Seberapa Berisiko Menunda Melunasi Utang Padahal Tahun Telah Berganti

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Jumat, 07 Januari 2022
Seberapa Berisiko Menunda Melunasi Utang Padahal Tahun Telah Berganti

Perlu cermat mengelola utang agar keuangan tak terbebani terlalu dalam. (MP/Fikri) )

Ukuran:
14
Audio:

CEK lagi resolusi dua tahun lalu. Lihat apakah melunasi utang masuk di dalam daftar. Jika ada, dan hingga resolusi tahun baru 2022 masih muncul, berarti harus ada pembenahan serius berkait keuangan.

Dari catatan Jakpat Survey Report tentang Apa Resolusimu di Tahun 2022 sebanyak 40 persen milenial berumur antara 30-44 tahun memiliki keinginan melunasi utang.

Baca Juga:

+62 Bicara Yang Tertunda

Keinginan tersebut, seturut survei Jakpat, datang dari milenial berstatus menikah. Bahkan, 50 persen keinganan melunasi utang muncul dari pasangan menikah telah memiliki anak, sedangkan belum punya momongan hanya 22 persen.

Berkaca pada catatan Jakpat, mengapa seolah responden berstatus nikah dan telah memiliki anak jauh lebih besar keuangan keluarganya terbebani utang.

Seberapa Berisiko Menunda Melunasi Utang Padahal Tahun Telah Berganti

"Anak bukan beban bagi keuangan keluarga jika kondisi keuangan keluarga direncanakan dengan matang," kata Rizki Marman Saputra perencana keuangan dan Manajer di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, kepada Merahputih.com.

Jauh sebelum menikah, bahkan akan merencanakan punya anak, lanjut Rizki, sebaiknya pasangan tersebut telah membuat perencaan keuangan secara matang.

Skemanya, lanjut Rizki, semisal semula post-post untuk pengeluaran rutin 40 persen dari gaji digunakan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk leisure, seperti sering menghabiskan uang di kedai kopi atau tempat makan prestisius lainnya sudah harus dialihkan.

"Lebih bijak kalau pengeluaran tadi diubah untuk anggaran membeli susu atau popok atau kebutuhan bayi kelak," kata perencana keuangan pemegang sertifikasi Certified Financial Planner (CFP), Qualified Wealth Planner (QWP), Associate Estate Planning Practitioner (AEPP), dan Certified Personal Finance (CPF).

utang
Rizki Marman Saputra, perencana keuangan dan Manajer di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (Merahputih.com)


Disadari atau tidak, tambahnya, anak acap menjadi korban jika terjadi konflik di antara pasangan rumah tangga, dan tidak berbeda dalam hal finansial.

Memiliki utang menumpuk, kebiasaan berbelanja berlebihan, padahal dilakukan orang tua, menurut Rizki, malah membuat anak kerap menanggung beban situasi keuangan keluarga.

Baca juga:

Menunda Beres Kamar Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan

"Perlu ditanamkan bagi pasangan ingin membangun rumah tangga, konsep menikah bukan hanya menyatukan sepasangan kekasih jadi suami istri, namun juga membuat koneksi finansial sebangun antara keduanya," kata perencana keuangan nan sedang gemar bermain golf tersebut.

Lantas, bagaimana jika kadung punya utang dan berniat melunasi namun kebingungan dari mana harus memulai?

Cara mengelola utang paling bijak, menurutnya, dengan memiliki skala prioritas, lalu buat daftar utang, setelahnya utamakan lunasi utang paling dekat akan jatuh tempo, bunga tertinggi, dan cari skala nominal paling masuk akal dengan pemasukan.

utang
Jangan sampai utang menumpuk berdampak bagi keluarga. (Unsplash-Usman Yousaf)

Tiap orang, seturut lelaki berdarah Minang tersebut, sesungguhnya boleh punya utang namun harus jelas tujuannya.

Ada dua jenis utang, baik dan buruk. Utang baik umumnya digunakan untuk hal produktif orang tersebut di masa depan. Sementara utang buruk biasa dipakai semata untuk hal konsumtif, memenuhi keinginan sekunder, bahkan lebih parah lagi tanpa memperhitungkan dampak jangka panjang.

Baca juga:

Alasan Warga +62 Menunda Belanja Barang Incaran

Namun, menurut Rizki, terkadang tak sedikit orang terjebak menganggap skema utangnya sebagai utang baik padahal sebaliknya. Misalnya mencicil mobil sebagai kendaraan ke kantor. Mungkin sekilas tak keliru, namun jika dikaitkan apakah perlu mobil sebagai kendaraan sebatas ngantor akan terlihat jelas kemudian utang menjadi baik atau buruk bagi keuangnnya.

"Kecuali, mobil tersebut bisa jadi nilai tambah orang tersebut, seperti validasi bagi bisnisnya tentu akan menambah hal produktif bagi dirinya," kata Rizki menegaskan bias utang baik dan buruk.

utang
Segara atur strategi terbaik pelunasan utang. (Unsplash-Dylan Gillis)

Sebaiknya, jika harus berutang gunakan kesempatan tersebut untuk hal produktif, paling tidak membantu meningkatkan pendapatan atau menambah kekayaan bersih.

Misalnya, utang sebagai modal usaha atau berbisnis untuk upaya meningkatkan pendapatan. Tentunya uang modal atau utang tersebut dapat diputar untuk memenuhi segala kebutuhan demi kemajuan dan perkembangan bisnis.

Bentuk utang produktif lainnya mungkin membeli aset berkembang, seperti rumah atau ruko. Nilai rumah dan tanah akan terus meningkat tiap tahun sehingga akan meningkatkan keuangan di masa depan. (*)

Baca juga:

Mengapa Harus Nunda Punya Momongan?

#Januari +62 Bicara Yang Tertunda #Finansial #Kesehatan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan