Sejarah Hari Internasional Mengenang Penghapusan Perbudakan 23 Agustus

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Jumat, 23 Agustus 2024
Sejarah Hari Internasional Mengenang Penghapusan Perbudakan 23 Agustus

Ilustrasi perbudakan. (ANTARA/HO-wikipedia/smeeton trilly)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tiap tanggal 23 Agustus, dunia merayakan Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya atau International Day for the Remembrance of the Slave Trade and its Abolition.

Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya mulanya ditetapkan oleh UNESCO pertama kali pada 1998. Hari besar itu dirayakan masyarakat internasional setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran khalayak umum tentang sadisnya kejahatan perdagangan budak itu sendiri.

Dilansir dari laman UNESCO, lahirnya hari perayaan penghapusan perbudakan itu sendiri dilatarbelakangi sejarah peristiwa pemberontakan para budak yang terjadi pada 22-23 Agustus 1791 di Saint Domingue, Haiti.

Pemberontakan para budak di Haiti ini memainkan peran penting dalam mengakhiri perdagangan budak transatlantik, yang merupakan salah satu sistem eksploitasi manusia terbesar dan paling tidak manusiawi dalam sejarah.

Baca juga:

Menilik Lebih Jauh tentang Perbudakan Belanda di Indonesia

Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya juga terus digaungkan UNESCO. Turut dibuat sebuah proyek bernama The Routes of Enslaved Peoples, yang bertujuan terkait perdangan budak dan penghapusannya pada 1994.

Proyek tersebut kemudian dijalankan untuk memberikan kontribusi nyata kepada produksi pengetahuan yang inovatif, pengemban jaringan ilmiah tingkat tinggi, dan dukungan berupa inisiatif ingatan tentang tema perbudakan, penghapusannya, dan perlawanan yang terjadi.

Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya pertama kali diperingati pada 1998 di Haiti, kemudian di Kepulauan Goree pada 1999. Hingga saat ini, terus diperingati pada 23 Agustus setiap tahunnya. (*)

#Perbudakan #Perayaan Hari Besar #UNESCO
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Travel
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Status kartu kuning yang diberikan UNESCO kepada Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba di Sumatera Utara sejak 2023 silam akhirnya resmi berakhir.
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Indonesia
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Masuknya surat-surat Kartini ke dalam daftar UNESCO menunjukkan bahwa dunia mengakui warisan intelektual dan sumbangan pemikiran Indonesia bagi peradaban global
Angga Yudha Pratama - Rabu, 20 Agustus 2025
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Indonesia
Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO
Aksi penolakan rencana pembangunan ratusan vila di wilayah Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Wisnu Cipto - Kamis, 07 Agustus 2025
Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO
Indonesia
Kemenpar Siapkan Dana Rp 56,6 Miliar Pulihkan Status Hijau Geopark Kaldera Toba dari Peringatan UNESCO
Kemenpar akan terus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Kaldera Toba
Angga Yudha Pratama - Jumat, 16 Mei 2025
Kemenpar Siapkan Dana Rp 56,6 Miliar Pulihkan Status Hijau Geopark Kaldera Toba dari Peringatan UNESCO
Indonesia
Meratus Resmi Diakui UNESCO, Indonesia Menyala Kini Punya 12 Situs Geopark Dunia
Keunikan dan keindahan bentang alam Indonesia kian diakui dunia.
Wisnu Cipto - Rabu, 16 April 2025
Meratus Resmi Diakui UNESCO, Indonesia Menyala Kini Punya 12 Situs Geopark Dunia
Indonesia
Taman Bumi Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Global Geopark UNESCO
Dengan pengakuan itu, jumlah taman bumi di Indonesia yang masuk ke daftar UGG kini menjadi 12.
Dwi Astarini - Rabu, 16 April 2025
Taman Bumi Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Global Geopark UNESCO
Dunia
Balkan Blues Bosnia Raih Pengakuan UNESCO
Sevdalinka, yang sering dijuluki 'Balkan Blues', adalah lagu cinta urban yang melankolis dari abad ke-16.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 28 Desember 2024
Balkan Blues Bosnia Raih Pengakuan UNESCO
Video
Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO
Kabar baik tersebut datang setelah penetapan yang dilakukan dalam Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19!
Rezita Kesuma - Jumat, 06 Desember 2024
Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO
Berita Foto
Reog Ponorogo Unjuk Gigi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Aksi kesenian Reog Ponorogo di Terminal 3 Ulimate, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (04/12/2024).
Didik Setiawan - Rabu, 04 Desember 2024
Reog Ponorogo Unjuk Gigi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Tradisi
Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Reog Ponorogo ditetapkan dalam Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Paraguay.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Bagikan