Sejumlah Perempuan Indonesia dan Malaysia Terduga ISIS Ditangkap di Suriah


ISIS. Foto: Reuters
MerahPutih.com - Sejumlah perempuan berasa dari Indonesia dan Malaysia ditangkap petugas keamanan Kurdi di Suriah. Mereka diduga terlibat ISIS.
Menurut keterangan sebuah LSM Hak Asasi Manusia menyebut ada 15 perempuan Indonesia dan satu warga Malaysia. Bahkan, banyak dari mereka yang ditahab bersama anak-anaknya.
Direktur Program Kontra Terorisme Human Rights Watch, Nadim Houry, melakukan kunjungan ke beberapa kamp penahanan di daerah yang dikuasai Kurdi pada bulan bulan.
"Saya tahu ada orang Indonesia, setidaknya ada 15 keluarga," kata Houryseperti dikutip Free Malaysia Today, Senin (26/2).
"Saya tidak melihat ada orang Malaysia, tapi saya diberitahu ada satu keluarga. Kebanyakan keluarga memiliki anak," sambungnya.
Ini bukan pertama kali Houry mengunjungi kamp dan menemukan keluarga asal Indonesia saat kembali berkunjung ke daerah tersebut.
"Saya bertemu dengan beberapa keluarga Indonesia dalam perjalanan sebelumnya pada bulan Juli 2017. Tapi, saya diberitahu bahwa Indonesia sudah membawa pulang perempuan tersebut ke negaranya," ujarnya.
Houry mengungkapkan jika tidak ada perempuan dari negara-negara Asia Tenggara lainnya di kamp. Ia juga mengatakan bahwa ada 800 perempuan dan anak-anak masih berada di kamp. Mereka diberi kebebasan untuk beraktifitas namun dilarang untuk meninggalkan kamp tersebut.
"Mereka berasal dari sekitar 40 negara di antaranya Kanada, Prancis, Inggris, Tunisia, Yaman, Turki dan Australia," katanya.
Beberapa perempuan yang dia wawancarai mengatakan bahwa mereka "dipukuli dan dipermalukan" selama interogasi dan dipaksa tinggal dalam kondisi tidak higienis dengan bayi mereka.
"Mereka ada dalam situasi yang sangat sulit. Bagi anak-anak, terutama, situasinya sangat tidak baik," kata Houry.
Sampai saat ini Kementerian Luar Negeri Indonesia belum memberikan keterangan terkait laporan ini. Pakar terorisme tersebut mengatakan bahwa perempuan tersebut ingin kembali ke rumah dan bersedia menghadapi tuntutan pidana di negara asal mereka.
"Beberapa perempuan ingin setidaknya mengirim anak-anak mereka pulang. Anak-anak ini tidak melakukan kejahatan. Mereka adalah korban perang dan teradikalisasi oleh orang tua mereka," lanjut dia
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Suriah, Dorong Gencatan Senjata dan Dialog Damai

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88, Diduga Sebarkan Propaganda ISIS dan Ajakan Teror

Bukti Pengakuan Dunia, Akhirnya Bendera Baru Suriah Berkibar di Markas PBB

Operasi Militer di Basis Loyalis Assad Dinyatakan Selesai, Ribuan Tewas

Israel Luncurkan Serangan Udara ke Suriah Selatan

Uni Eropa Bahas Masa Depan Suriah Akhir Januari ini, Sanksi akan Dicabut

Delegasi Suriah Kunjungi Arab Saudi, Pertama Kali Setelah Bashar al-Assad Digulingkan

Sheriff Las Vegas Tepis Ledakan Tesla Cybertruck Dekat Hotel Trump Terkait ISIS
