Sekjen PBB: Perang Melawan Alam Harus Berhenti

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 02 Desember 2019
Sekjen PBB: Perang Melawan Alam Harus Berhenti

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara dalam konferensi pers malam sebelum KTT Iklim PBB (COP25) di Madrid, Spanyol, Minggu (1/12/2019). (REUTERS/SERGIO PEREZ)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Dunia harus menghentikan "perang melawan alam" dan menemukan itikad politik lebih besar guna memerangi perubahan iklim. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Ahad (1/12) malam, pada pertemuan puncak iklim global.

Di seluruh dunia, cuaca ekstrem menambah tekanan atas pertemuan puncak dua-pekan itu agar memperkokoh pelaksanaan Kesepakatan Paris 2015.

Baca Juga:

Milenial, Yuk Jadi Pelopor Aksi Darurat Iklim

"Perang kita melawan alam harus berhenti, dan kita mengetahui itu mungkin dilakukan," kata Guterres sebelum pertemuan puncak 2-13 Desember, sebagaimana dikutip Reuters dari Antara.

Angin kencang dan ombak besar akibat Topan Hagupit menghantam dinding laut di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Luzon selatan, Filipina, Minggu (7/12). (REUTERS/Stringer)
Angin kencang dan ombak besar akibat Topan Hagupit menghantam dinding laut di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Luzon selatan, Filipina, Minggu (7/12). (REUTERS/Stringer)

"Kita cuma harus berhenti menggali dan membor dan memanfaatkan kesempatan luas yang ditawarkan oleh energi terbarukan dan penyelesaian yang berlandaskan alam."

Pengurangan buangan gas rumah kaca --yang kebanyakan dari pembakaran bahan bakar fosil --yang telah disepakati sejauh ini berdasarkan Kesepakatan Paris tidak cukup untuk membatasi kenaikan temperatur buat sasaran antara 1,5 dan dua Derajat Celsius (2,7-3,6 Derajat Fahrenheit) di atas tingkat pra-industri.

Guterres mengatakan, banyak negara bahkan tidak memenuhi komitmen itu dan iktikad politik kurang.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mulai menarik Amerika Serikat dari Kesepakatan Paris, sedangkan penggurunan hutan di lembah Amazon--cadangan penting karbon-- bertambah cepat dan Tiongkok kembali condong ke arah pembangunan lebih banyak pembangkit listrik yang bertenaga batu-bara.

Tujuh-puluh negara telah berkomitmen pada sasaran "netralitas karbon" atau "netralitas iklim" sampai 2050.

Itu berarti mereka akan menyeimbangkan buangan gas rumah kaca, misalnya melalui teknologi penangkap karbon atau dengan penanaman pohon.

Tapi Guterres mengatakan janji itu tidak cukup. "Kita juga melihat dengan jelas bahwa pembuang terbesar di dunia tidak menarik diri," katanya, "dan tanpa mereka, sasaran kita tak bisa dicapai."

Baca Juga:

Polusi Udara Jakarta Pengaruhi Perubahan Iklim

Pertemuan puncak iklim PBB tahun lalu di Polandia menghasilkan kerangka kerja karena melaporkan dan pemantauan janji buangan gas serta peningkatan rencana buat pengurangan lebih jauh. Tapi masalahnya tetap ada, tidak kurang dari satu pasal mengenai bagaimana menetapkan harga pada buangan, dan juga mengizinkan itu diperdagangkan.

Sekjen PBB Antonio Guterres. (Twitter @antonioguterres)
Sekjen PBB Antonio Guterres. (Twitter @antonioguterres)

"Saya bahkan tak ingin mempertimbangkan kemungkinan bahwa kita tidak setuju mengenai pasal 6," kata Guterres. "Kita berada di sini untuk menyetujui panduan untuk melaksanakan pasal 6, untuk tidak menemukan alasan untuk tidak melakukan itu."

"Gubernur Bank of Engladn Mark Carney telah menerima baik undangan untuk menjadi utusan khusus PBB mengenai aksi iklim dan keuangan iklim dari 1 Januari," kata Guterres. (*)

Baca Juga:

BMKG Simulasi Iklim, Tahun Depan Indonesia Lebih Panas dari Sekarang

#Antonio Guterres #Perubahan Iklim
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Temuan ini berasal dari laporan bertajuk Sunken Landscapes yang dirilis Italian Geographic Society dan dipresentasikan dalam konferensi di Roma.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Indonesia
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Undang-Undang tersebut bakal mengintegrasikan berbagai kebijakan di kementerian dan lembaga yang saat ini masih berjalan secara sektoral.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Indonesia
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Jokowi kini ditunjuk menjadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Ia akan bertugas untuk mengatasi masalah ekonomi global hingga krisis iklim.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Indonesia
Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Nyatakan Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina
Presiden RI, Prabowo Subianto bertemu dengan Sekjen PBB, Antonio Guterres. Keduanya bertemu saat mengikuti Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Nyatakan Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina
Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Secara geografis, Pakistan sangat rentan terhadap perubahan iklim karena menghadapi ancaman panas ekstrem sekaligus curah hujan tinggi.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Bagikan