Sekolah Rakyat Diharap Jadi Solusi Utama Pemerintah untuk Memutus Rantai Kemiskinan dan Mengurangi Angka Putus Sekolah
Aktivitas MPLS Siswa-siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas 10 (MP/Didik)
Merahputih.com - Pemerintah meluncurkan program Sekolah Rakyat sebagai upaya memberikan akses pendidikan gratis kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, dengan tujuan utama menekan angka putus sekolah.
Program ini dirancang untuk mencetak lulusan berkarakter unggul, memiliki keterampilan hidup, pola pikir positif, dan nilai-nilai luhur yang diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan dalam keluarga.
Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menjelaskan bahwa program ini diharapkan menjadi solusi yang lebih efektif dibandingkan bantuan tunai.
Baca juga:
Mensos Tidak Bakal Tolerir 3 Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Pastikan Sanksi Tegas
“Program seperti bantuan tunai yang sebelumnya dilakukan pemerintah memang tidak berdampak signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan. Dengan demikian, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi jawaban untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia,” ujarnya.
Visi dari program Sekolah Rakyat adalah membentuk agen-agen perubahan dari keluarga miskin melalui pendidikan berkualitas untuk memutus transmisi kemiskinan.
Misinya mencakup pemberian pendidikan yang mumpuni untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, menanamkan jiwa pantang menyerah dan gigih, menumbuhkan jiwa kepemimpinan serta rasa cinta tanah air, dan memperkuat rasa percaya diri serta budi pekerti.
Baca juga:
Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan
Program Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Fokus dari Sekolah Rakyat ini dari SD hingga SMA yang mengutamakan keluarga dari kategori miskin, sehingga akan berdampak banyak terhadap peningkatan kualitas SDM," jelas dia.
Kurikulum Sekolah Rakyat terdiri dari tiga program utama, yaitu program persiapan, program akademik, dan program asrama. Program akademiknya mengikuti standar nasional, termasuk kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sementara itu, program persiapan berfokus pada kesiapan fisik, mental, dan akademik peserta didik.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Sesalkan OTT Jaksa, Komisi III DPR Minta Akar Masalah Penegakan Hukum Diusut
DPR Desak Pengumuman UMP 2026 Transparan Agar Tak Ada Dusta
Negara Diminta 'Jemput Bola' Urus Sertifikat Korban Bencana Sumatera, Jangan Tunggu Rakyat Mengemis
DPR Warning Kementerian HAM: Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Jangan Cuma Jadi Pajangan, Implementasi Harus Se-Progresif Dialognya
Sindir Kinerja Kemenkes, Komisi IX DPR Sebut Pemulihan RS Pasca Banjir Sumatra Terlalu Santai
Ombudsman Minta Konsep Asrama Sekolah Rakyat SD Dievaluasi, Banyak Siswa tak Betah
Desak Negara Hadir Selamatkan Pendidikan 700 Ribu Anak Papua
DPR Minta Imigrasi Plototin WNA Jelang Nataru Biar Enggak Kecolongan Pelanggaran Administrasi Hingga Narkoba
Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bentukan Prabowo Diharap Jadi Juru Selamat Korban Banjir Sumatra
Keadaan Korban Bencana Sumatra Makin Mengkhawatirkan, Komisi V DPR: Pemerintah tak Perlu Malu dan Alergi Terima Bantuan Asing