Sejumlah Manfaat Rutin Donor Darah


Ilustrasi donor darah. (Foto: I-stock)
MerahPutih.com - Rutin melakukan transfusi darah rupanya baik bagi kesehatan mental. Transfusi atau yang lebih dikenal donor darah ini merupakan aktivitas kemanusiaan yang sangat membantu di dunia medis.
Dilansir dari laman Healthline, donor darah membuat kesehatan emosional dan fisik menjadi lebih baik. Pasalnya dapat mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, bermanfaat bagi kesehatan fisik.
Donor darah juga membantu menghilangkan perasaan negatif, memberikan rasa memiliki dan mengurangi isolasi dan membuat diri lebih baik karena dapat berguna untuk orang lain.
Bagi yang ingin mendonor darah, tidak ada paksaan untuk melakukannya. Aktivitas ini sepenuhnya dimintai konsen dari pendonor darah.
Jika telah mantap untuk mendonorkan darah, nantinya tenaga medis akan mengambil 470 ml darah dari pembuluh darah vena lengan pendonor yang memenuhi syarat.
Baca juga:
Selain kesehatan mental, donor darah juga baik untuk menjaga kondisi kesehatan jantung. Dengan donor darah mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah, dan dampaknya aliran darah lebih lancar, jantung berdetak dengan lebih teratur dan stabil.
Saat aliran darah lancar, ini akan berkontribusi pada kesehatan organ tubuh lainnya. Di mana organ-organ tubuh sehat, berfungsi dengan baik. Pendonor darah berisiko lebih rendah untuk terkena berbagai penyakit, seperti serangan jantung, kanker, dan stroke.
Donor darah juga bermanfaat untuk melawan kolesterol jahat. Hal ini terjadi karena dengan donor darah risiko terbentuknya plak atau sumbatan di pembuluh darah (aterosklerosis) pun berkurang, sehingga aliran darah dan fungsi organ bisa berjalan lancar.
Donor darah juga mendorong pembaruan sel. Hal ini terjadi karena meningkatkan sumsum tulang akan menggantikan sel darah merah yang didonorkan dengan yang baru, disertai hemoglobin yang baru dan sehat.
kemudian donor darah juga dapat membantu seseorang mengetahui kondisi kesehatan tubuhnya. pasalnya dalam prosedur butuh darah maka ada pemeriksaan kesehatan. Mereka harus melewati sejumlah pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit serius, seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan sifilis. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

PMI Kekurangan Stok Darah Selama Ramadan, DPC PDIP Donor Darah Massal
