir. Ketiga, Pembangunan saluran irigasi secara penuh ke areal pertambakan. Keempat, Pembangunan jalan produksi di lokasi yang remote.

Kelima, Pengadaan akses listrik. Keenam, Pengembangan kapasitas kelembagaan/koperasi pembudidaya udang. Ketujuh, inovasi teknologi budidaya udang. Kedelapan, Kerjasama dengan industri swasta untuk revitalisasi tambak dengan dukungan sumber pembiayaan non APBN.

Baca Juga

Wartawan Ini Bisnis Obat Herbal Demi Menyehatkan Warga di Tengah Pandemi COVID-19

Sri Yanti menambahkan, upaya memanfaatkan sumberdaya ikan secara optimal, berkelanjutan,dan lestari merupakan tuntutan yang sangat mendesak bagi sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa negara.

“Nelayan dan pembudidaya ikan itu profesi pekerjaan informal, sehingga kondisi saat ini semakin menyulitkan nelayan dan pembudidaya ikan. Karena itu, keberpihakan kepada nelayan dan pembudidaya ikan melalui strategi perikanan berkelanjutan perlu segera diwujudkan,” tandas Sri Yanti. (*)

#Resesi Ekonomi #Perikanan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Soal Usulan Tambahan Anggaran, DPR Haruskan KKP Prioritaskan Kesejahteraan Nelayan
Mendorong agar KKP mampu melakukan peningkatan produktivitas dengan penggunaan teknologi budi daya ramah lingkungan.
Dwi Astarini - Selasa, 08 Juli 2025
Soal Usulan Tambahan Anggaran, DPR Haruskan KKP Prioritaskan Kesejahteraan Nelayan
Indonesia
Indonesia Sumbang 15 Persen Pasokan Tuna Dunia, Ini Alasannya
Data dari Badan Pangan Dunia (FAO) pada 2022 menunjukkan bahwa volume tangkapan tuna Indonesia mencapai 752.118 ton
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 30 April 2025
Indonesia Sumbang 15 Persen Pasokan Tuna Dunia, Ini Alasannya
Indonesia
Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
Investor butuh kepastian kebijakan, sementara masyarakat butuh kepastian ekonomi
Angga Yudha Pratama - Kamis, 20 Maret 2025
Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
Indonesia
Resesi bak Mimpi Buruk, Ini Dampaknya bagi Negara
Resesi merupakan mimpi buruk bagi negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang.
Frengky Aruan - Sabtu, 04 Januari 2025
Resesi bak Mimpi Buruk, Ini Dampaknya bagi Negara
Indonesia
Protein Ikan Didorong Masuk Menu Makan Bergizi Gratis
KKP kini terus fokus mengembangkan produksi perikanan tematik di daerah.
Wisnu Cipto - Jumat, 29 November 2024
Protein Ikan Didorong Masuk Menu Makan Bergizi Gratis
Indonesia
Ketika Terjadi Resesi, inilah Langkah Ekonomi yang Harus Kamu Lakukan
Resesi memicu tingkat pengangguran tinggi, penurunan pendapatan, dan ketidakpastian keuangan.
Dwi Astarini - Rabu, 06 November 2024
Ketika Terjadi Resesi, inilah Langkah Ekonomi yang Harus Kamu Lakukan
Indonesia
Indikator Resesi Ekonomi AS Makin Kuat, Begini Pengaruh ke Indonesia
apabila permintaan domestik AS melemah, tentu memberikan efek terhadap kinerja ekspor Tanah Air
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 06 Agustus 2024
Indikator Resesi Ekonomi AS Makin Kuat, Begini Pengaruh ke Indonesia
Berita Foto
Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Muara Angke di Pesisir Jakarta
Nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan laut di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (3/6/2024).
Didik Setiawan - Senin, 03 Juni 2024
Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Muara Angke di Pesisir Jakarta
Indonesia
Ekonomi Dunia Tertekan, Target Neraca Perdagangan Turun
Sektor jasa seperti ketenagakerjaan, konstruksi, dan gim online memiliki potensi yang besar pada 2024 dan 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Februari 2024
Ekonomi Dunia Tertekan, Target Neraca Perdagangan Turun
Indonesia
Ekonomi Tiongkok Melemah, Indonesia Bisa Dapat Limpahan Investasi
Kondisi yang terjadi di Singapura, di mana mereka mendapatkan limpahan positif dari pelemahan Hong Kong dan China pada tahun lalu. Dampak positif itu, juga terlihat di Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Februari 2024
 Ekonomi Tiongkok Melemah, Indonesia Bisa Dapat Limpahan Investasi
Bagikan