Sejarah Hari Internasional Mengenang Penghapusan Perbudakan 23 Agustus
Ilustrasi perbudakan. (ANTARA/HO-wikipedia/smeeton trilly)
MerahPutih.com - Tiap tanggal 23 Agustus, dunia merayakan Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya atau International Day for the Remembrance of the Slave Trade and its Abolition.
Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya mulanya ditetapkan oleh UNESCO pertama kali pada 1998. Hari besar itu dirayakan masyarakat internasional setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran khalayak umum tentang sadisnya kejahatan perdagangan budak itu sendiri.
Dilansir dari laman UNESCO, lahirnya hari perayaan penghapusan perbudakan itu sendiri dilatarbelakangi sejarah peristiwa pemberontakan para budak yang terjadi pada 22-23 Agustus 1791 di Saint Domingue, Haiti.
Pemberontakan para budak di Haiti ini memainkan peran penting dalam mengakhiri perdagangan budak transatlantik, yang merupakan salah satu sistem eksploitasi manusia terbesar dan paling tidak manusiawi dalam sejarah.
Baca juga:
Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya juga terus digaungkan UNESCO. Turut dibuat sebuah proyek bernama The Routes of Enslaved Peoples, yang bertujuan terkait perdangan budak dan penghapusannya pada 1994.
Proyek tersebut kemudian dijalankan untuk memberikan kontribusi nyata kepada produksi pengetahuan yang inovatif, pengemban jaringan ilmiah tingkat tinggi, dan dukungan berupa inisiatif ingatan tentang tema perbudakan, penghapusannya, dan perlawanan yang terjadi.
Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya pertama kali diperingati pada 1998 di Haiti, kemudian di Kepulauan Goree pada 1999. Hingga saat ini, terus diperingati pada 23 Agustus setiap tahunnya. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO
Kemenpar Siapkan Dana Rp 56,6 Miliar Pulihkan Status Hijau Geopark Kaldera Toba dari Peringatan UNESCO
Meratus Resmi Diakui UNESCO, Indonesia Menyala Kini Punya 12 Situs Geopark Dunia
Taman Bumi Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Global Geopark UNESCO
Balkan Blues Bosnia Raih Pengakuan UNESCO
Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO
Reog Ponorogo Unjuk Gigi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO