Headline

Sekitar 42 Persen Bayi di NTT Terancam Difteri

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 17 Desember 2017
Sekitar 42 Persen Bayi di NTT Terancam Difteri

Ilustrasi vaksinasi difteri kepada balita (ANTARA FOTO/Asep/Fathulrahman)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kesehatan dan keselamatan anak-anak di Nusa Tenggara Timur terancam. Praktisi kesehatan anak Indonesia Ermi Ndoen, Ph.D, SKM, M.Kes mengatakan bakteri dengan nama "Corynebacterium diphteriae" sebagai penyebab Defteri mengancam sekitar 42 persen lebih dari total 97.654 bayi di Nusa Tenggara Timur (NTT) karena tidak lengkap menerima imunisasi.

Data Dinas Kesehatan Provinsi NTT menunjukkan cakupan imunisasi di daerah berbasis kepulaan itu, secara nasional tidak terlalu mengembirakan sebab bayi dengan imunisasi lengkap di NTT tahun 2016 baru mencapai angka 68 persen," kata Ermi, yang mewakili bidang kesehatan Unicef (Badan PBB Uruan Kesehatan Anak) NTT di Kupang, Sabtu (16/12).

Artinya kata dia dari total 97.654 bayi masih ada 42,043 bayi yang tidak lengkap imunisasinya.

"Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib III (dosis ketiga) baru mendekati angka 70 persen dari target 90 persen," katanya.

Bahkan Kabupaten dengan angka imunisasi DPT-HB-Hib III tertinggi adalah Kota Kupang (108 persen), namun sebagian besar kabupaten angkanya di bawah rata-rata provinsi Alor (27 persen).

Nagekeo (42 persen), Rote Ndao (47 persen), Lembata (55 persen), Sabu (58 persen); Sumba BArat Daya (58 persen) Ende (61 persen).

Kabupaten upang (61 persen), TTS (62 persen) Sumba Barat dan Timur (64 persen), Ngada dan Sumba Tengah (66 persen), Sikka (79 persen).

Sementara Manggarai Raya, Belu dan Timor Tengah UTara (TTU) antara (80-90 persen).

Keberhasilan program imunisasi bukan hanya faktor ketersediaan fasilitas, logistik dan ketenagaan. Di atas semua itu adalah keterlibatan dan partisipasi masyarakat untuk membawa anaknya untuk di imunisasi.

"Jika di daerah lain rendahnya cakupan imunisasi Karena adanya gerakan anti vaksin dan isu yang berhubungan dengan agama tertentu, di NTT, masalah akses dan partisipasi masyarakat masih menjadi kendala utama," kata Ermi Ndoen sebagaimana dilansir Antara.

Dari beberapa hasil analis kondisi imunisasi di NTT (Riskesda, 2013) faktor yang berhubungan dengan rendahnya cakupan imunisasi di NTT, misalnya letak posyandu yang jangkauannya kurang dari 30 menit jalan kaki ke rumah penduduk sudah 93 persen namun Masyarakat yang mengetahui letak posyandu hanya 42 persen.

Jumlah bidan desa sudah mencakup 75.3 persen desa di NTT namun bidan desa yang tinggal di desa hanya 61 persen.

Angka drop out yang menyebabkan anak tidak memiliki imunisasi yang lengkap juga tinggi. Misalnya saja di kabupaten Alor yang mencapai 63 persen atau 2.630 dari 5.725 anak DO imunisasi.

Kabupaten lain yang DO tinggi yaitu Nagekeo dan Malaka (25%); Rote (20%); SBD (15%), Sumba Barat, TTS dan Sabu (10 -15%) serta kab Kupang (8.75%).

"Adanya kasus difteri di Indonesia ini membangun kesadaran kolektif kita akan pentingnya imunisasi bagi masa depan anak-anak kita," katanya.

"Kita harus ingat membawa anak untuk diimunisasi adalah bentuk tanggung jawab dan kasih sayang orangtua terhadap anaknya dan juga melindungi orang lain dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi termasuk difteri," demikian Ermi Ndoen.(*)

#Difteri #Imunisasi #Vaksinasi #Nusa Tenggara Timur (NTT)
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Lifestyle
PDPI Beberkan Dosa-Dosa Gaya Hidup Pemicu ISPA dan Cara Menghindarinya Tanpa Ribet
Secara umum, kalau makanan cukup bergizi maka sudah baik
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
PDPI Beberkan Dosa-Dosa Gaya Hidup Pemicu ISPA dan Cara Menghindarinya Tanpa Ribet
Indonesia
Kunjungan ke Taman Nasional Komodo Akan Dibatasi 1.000 Orang Per Hari, Sosialisasi dan Simulasi Dilakukan Oktober-Desember 2025
Uji coba kunjungan 1.000 orang per hari akan dilakukan mulai Januari 2026.
Frengky Aruan - Selasa, 07 Oktober 2025
Kunjungan ke Taman Nasional Komodo Akan Dibatasi 1.000 Orang Per Hari, Sosialisasi dan Simulasi Dilakukan Oktober-Desember 2025
Indonesia
Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki seperti dilaporkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Frengky Aruan - Selasa, 23 September 2025
Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter
Indonesia
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Sebanyak 14.645 ekor hewan yang divaksin itu terdiri atas anjing 2.363 ekor, kucing 12.126 ekor, kera 104 ekor dan musang 52 ekor.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Indonesia
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
Hal ini tidak lepas dari prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di mana NTT masih akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
Indonesia
215 Siswa di NTT Keracunan, DPR Desak Aparat Usut Kelalaian Penyedia Makan Bergizi Gratis
Kejadian tersebut sangat memprihatinkan dan mencederai misi besar pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
215 Siswa di NTT Keracunan, DPR Desak Aparat Usut Kelalaian Penyedia Makan Bergizi Gratis
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
TurnBackHoax menelusuri klaim pemberian bantuan sosial di laman resmi kemensos.go.id dan kemkes.go.id melalui mesin pencarian Google.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
Bagikan